Optimalisasi TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mi

2.7. Optimalisasi

Optimalisasi adalah serangkaian proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam situasi tertentu. Optimalisasi dapat mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan pada tujuan maksimalisasi atau minimalisasi melalui fungsi tujuan dengan pendekatan normatif Nasendi dan Anwar dalam Aditya, 2002. Nilai atau keuntungan maksimum yang dihasilkan dari proses produksi untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dengan memperhatikan kendala-kendala yang berada di luar jangkauan pelaku kegiatan, merupakan tujuan dilakukannya optimalisasi. Oleh karena itu, dalam upaya melaksanakan tujuan tersebut. Kegiatan produksi berusaha untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas di antara berbagai yang bersaing Buffa dan Sarin dalam Yuni, 2000. Riset operasi berusaha menentukan arah tindakan terbaik optimum dari sebuah masalah pengambilan keputusan di bawah pembatasan sumber daya yang terbatas. Dengan demikian riset operasi merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang membantu proses optimalisasi. 2.8. Penelitian Terdahulu Analisis tentang optimalisasi telah banyak dilakukan, di antaranya pada beberapa kasus khusus seperti masalah transportasi dan distribusi. Sukhawati 2001 dalam penelitiannya yang berjudul Optimalisasi Distribusi Lada Putih dan Hitam Indonesia untuk Pasar Ekspor serta Daya Saingnya di Pasar Internasional, berusaha mempelajari dan menganalisis distribusi optimal lada putih dan hitam Indonesia untuk pasar ekspor dengan biaya transportasi minimum, serta daya saingnya di pasar internasional. Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk mengetahui jumlah optimal distribusi lada dalam model transportasi pada program linier dan daya saing ekspor lada Indonesia melalui elastisitas substitusi ekspor dan regresi sederhana, serta secara kualitatif atau deskripif untuk mengetahui perkembangan luas areal, produksi, konsumsi, volume dan nilai ekspor lada Indonesia. Berdasarkan hasil optimal menunjukkan bahwa pendistribusian ekspor lada putih dan hitam Indonesia dari Bangka dan Lampung ke-19 negara importir utama masih belum efisien dan dapat diperbaiki dengan cara menekan atau meminimumkan biaya transportasi melalui optimalisasi distribusi. Pola distribusi yang optimal diperoleh pada iterasi ke 11 dengan nilai fungsi tujuan sebesar US6.783.190 dan terdapat selisih total biaya transportasi sebesar US 11.168 dari distribusi aktual. Analisis daya saing ekspor lada Indonesia di pasar internasional selama tahun 1986-1999 menunjukkan bahwa: 1 terhadap ekspor lada Brazil bersifat substitusi di wilayah pasar Amerika, Eropa Barat dan Asia- Afrika Pasifik, 2 terhadap ekspor lada India bersifat substitusi di keempat wilayah pasar, 3 terhadap ekspor lada Malaysia bersifat substitusi di wilayah pasar Amerika, Eropa Timur dan Asia-Afrika Pasifik, 4terhadap ekspor negara lain bersifat substitusi di wilayah pasar Eropa Barat, Eropa Timur, dan Asia-Afrika Pasifik. Meskipun pada umumnya hasil analisis ini tidak nyata atau tidak signifikan menurut uji statistik, berdasarkan tanda koefisien elastisitas dapat dinyatakan bahwa perdagangan lada Indonesia memiliki tingkat persaingan yang cukup tinggi di pasar internasional. Penelitian Aditya 2002 menganalisis tingkat optimalisasi distribusi teh botol sosro di PT Sasana Caraka Mekarjaya khususnya unit Cakung Tugu. Penelitian dengan alat analisis LP ini, dapat diketahui bahwa distribusi aktual yang dilakukan PT Sinar Sosro belum optimal dalam menghemat biaya distribusi. Hal ini disebabkan distribusi pada tingkat aktual berbeda dengan distribusi pada tingkat optimal. Pada tingkat optimal terjadi penghematan biaya distribusi sebesar Rp 843.541,00 per tahun dari anggaran perusahaan. Selain itu, hasil pengolahan LP untuk kasus transportasi ini menunjukkan bahwa persentase pengiriman terbesar adalah menuju Kranji. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh murahnya biaya angkut per krat dari gudang ke dister yang terdapat di Kranji. Barani 2002 meneliti optimasi distribusi beras dari daerah Sentra Produksi ke Sub Dolog Tujuan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jalur perencanaan pemasokan beras dan jumlah optimum alokasi pemasokan beras dari daerah-daerah surplus produksi ke Sub Dolog-Sub Dolog tujuan di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang menimbulkan total biaya angkutan adalah minimum. Metode yang digunakan adalah Model Transportasi dan Model Goal Programming. Penelitian ini menggunakan dua model untuk wilayah Jawa Barat maupun wilayah Jawa Tengah. Model pertama adalah minimalisasi biaya distribusi beras dari daerah surplus produksi ke lokasi gudang-gudang Sub Dolog tanpa dibedakan letak geografisnya. Model kedua adalah minimalisasi biaya angkutan beras dari daerah surplus produksi ke lokasi-lokasi gudang yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan letak geografis yaitu wilayah Utara dan wilayah Selatan. Daerah tujuan distribusi dalam model adalah delapan wilayah kerja Sub Dolog untuk Jawa Barat dan enam wilayah kerja Sub Dolog untuk Jawa Tengah. Pada Model I dan Model II baik wilayah Jawa Barat maupun Jawa Tengah dapat diketahui bahwa perencanaan distribusi beras dengan Model I lebih efisien dibandingkan dengan Model II. Total biaya angkutan dengan Model I untuk Jawa Barat sebesar Rp 21.006.276.000,00 dan untuk Jawa Tengah sebesar Rp 21.252.109.321,88. Sedangkan total biaya angkutan dengan Model II untuk Jawa Barat sebesar Rp 21.298.035.555,28 dan Jawa Tengah sebesar Rp 21.343.860.421,88. Hal ini berarti perencanaan distribusi beras dengan Model I untuk wilayah Jawa Barat akan lebih hemat sebesar Rp 291.759.552,28 dan Jawa Tengah akan lebih hemat sebesar Rp 91.751.100,00 jika dibandingkan dengan menerapkan Model II. Berdasarkan telaah pustaka, hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai optimalisasi distribusi produk mi instan di IPB. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada beberapa kasus, optimalisasi distribusi dapat dianalisis secara baik dengan menggunakan pendekatan metode LP. LP adalah alat analisis kuantitatif yang memiliki keunggulan dalam efisiensi penggunaan waktu, biaya, dan perolehan informasi Aprido, 2005. Model yang digunakan dalam penelitian ini hampir sama dengan penelitian Aditya 2002, yaitu model transportasi dengan metode stepping stone. Penelitian Sukhawati 2001 selain model transportasi juga digunakan elastisitas substitusi ekspor dan regresi sederhana. Metode yang digunakan pada penelitian Barani adalah menggunakan Model Transportasi dan Model Goal Programming. Kelebihan dari penelitian ini adalah pengkajian dilakukan terhadap salah satu produk mi instan yang cukup populer di masyarakat, yaitu Sarimi. Mi instan sebagai salah satu makanan yang saat ini umum digunakan sebagai pengganti nasi memiliki daya tarik tersendiri untuk diteliti. Selain itu, dalam penelitian ini digunakan banyak variabel yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya secara optimal. Penggunaan software LINDO sangat memudahkan dalam pengolahan data, keluarannya sangat informatif dan dapat sekaligus diperoleh analisis sensitivitasnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka

Pemikiran PT SIP merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha penyaluran distribusi barang-barang konsumsi. Secara umum, PT SIP memiliki perkembangan yang cukup baik, terlihat dari pangsa pasarnya yang sudah meliputi seluruh wilayah Jabodetabek. Salah satu produk yang dijual oleh PT SIP adalah Sarimi. Omzet penjualan Sarimi oleh PT SIP memang cukup besar. Upaya promosi yang dilakukan oleh PT SIP tidak cukup untuk meyakinkan pelanggan untuk tetap setia membeli Sarimi. Pelanggan harus diyakinkan agar produk yang dibutuhkan, yaitu Sarimi, tersedia setiap saat dan mudah diperoleh di mana saja dan untuk menjamin hal itu PT SIP perlu melakukan upaya distribusi yang maksimal. Distribusi merupakan salah satu fungsi pemasaran selain strategi produk, harga, dan promosi yang perlu ditetapkan secara tepat oleh sebuah perusahaan. Melalui strategi distribusi yang baik, diharapkan saluran pemasaran produk dan status kepemilikan dari produksi ke konsumen dapat dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Titik perhatian dalam penelitian ini difokuskan pada pengalokasian distribusi yang dapat meminimalisasikan biaya distribusi yang dilakukan oleh PT SIP Bogor. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.