dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan seperti earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang
dialami perusahaan. Pada pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat ini, investor tidak dapat berharap mendapatkan abnormal returnjika strategi
perdagangan yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan.
3. Efisien dalam bentuk kuat strong form Pasar efisien dalam bentuk kuat, semua informasi baik yang terpublikasi atau
tidak dipublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Dalam bentuk efisien kuat seperti ini tidak akan ada seorang investor yang bisa
memperoleh abnormal return. Pada tahun 1991, Fama mengemukakan penyempurnaan atas klasifikasi
efisiensi pasar tersebut. Efisiensi bentuk lemah disempurnakan menjadi suatu klasifikasi yang lebih bersifat umum untuk menguji prediktabilitas return return
predictability. Pada klasifikasi ini, informasi mengenai pola return sekuritas tidak dapat digunakan untuk memperolehabnormal return. Sedangkan efisiensi
bentuk setengah kuat dan efisiensi bentuk kuat diubah menjadi event studies, dan pengujian efisiensi pasar dalam bentuk kuat disebut sebagai pengujian private
information.
2.1.3 Pemecahan Saham Stock Split
2.1.3.1 Pengertian Pemecahan Saham
Pemecahan saham stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham, harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1n
Universitas Sumatera Utara
dari harga sebelumnya Jogiyanto, 2003: 415. Menurut Sartono 2001: 297, stock split adalah pemecahan nilai nominal saham ke dalam nilai nominal yang
lebih kecil, dengan demikian jumlah lembar saham yang beredar akan meningkat proporsional dengan penurunan nilai nominal saham. Menurut Szewezyk dan
Tsetsekos dalam Latifah, 2008: 53 stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh para manajer perusahaan dengan melakukan perubahan terhadap
jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan split factor.Split factor merupakan perbandingan jumlah saham yang beredar
sebelum dilakukansplit dengan jumlah saham yang beredar setelah split. Dampak stock split bagi pemegang saham diungkapkan oleh Darmadji dan Hendy
2006: 184 yaitu jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil, tetapi
bersamaan dengan itu harga saham secara teoritis akan turun secara proporsional. Secara keseluruhan, nilai kapitalisasi saham tersebut tidak mengalami perubahan.
Dengan adanya pemecahan saham, pemegang saham harus menukarkan sahamnya terlebih dahulu dengan saham baru hasil pemecahan saham agar dapat
diperdagangkan di bursa. Pada saat dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal yang baru, maka harga saham tersebut di bursa akan dikoreksi sesuai
dengan rasio dari pemecahan saham atas dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai nominal yang lama. Misalnya, suatu saham nilai nominalnya dipecah dari
Rp. 500 menjadi Rp. 100 dan harga terakhir perdagangan saham tersebut dengan nominal lama adalah Rp. 750, maka harga pembukaan pada perdagangan dengan
nominal baru adalah:
Universitas Sumatera Utara
100500 x Rp. 750 = Rp. 150
2.1.3.2 Tujuan Pemecahan Saham
Tujuan pemecahan saham Ahmad, 2004: 196 adalah: 1. Menurunkan harga saham, sehingga menarik pembeli atau investor.
2. Diharapkan harga akan meningkat. 3. Menguntungkan bagi investor, jika dividen yang dibayar lebih besar.
Menurut Halim 2005: 97, tujuan perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk menjaga harga pasar saham agar tidak terlalu tinggi sehingga
sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak diperdagangkan.
2.1.3.3 Teori Pemecahan Saham