Epidemiologi Diabetes Mellitus 1. Distribusi dan Frekuensi Menurut Orang Menurut Tempat Usia

penderita DM. Dengan mengukur glycohemoglobin dapat diketahui berapa besar persentasi hemoglobin yang mengandung gula. Kadar HbA1c normal adalah 4 - 6 dari Hb total. Bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu, maka kadar HbA1c juga akan tinggi. Ikatan HbA1c yang terbentuk bersifat stabil yang dapat bertahan hingga 2-3 bulan. Kadar HbA1c akan mencerminkan rata-rata kadar dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan. Dengan mengukur kadar HbA1c dapat diketahui kualitas kontrol penyakit DM dalam jangka panjang, sehingga diketahui ketaatan penderita dalam menjalani perencanaan makan dan pengobatan Dalimartha, 2004. 2.6. Epidemiologi Diabetes Mellitus 2.6.1. Distribusi dan Frekuensi

a. Menurut Orang

Menurut WHO 2011 penderita DM di negara maju sebagian besar berada pada kelompok umur ≥ 65 tahun, sedangkan di negara berkembang penderita DM sebagian besar berada pada kelompok umur 45-64 tahun. Semua orang memiliki resiko untuk mengalami diabetes. Secara global, prevalensi DM lebih tinggi pada laki-laki. Menurut WHO 2008 prevalensi laki-laki 9,8 lebih tingggi daripada perempuan 9,2 Berdasarkan penelitian Butarbutar 2013 di RSUD Deli Serdang tahun 2012 proporsi penderita DM berusia ≤ 40 tahun yaitu 4,3 sedangkan yang berusia 40 tahun yang menderita DM yaitu 95,7. Proporsi laki-laki menderita DM yaitu 41,4 sedangkan pada perempuan 58,6. Universitas Sumatera Utara

b. Menurut Tempat

Menurut IDF 2010 bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia yang berumur 20-79 tahun, Indonesia merupakan negara urutan ke-7 dengan prevalensi DM tertinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico. Prevalensinya di perkotaan cenderung lebih tinggi dari pada di perdesaan, serta cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi Kemenkes, 2013. Menurut Riskesdas tahun 2013, Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta 2,6, DKI Jakarta 2,5, Sulawesi Utara 2,4, dan Kalimantan Timur 2,3. Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah 3,7, Sulawesi Utara 3,6, Sulawesi Selatan 3,4 dan Nusa Tenggara Timur 3,3.

c. Menurut waktu

Prevalensi penderita DM terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 jumlah penderita DM mencapai 171 juta orang dan meningkat menjadi 366 juta orang pada tahun 2011. Secara global, DM menyebabkan 4,6 juta kematian setiap tahunnya. IDF memperkirakan DM akan meningkat menjadi 552 juta orang pada tahun 2030 IDF, 2011. Di Indonesia menurut laporan WHO, prevalensi penderita DM tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang yang diperkirakan pada tahun 2030 meningkat menjadi 21,3 juta orang Bustan, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.6.2. Determinan a. Genetik

Faktor genetik sangat berperan pada terjadinya DM. Hal ini terjadi karena DNA pada orang menderita DM akan diturunkan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi insulin Riyadi dan Sukarmin, 2008. Jika salah satu anggota keluarga menderita DM maka resiko berkembangnya DM tipe 2 pada anggota keluarga lainnya saudara kandung mendekati 40 dan 33 untuk anak cucu. Transmisi genetik adalah paling kuat dan contoh terbaik terdapat dalam diabetes awitan dewasa muda MODY, maturity-onset diabetes of the young, yaitu subtipe penyakit DM yang diturunkan dengan pola autosomal dominan, jika orang tua menderita DM tipe 2, rasio diabetes dan nondiabetes pada anak 1:1, dan sekitar 90 pasti membawa carrier DM tipe 2 Price dan Wilson, 2001.

b. Usia

Faktor usia merupakan faktor pemicu DM yang tidak bisa di kontrol. Orang yang berusia 40 tahun rentan terserang DM meskipun tidak menutupi kemungkinan terjadi pada usia dibawah 40 tahun Tobing dkk, 2008. Hal ini terjadi karena umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat pada usia 40 tahun. Penurunan ini akan beresiko pada penurunan fungsi pankreas untuk memproduksi insulin. Berdasarkan penelitian Sinaga 2012 di Rumah Sakit vita Insani Pematangsiantar, proporsi penderita DM menurut kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur 51-60 tahun 33,3 sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur ≤ 40 tahun 4,5. Universitas Sumatera Utara

c. Obesitas Kegemukan

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap di Rumah Sakit St. Alisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 54 94

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010.

3 49 110

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum (RSUD) Gunungsitoli Tahun 2015

0 0 17

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum (RSUD) Gunungsitoli Tahun 2015

0 0 2

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum (RSUD) Gunungsitoli Tahun 2015

0 0 6

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum (RSUD) Gunungsitoli Tahun 2015

1 1 24

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2012-2013

0 0 17

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Diabetes Mellitus - Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013

0 0 8