24 PT Utama Pangan Sentosa, yang mempercayakan penyaluran produk
permen dengan merek Candico. 25
PT Ulam Tiba Halim, yang mempercayakan penyaluran produk minuman serbuk dengan merek Marimas dan Mariteh.
Khusus untuk penelitian ini, penulis hanya membahas mengenai produk Sarimi yang diproduksi oleh PT ISM. PT SIP dipercaya oleh PT
ISM sejak awal berdirinya tahun 1991, untuk menyalurkan produknya yaitu Sarimi khusus di wilayah Bogor meliputi kota dan kabupaten dan Depok.
4.3. Struktur Organisasi
Boone dan Kurtz dalam Swastha 2002 menyatakan bahwa organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi
untuk mencapai tujuan. Manajer harus menyusun struktur organisasi formal yang orang-orang serta sumber-sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik
untuk melaksanakan rencana dan mencapai tujuan keseluruhan. Pengorganisasian ini dimaksudkan untuk mengatur semua tingkat aktivitas
sesuai dengan lingkungan dan jenis pekerjaan, sekaligus untuk menempatkan personel yang cocok dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
PT SIP merupakan perusahaan yang menggunakan struktur organisasi fungsional. Secara lebih jelas, struktur organisasi dapat dilihat pada
Lampiran 2.
4.4. Sistem Distribusi yang Dilakukan PT SIP
PT SIP sebagai perusahaan distributor yang cukup besar, yang menguasai pasar di seluruh Jabodetabek, memiliki tugas dalam memasarkan
dan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen. Agar barang tersebut mudah dijangkau dalam keadaan dan waktu yang tepat serta
memiliki ketersediaan yang mencukupi, maka diperlukan adanya sistem distribusi yang tepat agar proses penyaluran barang kepada konsumen dapat
berjalan seoptimal mungkin. Masalah pengiriman barang bagi setiap perusahaan memang
merupakan suatu masalah yang penting. Oleh karena itu, PT SIP berusaha selalu menyalurkan barang dengan sebaik mungkin agar diperoleh hasil
yang efektif dan efisien. Cakupan pasar PT SIP yaitu sampai ke pelosok-
pelosok daerah di wilayah Bogor dan Depok, dengan cakupan pasar tersebut maka PT SIP harus dapat mengontrol persediaan stok barang dan mengisi
produk-produknya yang ada baik itu di supermarket, toko-toko grosir, retail dan lain-lain agar jangan sampai kosong. Untuk itu, diperlukan suatu sistem
distribusi yang terkoordinasi dengan baik. Salah satu produk yang dipasarkan PT SIP adalah Sarimi, salah satu
produk mi instan yang diproduksi oleh PT ISM. PT SIP memperoleh pasokan Sarimi langsung dari pabrik Indofood yang ada di Cibitung. Dalam
memasarkan dan menyalurkan produk Sarimi, PT SIP membagi wilayah pemasarannya berdasarkan kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah
Bogor meliputi kota dan kabupaten dan Depok. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. Luasnya wilayah pemasaran tidak terlalu menjadi
hambatan dalam proses pendistribusian Sarimi, karena setiap dua atau tiga kecamatan ditangani oleh satu orang salesman sesua kebutuhan tiap
kecamatan. Setiap kecamatan tersebut dipilih beberapa outlet yang akan
meneruskan proses pemasaran dan penyaluran Sarimi kepada pengecer- pengecer kecil dan konsumen akhir. Bentuk dan tipe outlet-outlet yang
dipilih PT SIP antara lain : 1.
Grosir dalam pasar 2.
Grosir pinggir jalanperumahan 3.
Retail dalam pasar 4.
Retail pinggir jalan 5.
Special outlet 1, kategori outlet dengan peringkat 50 besar berdasarkan jumlah pengambilan.
6. Special outlet 2, kategori outlet dengan peringkat 51-100 besar
berdasarkan jumlah pengambilan. 7.
Horeka, yaitu hotel, restoran, dan kantor. 8.
Koperasi, meliputi koperasi perusahaan, koperasi instansi pemerintah. 9.
Mini market. 10.
Super market. 11.
Hypermarket
Keberadaan outlet-outlet ini sangat penting bagi perusahaan sebagai perantara penyaluran produk Sarimi dari PT SIP kepada para konsumen
akhir. Oleh karena itu, kepuasan dari masing-masing outlet harus benar- benar diperhatikan.
Tabel 5. Daerah pemasaran Sarimi PT SIP di wilayah Bogor dan Depok
No. Kecamatan No. Kecamatan
1. Beji 18. Ciomas
2. Bogor Barat
19. Cisarua 3. Bogor
Selatan 20. Citeureup
4. Bogor Tengah
21. Dramaga 5.
Bogor Timur 22.
Gunung Putri 6. Bogor
Utara 23. Jasinga
7. Bojong Gede
24. Jonggol 8. Caringin
25. Kemang 9. Cariu
26. Leuwiliang 10. Ciampea
27. Mega Mendung
11. Ciawi 28. Pancoran
Mas 12. Cibinong
29. Parung 13. Cibungbulang
30. Sawangan 14. Cigudeg
31. Sukaraja 15. Cijeruk
32. Sukmajaya 16. Cileungsi
33. Tanah Sareal
17. Cimanggis
Sumber : PT SIP Sistem distribusi yang dilakukan oleh PT SIP adalah sistem distribusi
intensif, yaitu dengan menyediakan barang sebanyak mungkin di tempat penjualan karena pada umumnya pasar yang dilayani sangat luas. Sistem
distribusi intensif ini biasanya digunakan untuk memasarkan barang-barang kebutuhan sehari-hari, agar konsumen dapat memperoleh barang tersebut
dengan cepat dan mudah bila memerlukan. Ciri-ciri barang yang disalurkan melalui distribusi intensif antara
lain: permintaan yang luas, pembelian lebih sering dalam jumlah kecil, tidak perlu pengetahuan teknis untuk menjual, harganya relatif rendah dan hampir
tidak memerlukan pelayanan purna jual dan fasilitas reparasi serta persediaan onderdil. Oleh sebab itu, PT SIP sebagai distributor Sarimi
menggunakan sistem distribusi intensif. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus banyak menggunakan penyalur outlet-outlet untuk
mendekati dan mencapai konsumen akhir, penyebarannya harus merata dan tersebar luas agar penjualannya dapat mencapai target yang diinginkan.
Setelah salesman melakukan perundingan dengan pemilik outlet yaitu dengan melakukan penawaran mengenai produk-produk, harga dan
promosi yang sedang dijalankan, maka outlet tersebut akan melakukan permintaan dan pemesanan. Selain melalui salesman yang bertugas,
pemesanan dapat juga dilakukan melalui telepon atau faksimile ke kantor PT SIP.
Pelayanan pengiriman yang diberikan PT SIP kepada outletnya mengenai kapan barang akan dikirim, biasanya sehari setelah adanya order
permintaan, dengan demikian pelayanan yang cepat akan menambah kepercayaan dan kepuasan outlet tersebut. PT SIP telah menyediakan 10
kendaraan yang terdiri dari truk engkel dan double untuk memenuhi permintaan Sarimi di wilayah Bogor dan Depok ini. Tujuh diantaranya
merupakan kendaraan yang digunakan secara tetap dalam melakukan pengiriman sesuai dengan rute salesman. Sedangkan tiga lainnya digunakan
untuk menangani order by phone, yang mungkin terjadi sewaktu-waktu. Jangka waktu pembayaran barang oleh konsumen yaitu dari
diterimanya order lalu dibuatkan faktur pengiriman dan selanjutnya sampai ke tangan konsumen. PT SIP memberi kelonggaran pembayaran dua
minggu setelah barang diterima konsumen. Pembayaran ini dapat dilakukan melalui kolektor atau melalui bank. Pembayaran melalui kolektor dilakukan
oleh salesman secara langsung pada waktu kunjungan outlet, sedangkan pembayaran melalui bank dilakukan dengan menggunakan bilyet giro.
Sarimi sebagai barang konsumsi tentunya memiliki masa berlaku sampai kapan produk tersebut layak dikonsumsi kadaluarsa. Selain itu,
produk yang sudah berada di outlet kadangkala mengalami kerusakan. Oleh karenanya, PT SIP memberikan jaminan terhadap toko dengan menanggung
penggantian produk yang sudah kadaluarsa atau rusak dengan produk yang baru. Produk yang sampai ke tangan konsumen harus diusahakan berada
dalam kondisi yang bagus, sehingga konsumen dapat memiliki barang tersebut dalam keadaaan yang bagus.
Untuk mengurangi dan menghindari resiko yang menjadi hambatan dalam manajemen saluran, seperti pemilik toko yang kabur beserta barang-
barangnya atau giro kosong yang diterbitkan oleh outlet, maka PT SIP perlu untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin terjadi agar dapat
mengambil keputusan dengan tepat. Hambatan yang seringkali terjadi adalah jauhnya rute yang harus dilalui salesman yang menyebabkan
salesman tersebut terlambat menyerahkan daftar pesanan dari pelanggan
kepada bagian pengiriman. Akibatnya pengiriman menjadi terlambat. Untuk mengatasi hal ini perusahaan sangat menyarankan kepada pelanggan agar
melakukan order by phone. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak PT SIP, masih
terdapat inefisiensi dalam proses distribusi Sarimi yang dilakukan selama ini. Salah satunya adalah besarnya pengeluaran biaya distribusi yaitu
sebesar 0,6-0,9 dari total pengeluaran perusahaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah:
1. Pungutan ilegal
2. Pengiriman yang tidak jadi karena outlet tutup, padahal biaya sudah
terlanjur dikeluarkan. 3.
Order yang hanya separuh dari kapasitas mobil, padahal biaya yang dikeluarkan penuh.
Nilai 0,6-0,9 masih belum memenuhi standar perusahaan sebesar 0,5 dari total pengeluaran perusahaan. Tapi pihak PT SIP yakin bahwa
jumlah tersebut masih bisa dikurangi, salah satunya dengan memadatkan kapasitas mobil untuk pengiriman.
Pembiayaan dalam penanganan dan pengiriman barang dari gudang supplier
PT ISM sampai ke gudang distributor PT SIP sepenuhnya ditanggung oleh pihak supplier. Sedangkan biaya penyaluran barang dari
gudang distributor sampai ke konsumen ditanggung oleh pihak distributor. Selanjutnya pola saluran distribusi yang digunakan dalam
memasarkan produk Sarimi dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Pola saluran distribusi Sarimi Secara umum pola saluran distribusi yang digunakan oleh PT SIP
dapat juga dilihat pada Gambar 6. Berdasarkan gambar tersebut, dapat diuraikan saluran distribusi PT SIP adalah sebagai berikut.
Gambar 6. Saluran distribusi PT SIP 1.
PT ISM–PT SIP–Modern Market–Konsumen Pada saluran distribusi ini, PT ISM mempercayakan penyaluran produk
Sarimi pada PT SIP khususnya untuk wilayah Bogor. Di sini PT SIP menekankan saluran pada modern market seperti mini market dan super
market , kemudian ke konsumen. Pola ini bertujuan untuk menjangkau
konsumen kaum urban dan efisiensi. Pasar yang dikuasai oleh PT SIP berdasarkan pola ini sebesar 2.
2. PT ISM–PT SIP–Traditional Market–Pengecer – Konsumen
Pada saluran ini, PT SIP sebagai distributor yang menangani pemasaran produk Sarimi di wilayah Bogor, menyalurkan produk ke traditional
Produsen Agen
Pedagang Besar
Pengecer Konsumen
Akhir Produsen
Agen Pengecer
Konsumen Akhir
PT ISM
PT SIP
MODERN MARKET
TRADITIONAL MARKET
INSTITUSI
PENGECER
KONSUMEN
market seperti toko-toko grosir yang ada di dalam pasar atau yang ada di
pinggir jalanperumahan, kemudian dilanjutkan ke pengecer sebagai saluran distribusi terdekat ke konsumen akhir sehingga konsumen akhir
bisa mendapatkan produk Sarimi. Saluran ini bertujuan untuk menjangkau konsumen kelas menengah ke bawah dan pemerataan
distribusi sampai ke pelosok-pelosok daerah yang ada di wilayah Bogor. Pasar yang dikuasai oleh PT SIP dari pola ini sebesar 95.
3. PT ISM–PT SIP–Institusi
Pada saluran distribusi ini, PT SIP menekankan penyaluran produk ke institusi-institusi yang sekaligus menjadi konsumen akhir seperti hotel,
restoran dan kantor horeka serta koperasi-koperasi perusahaan. Saluran ini bertujuan untuk menjangkau konsumen yang tidak memiliki
waktu banyak dalam melaksanakan aktivitas belanja, serta untuk meningkatkan penjualan karena permintaan pesanan pada konsumen
horeka ini lumayan tinggi meski hanya terjadi sebulan sekali. Pasar yang dikuasai oleh PT SIP berdasarkan pola ini adalah sebesar 3.
4.5. Analisis Alokasi Distribusi Sarimi di PT SIP Bogor