IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan konsentrat karotenoid dari minyak sawit kasar crude palm oil
CPO dengan menggunakan teknik fraksinasi bertahap diupayakan melalui 5 tahap, yaitu 1 Karakterisasi bahan baku, 2 Penentuan waktu pengadukan, 3
Penentuan konsentrasi pelarut heksana, dan 4 Fraksinasi bertahap pada beberapa suhu, dan 5 Perbandingan metode pengambilan fraksi cair.
Karakterisasi bahan baku CPO meliputi analisis kadar air, bilangan asam, bilangan iod, konsentrasi karotenoid, dan kandungan asam lemak. Parameter
utama yang diukur pada tahap penentuan waktu pengadukan, konsentrasi pelarut heksana, dan uji lanjutan adalah recovery karotenoid. Sedangkan parameter yang
diukur pada proses fraksinasi bertahap adalah konsentrasi karotenoid, recovery karotenoid, tingkat pemekatan karotenoid, rendemen konsentrat dan rendemen
fraksi padat yang diperoleh dari proses fraksinasi.
A. KARAKTERISASI BAHAN BAKU CPO
Pada tahap ini dilakukan karakterisasi bahan baku CPO yang diperoleh dari PT Sinar Meadow, Jakarta. CPO dipilih sebagai bahan baku karena
kandungan karotenoid dalam CPO belum mengalami penurunan akibat proses pemurnian minyak yang biasanya dilakukan pada suhu tinggi. Selain itu,
fraksinasi CPO diharapkan akan menghasilkan fraksi-fraksi yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk turunan sawit lainnya.
Karakterisasi CPO dilakukan untuk mengetahui mutu dari bahan baku yang digunakan berdasarkan acuan dari Standar Nasional Indonesia SNI
minyak kelapa sawit, yaitu SNI 01-2901-1992. Karakteristik CPO yang dibandingkan dengan SNI tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik minyak sawit kasar CPO yang diukur berdasarkan beberapa parameter SNI 01-2901-1992.
Karakteristik Satuan Persyaratan SNI
Hasil Uji Sampel Warna
- Kuning jingga-
jingga kemerahan Kuning jingga-
jingga kemerahan Asam lemak bebas
sebagai palmitat, bb maks
5.0 1.96
Kadar air, bb maks 0.45
0.09 Kadar kotoran, bb
maks 0.05 -
Bilangan iod -
48-56 47.14
Kandungan karoten awal ppm
- 505.5
Sonntag 1979 CPO mempunyai warna yang khas, yaitu berwarna kuning jingga hingga
jingga kemerahan. Hal ini dikarenakan kandungan pigmen karotenoid yang tinggi pada minyak sawit. Jumlah karotenoid dalam minyak sawit dapat
mencapai 500-700 ppm, bahkan ada yang mencapai 1000 ppm tergantung pada varietas tanaman sawit Ketaren, 1986. Warna CPO yang kekuning-
kuningan menunjukkan bahwa kandungan karotennya lebih sedikit. Warna CPO yang digunakan dalam penelitian ini adalah jingga kemerahan. Hal ini
menunjukkan banwa kandungan karotennya masih cukup tinggi. Kadar asam lemak bebas menyatakan jumlah asam lemak bebas yang
terkandung dalam minyak, biasanya dihubungkan dengan proses hidrolisis minyak yang berkaitan dengan mutu minyak. Asam lemak bebas ini dapat
terbentuk apabila minyak mengalami hidrolisis dengan katalis enzim lipase Winarno, 1997. Pengukuran kadar asam lemak bebas pada CPO dihitung
sebagai asam palmitat karena merupakan asam lemak yang paling dominan pada CPO. Hasil pengukuran sampel CPO masih memenuhi standar kualitas
minyak sawit kasar menurut SNI. Kadar asam lemak bebas pada sampel sebesar 1.96, sedangkan berdasarkan SNI maksimal 5.
Kadar air juga menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas minyak. Semakin rendah kadar air, maka kualitas minyak tersebut semakin baik. Hal
ini dikarenakan, adanya air dalam minyak dapat memicu reaksi hidrolisis yang menyebabkan penurunan mutu minyak. Kadar air dari sampel, yaitu 0.09
masih lebih rendah dibandingkan dengan yang disyaratkan oleh SNI
maksimum 0.45. Hal ini menunjukkan kualitas sampel CPO yang digunakan masih baik dilihat dari warna, kandungan asam lemak bebas, dan kadar airnya.
Bilangan iod menunjukkan profil ikatan rangkapderajat ketidakjenuhan sampel minyak. Gliserida tidak jenuh minyak akan mengabsorbsi sejumlah iod
sehingga menjadi gliserida jenuh. Gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar, sehingga
mempunyai bilangan iod yang lebih tinggi pula. CPO mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh yang cukup tinggi, terutama dalam bentuk asam oleat.
Bilangan iod yang diperoleh pada sampel adalah 47.14. Nilai ini masih mendekati rentang nilai bilangan iod CPO pada umumnya, yaitu 48-56
Sonntag, 1979. Kandungan karotenoid pada sampel juga cukup tinggi, yaitu 505.5 ppm.
Namun nilai ini semakin berkurang dengan semakin lamanya sampel disimpan. Penurunan kandungan karotenoid pada sampel dipengaruhi oleh
kondisi penyimpanan sampel. Sampel yang disimpan dalam suhu rendah dan terhindar dari cahaya mengalami penurunan karotenoid yang lebih kecil
daripada yang disimpan pada suhu kamar dan terkena cahaya. Hal ini disebabkan karotenoid peka terhadap oksidasi oleh cahaya dan suhu tinggi.
Kandungan karotenoid pada CPO rata-rata 500-700 ppm Sonntag, 1979 dan Ketaren, 1986.
Kadar asam lemak pada CPO yang diukur dengan gas chromatography Lampiran 1. bila dibandingkan dengan literatur dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Kadar asam lemak pada CPO sampel dibandingkan dengan literatur. Jenis Asam Lemak
Satuan Hasil Uji Sampel
Literatur
a
Asam Kaprat C 10:0 0.06
- Asam Miristat C 14:0
0.81 1
Asam Palmitat C 16:0 34.47
43.7 Asam Stearat C 18:0
2.13 4.4
Total Asam Lemak Jenuh 37.47
- Asam Oleat C 18:1, n-9
34.56 39.9
Asam Linoleat C 18:2, n-6 11.86
10.3 Asam Linolenat C 18:3, n-3
0.45 -
Total Asam Lemak Tidak Jenuh 46.87
- Total Asam Lemak
84.34 -
a
Bailey 1994
Kandungan asam lemak pada minyak berbeda-beda komposisinya tergantung pada jenis minyak tersebut. Minyak kelapa sawit didominasi oleh
asam palmitat dan asam oleat. Pada umumnya kandungan asam palmitat pada CPO lebih tinggi dibandingkan asam oleat. Sebagaimana Ketaren 1986
menyebutkan bahwa asam lemak yang paling banyak adalah asam palmitat 40-46 kemudian asam oleat 39-45. Hasil yang diperoleh pada analisis
komposisi asam lemak sampel, jumlah asam palmitat hampir sama dengan jumlah asam oleat, yaitu 34.47 dan 34.56. Jumlah asam lemak pada
sampel hanya 84.34. Ini berarti sampel CPO masih banyak mengandung komponen-komponen selain minyak yang biasa terdapat pada CPO,
seperti komponen minor, gum, dan kotoran. Pada sampel juga ditemukan asam kaprat
dan asam linolenat dalam jumlah sedikit.
B. PROSES FRAKSINASI CPO