Uji Kadar Air, Metode Oven SNI 01-3555-1998 Bilangan Asam SNI 01-0019-1995 Bilangan Iod Metode Hanus Apriyantono et al., 1989

rendah. Pada proses fraksinasi ini, dalam setiap suhu fraksinasi dilakukan pemisahan antara fraksi padat dan fraksi cair. Kemudian fraksi cair disimpan lagi pada suhu yang lebih rendah untuk difraksinasi lagi. Pada tahap ini dilakukan fraksinasi dengan penurunan suhu secara bertahap pula, akan tetapi tidak dilakukan pemisahan fraksi cair pada setiap tingkat suhu. Fraksi cair baru dipisahkan pada suhu akhir saat fraksinasi selesai, untuk selanjutnya dianalisis dan dipekatkan. Dengan cara ini ingin di ketahui apakah konsentrat yang dihasilkan berbeda dari segi konsentrasi dan recovery karotenoidnya. Pada uji lanjutan ini, suhu akhir fraksinasi yang digunakan adalah 5 o C. Hasil yang diperoleh dengan pemisahan fraksi cair hanya di suhu akhir pemisahan langsung selanjutnya dibandingkan dengan hasil fraksinasi yang fraksi cainnya dipisahkan pada setiap suhu pemisahan bertahap, dengan uji statistik ANOVA.

D. METODE PENGAMATAN

Karakterisasi produk dilakukan pada bahan baku CPO yang disesuaikan dengan beberapa syarat mutu yang terdapat pada SNI CPO, yaitu SNI 01- 2901-1992. Analisis yang dilakukan, meliputi kadar air, bilangan asam, dan bilangan iod. Analisis lain yang dilakukan adalah analisis kadar karoten menggunakan metode spektrofotometri dan analisis kandungan asam lemak menggunakan gas chromatography. Sampel yang dianalisis kandungan karotenoidnya adalah sampel awal CPO dan konsentrat yang memberikan hasil yang terbaik. Metode analisis yang dilakukan sebagai berikut.

1. Uji Kadar Air, Metode Oven SNI 01-3555-1998

Cawan aluminium berisi pasir laut kering dioven pada suhu 105°C selama satu jam. Kemudian didinginkan selama setengah jam dalam desikator dan ditimbang. Sampel yang sudah dihomogenkan ditimbang dalam cawan tersebut sejumlah 5 gram. Sampel lalu dioven selama 30 menit. Setelah itu, cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel dioven kembali hingga diperoleh bobot yang konstan. Kadar air bb = 100 1 2 1 x m m m − Keterangan : m 1 = bobot sampel awal gram m 2 = bobot sampel setelah pengeringan gram

2. Bilangan Asam SNI 01-0019-1995

Timbang 2 gram - 5 gram sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml. Kemudian tambahkan 50 ml etanol 95 netral. Erlenmeyer dipanaskan di atas penangas air sampai mendidih. Sampel kemudian dititrasi dalam keadaan panas menggunakan larutan standar NaOH 0.1 N dengan menambahkan 2-3 tetes indikator phenolphtalein sehingga terbentuk warna merah muda tetap tidak berubah selama 15 detik. Penetapan dilakukan duplo dan dilakukan perhitungan sebagai berikut : Bilangan asam sebagai asam palmitat, bb = W VxNx 56 . 2 Keterangan : V = Volume NaOH yang terpakai ml N = Normalitas aktual NaOH N W = Bobot sampel gram

3. Bilangan Iod Metode Hanus Apriyantono et al., 1989

Sebanyak 0.5 gram sampel minyak ditimbang dalam erlenmeyer 250 ml. Ke dalamnya kemudian ditambahkan 10 ml kloroform dan 25 ml pereaksi Hanus. Pereaksi Hanus dibuat dengan mereaksikan 13.2 gram iod dalam satu liter asam asetat dan ditambah 2 ml brom. Setelah itu, sampel disimpan dalam tempat gelap selama satu jam sambil sesekali dikocok. Setelah itu, ditambahkan 10 ml KI 15 dan dihomogenkan. Sampel kemudian dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 hingga warna kuning larutan sampel hampir hilang. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes larutan pati 1 dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru yang terbentuk setelah penambahan pati hilang. Penetapan dilakukan duplo dan dilakukan perhitungan sebagai berikut : Bilangan iod = m 1 -m 2 x N x 12.69 W Keterangan : m 1 = Volume titer blanko ml m 2 = Volume titer sampel ml N = Normalitas aktual Na 2 S 2 O 3 N W = Bobot sampel gram

4. Analisis Kandungan Karotenoid, Metode Spektrofotometri