tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100 atau lebih dari jumlah saham beredar yang lama.
2.1.4 Abnormal Return
Menurut Jogiyanto 2003: 433, studi peristiwa menganalisis return tidak normal abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar
pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal returnatau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return
normal merupakan return ekspektasi return yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian return tidak normal abnormal return adalah selisih antara
return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Formula yang digunakan untuk menghitung abnormal returnJogiyanto,
2003:434 adalah sebagai berikut: AR
i,t
= R
i,t
– E[R
i,t
] Keterangan:
AR
i,t
= abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t R
i,t
= return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t
E[R
i,t
] = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t Actual return atau return sesungguhnya merupakan return keseluruhan
dari suatu investasi dalam periode tertentu, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
R
i,t =
��,�−��,�−1 ��,�−1
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: R
i,t
= actual return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t P
i,t
= harga saham sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t P
i, t-1
a. Mean-adjusted Model = harga saham sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t-1
Sedangkan expected return atau return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner 1985 dalam Jogiyanto 2003: 434
mengestimasi return ekspektasi menggunakan beberapa model estimasi sebagai berikut:
Model disesuaikan rata-rata mean-adjusted model menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan return realisasi sebelumnya
selama periode estimasi estimation period, sebagai berikut:
E[R
i,t
] =
∑ Ri,j
�2 � =�1
�
Keterangan: E[R
i,t
] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t R
i,j
b. Market Model = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
Periode estimasi estimation period merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa event period disebut juga dengan periode
pengamatan atau jendela peristiwa event window.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar market model dilakukan dengan dua tahap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data
realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS Ordinary Least Square dengan persamaan:
R
i,j
= α
i
+ β
i
. R
Mj
+ ε
i,j
Keterangan: R
i,j
= return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j α
i
= intercept untuk sekuritas ke-i β
i
= koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i R
Mj
= return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan rumus R
Mj
=
IHSG j – IHSG j −1
IHSG j −1
dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan
ε
i,j
c. Market-adjusted Model = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
Model disesuaikan pasar market-adjusted model menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return
indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena
return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. E[R
i,t
] = R Keterangan:
Mt
Universitas Sumatera Utara
E[R
i,t
] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t R
Mt
= return indeks pasar pada periode estimasi ke-t AR
i,t
= R
i,t
- R
Mt
Keterangan: AR
i,t
= abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t R
i,t
= return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t
R
Mt
Volume perdagangan saham merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal untuk penilaian harga saham. Kegiatan perdagangan dalam
volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik bullish. Peningkatan volume perdagangan diiringi dengan
peningkatan harga merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi bullish Meidawati dan Mahendra, 2004: 93.
= return indeks pasar pada periode estimasi ke-t
2.1.5 Trading Volume ActivityTVA