Model Peran Pemuda Peningkatan peran pemuda dalam pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

Bentuk-bentuk peran pemuda dikelompokkan menjadi empat, yaitu perencanaan, produksi, monitoring dan evaluasi sumberdaya, dan lembaga perikanan. Responden yang menyatakan ya atau mengikuti indikator peran diberi nilai 1, sedangkan yang menyatakan tidak atau tidak mengikuti indikator peran diberi nilai 0. Indikator peran pemuda nelayan dicantumkan pada Lampiran 3. Bentuk-bentuk peran pemuda di atas digolongkan berdasarkan tahapan kegiatan dalam suatu manajemen. Dalam hal ini manajemen yang dimaksud adalah pengelolaan sektor kelautan dan perikanan.

3.3 Model Peran Pemuda

Bentuk peran pemuda Y dikelompokkan menjadi empat, yaitu dalam hal perencanaan, produksi, monitoring dan evaluasi sumberdaya, dan peran dalam lembaga perikanan. Perencanaan diuraikan menjadi empat, yaitu 1 mengikuti rapat di tingkat desadaerah tentang rencana program perikanan, 2 memberikan saran atau gagasan dalam rapat, 3 menyusun program pembangunan perikanan, dan 4 sosialisasi program kepada masyarakat. Bentuk-bentuk peran pemuda tersebut diklasifikasikan berdasarkan fungsi manajemen secara umum Stoner et al. 2001 dan Fayol 1930. Selanjutnya fungsi- fungsi manajemen tersebut diadaptasi sesuai dengan jenis-jenis kegiatan di bidang kelautan dan perikanan di lokasi penelitian. Produksi meliputi: 1 memiliki aset untuk penangkapan ikan, 2 memiliki lahan budidaya, 3 memiliki aset pengolahan ikan, 4 memiliki aset pemasaran ikan, 5 bertindak sebagai manajer usaha, 6 menjadi tenaga kerja, 7 menjual faktor input sarana produksi, dan 8 menyiapkan layanan reparasi peralatan tangkap ikan. Monitoring dan evaluasi sumberdaya ikan terdiri dari: 1 mencatat produksi dan biaya usaha, 2 melaporkan jumlah produksi statistik perikanan, 3 melaporkan kepada yang berwenang jika terjadi pelanggaran, dan 4 melaporkan kepada yang berwenang jika ada hamapenyakit atau gangguan produksi. Peran dalam lembaga perikanan adalah: 1 menjadi anggota organisasi kelompokkoperasi perikanan, 2 menjadi pengurus aktif kelompokkoperasi perikanan, 3 mengikuti program pemerintah atas nama kelompok, menjadi anggota HNSI, dan pengurus HNSI. Peran pemuda dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu kewirausahaan X 1 , kebijakan publik X 2 , sumberdaya X 3 , dan kapital sosial X 4 . Faktor- faktor yang mempengaruhi peran pemuda masing- masing diuraikan secara lebih rinci. Kewirausahaan terdiri dari: 1 usia, 2 pendidikan umum formal, 3 pengalaman berbisnis dalam bidang perikanan, 4 membaca berita bisnis, dan 5 mengikuti berita bisnis dari radioTV. Kebijakan publik meliputi: 1 nilai kreditbantuanmodal bergulir ya ng diterima dari pemerintah, 2 nilai pungutan yang dibayar dalam setahun ijin, pajak, retribusi, 3 intensitas penyuluhan yang diikuti, dan 4 waktu yang diperlukan untuk memperoleh ijin. Sumberdaya diuraikan menjadi: 1 nilai aset usaha, 2 kepemilikan lahan non-perikanan, 3 jumlah tenaga kerja produktif dalam keluarga, 4 keuntungan usaha perikanan, 5 besarnya saldo tabungan saat ini, dan 6 perkiraan kenaikan keuntungan tahun depan dibanding tahun ini. X11 X12 X13 X14 X15 X22 X31 X32 X33 X34 X35 X42 X43 X44 X41 err11 err12 err13 err14 err15 err22 err31 err32 err33 err34 err35 err42 err43 err44 err41 X1 X2 X3 X4 Y y1 y2 y3 y4 y5 y 6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 y17 y18 erry1 erry2 erry3 erry4 erry5 erry6 erry7 erry8 erry9 erry10 erry11 erry12 erry13 erry14 erry15 erry16 erry17 erry18 erry err21 X21 X23 X24 err23 err24 err45 X45 erry19 erry20 y19 y20 erry21 y21 err36 X36 Gambar 2 Model peran pemuda di Kabupaten Sukabumi Kapital sosial meliputi: 1 nilai warisan orang tua, 2 kekayaan keluargaorang tua, 3 lamanya mengikuti organisasi politik, 4 lamanya menjadi anggota organisasi keagamaan, dan 5 jumlah kolegamitra bisnis yang masih aktif berhubungan. Pengaruh faktor-faktor determinan terhadap peran pemuda sebenarnya tidak bisa disebut bersifat individual. Dengan kata lain pengaruh langsung setiap faktor terhadap peran pemuda adalah “semu”. Hal ini disebabkan oleh interaksi antar faktor tersebut. Secara rinci, kerangka pemikiran ini dituangkan pada Gambar 2.

3.4 Metode Analisis