20 15
10 5
-5 -1
1:2 1:3
1:4 1:5
1:6 0,6
0,7 0,8
0,9 1,0
1,1 1,2
1,3 1,4
1,5
Pemekatan kali
Suhu fraksinasi °C
Rasio CPO:heksana
1:2 1:3
1:4 1:5
1:6
c. Pengaruh Perbandingan Pelarut terhadap Tingkat Pemekatan
Karotenoid pada Setiap Suhu Fraksinasi Gambar 18. menunjukkan pengaruh perlakuan perbandingan
pelarut terhadap tingkat pemekatan karotenoid sampel di masing- masing suhu fraksinasi. Pada suhu fraksinasi yang digunakan dalam
perlakuan, tingkat pemekatan karotenoid sampel menunjukkan kecenderungan menurun dengan bertambahnya jumlah pelarut heksana
yang digunakan.
Tingkat pemekatan karotenoid tertinggi dihasilkan oleh sampel yang difraksinasi hingga suhu -10°C dengan perbandingan CPO :
heksana = 1 : 2, yaitu 1.46 kali. Sedangkan tingkat pemekatan karotenoid terendah dihasilkan oleh sampel yang difraksinasi hingga
suhu 20°C dengan perbandingan CPO : heksana = 1 : 5 sebesar 0.87 kali.
Semakin besar jumlah pelarut yang digunakan, pelarut akan semakin mempengaruhi titik cair dari gliserida yang terlarut di
dalamnya. Gliserida akan mengalami penurunan titik cair karena titik Gambar 18. Pengaruh perbandingan pelarut terhadap pemekatan
karotenoid sampel pada setiap suhu fraksinasi
cair heksana yang sangat rendah. Pada perbandingan pelarut yang besar, gliserida yang mengalami kristalisasi lebih sedikit dibandingkan
dengan sampel dengan jumlah pelarut yang sedikit. Masih banyaknya kandungan gliserida pada fraksi cair menyebabkan pemekatan
karotenoid belum optimal. Oleh karena itu, pemekatan karotenoid semakin menurun dengan meningkatnya jumlah pelarut. Efektivitas
pemekatan karotenoid pada sampel dengan jumlah pelarut yang besar dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan suhu fraksinasi lebih
rendah lagi. Pada perbandingan CPO : heksana yang digunakan dalam
perlakuan, tingkat pemekatan karotenoid sampel menunjukkan kecenderungan meningkat dengan menurunnya suhu fraksinasi.
Pada suhu fraksinasi 20, 15, 10, dan 5°C terjadi penurunan konsentrasi karotenoid sampel sehingga nilai pemekatannya kurang
dari satu tidak ada pemekatan. Banyak faktor yang menyebabkan penurunan konsentrasi karotenoid sehingga tidak ada pemekatan, di
antaranya adalah belum optimalnya proses kristalisasi sehingga masih banyak gliserida yang terdapat pada fraksi cair yang mempengaruhi
konsentrasi karotenoid, pemanasan saat menggunakan rotavapor, dan
lamanya penyimpanan.
Efektivitas pemekatan karotenoid semakin meningkat dengan suhu yang semakin menurun. Hal ini dikarenakan semakin rendah suhu
fraksinasi, semakin banyak gliserida yang mengkristal sehingga kandungan gliserida pada fraksi cair menurun dan karotenoid yang
terlarut meningkat konsentrasinya. Kenaikan pemekatan karotenoid ini sebanding dengan kenaikan konsentrasi karotenoid pada sampel.
Kenaikan pemekatan cukup drastis terjadi pada suhu 0°C.
d. Pengaruh Perbandingan Pelarut terhadap Rendemen Konsentrat