Analisis Primal Analisis Alokasi Distribusi Sarimi di PT SIP Bogor

Misalnya kita ambil contoh biaya angkut per karton Sarimi untuk wilayah Beji adalah sebesar Rp 713, seperti disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Struktur biaya angkut per karton berdasarkan tujuan No. Komponen Lokasi Jumlah 1. a. Biaya Distribusi Rp Beji 432900 2. b. Jumlah Penjualan Karton Beji 607 Biaya Angkut Rp ab 713,18 Dari hasil pengolahan LP terlihat bahwa biaya angkut per karton terbesar adalah pada pengiriman menuju Cimanggis yaitu sebesar Rp. 1204. Maka yang sebaiknya dilakukan adalah melakukan prioritas pendistribusian dimulai dari kecamatan yang memiliki biaya angkut per karton paling rendah kemudian ke kecamatan yang memiliki biaya angkut per karton paling tinggi.

4.5.1. Analisis Primal

Berdasarkan hasil olahan optimal dengan menggunakan software LINDO, diperoleh jumlah distribusi optimal yang dapat meminimalisasi biaya distribusi berdasarkan data penjualan dan permintaan pada semester awal tahun 2006. Biaya distribusi minimum yang dapat dicapai pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 141.005.500,00. Selain itu, pada bagian ini ditampilkan hasil olahan optimal setelah dilakukan penghitungan pada biaya distribusi. Variable adalah variabel keputusan yaitu X 11 , X 12 , X 13 , ..., X 133 jumlah distribusi Sarimi dari sumber 1 PT SIP ke tujuan 1, 2, 3, ..., 33 yaitu kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Bogor dan Depok. Value adalah nilai optimal untuk masing-masing variabel keputusan. Nilai optimal untuk masing-masing variabel keputusan dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 7 dalam satuan karton. Reduced Cost adalah besarnya penurunan koefisien fungsi tujuan agar apabila variabel yang bernilai nol berarti tidak masuk dalam solusi dipaksa untuk positif berarti masuk dalam solusi. Jika value variabel bernilai positif nilai reduced cost pasti akan sama dengan nol, tetapi jika value variabel bernilai nol baru reduced cost akan positif. Nilai reduced cost menunjukkan apabila suatu variabel yang memiliki nilai reduced cost dipaksakan menjadi satu atau setiap penambahan variabel tersebut sebesar 1 satuan maka akan menambah nilai fungsi tujuannya sebesar nilai reduced cost-nya. Tabel 7. Analisis primal terhadap biaya distribusi No. Variabel Kecamatan Value Reduced Cost 1. X 11 Beji 559 2. X 12 Bogor Barat 7757 3. X 13 Bogor Selatan 48556 4. X 14 Bogor Tengah 356787 5. X 15 Bogor Timur 9481 6. X 16 Bogor Utara 379642 7. X 17 Bojong Gede 10232 8. X 18 Caringin 296 9. X 19 Cariu 496 10. X 110 Ciampea 32454 11. X 111 Ciawi 11742 12. X 112 Cibinong 6 13. X 113 Cigudeg 28 14. X 114 Cijeruk 214 15. X 115 Cileungsi 23 16. X 116 Cimanggis 1050 17. X 117 Ciomas 602 18. X 118 Cisarua 184 19. X 119 Citeureup 66786 20. X 120 Dramaga 82 21. X 121 Gunung Putri 131 22. X 122 Jasinga 37205 23. X 123 Jonggol 16 24. X 124 Kemang 32963 25. X 125 Leuwiliang 93649 26. X 126 Mega Mendung 426 27. X 127 Pancoran Mas 17674 28. X 128 Parung 15630 29. X 129 Sawangan 17189 30. X 130 Sukaraja 43125 31. X 131 Sukmajaya 187 32. X 132 Tanah Sareal 505 Hasil analisis pada Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat 16 variabel yang memiliki nilai optimal positif dan 16 variabel yang memiliki nilai optimal nol. Beberapa hasil yang didapat adalah X 11 = 0 distribusi di Beji, X 12 = 7757 distribusi di Bogor Barat, X13= 48556 distribusi di Bogor Selatan. Pengiriman produk sebaiknya tidak dilakukan ke kecamatan-kecamatan yang memiliki nilai optimal nol, karena bila dilaksanakan maka akan meningkatkan biaya distribusi yang harus dikeluarkan perusahaan. Seluruh kecamatan yang nilai optimalnya nol tersebut memiliki nilai reduced cost . Variabel yang memiliki nilai reduced cost terbesar yaitu variabel X 116 sebesar 1050, artinya jika PT SIP tetap memaksakan untuk melakukan pengiriman, maka biaya distribusi akan bertambah sebesar Rp 1050 per karton. Apabila perusahaan terpaksa harus melakukan pengiriman, sebaiknya ditunggu sampai persediaan Sarimi di kecamatan tersebut habis dengan memprioritaskan variabel kecamatan yang memiliki nilai reduced cost terkecil sampai dengan yang terbesar.

4.5.2. Analisis Dual