3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang menjadi titik perhatian yaitu, variabel keterampilan bercerita, variabel penggunaan media film kartun, dan variabel
penggunaaan metode talking stick.
3.3.1 Variabel Keterampilan Bercerita
Keterampilan bercerita yang menjadi variabel dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa dalam bercerita berdasarkan cerita yang diputarkan dalam media
film kartun. Hasil yang diharapkan yaitu siswa dapat bercerita dengan urutan baik, suara, lafal, gestur, dan mimik yang tepat, dalam penelitian ini siswa akan bercerita
berdasarkan cerita yang diimajinasikan sendiri setelah diputarkan media film kartun , kemudian siswa bercerita di depan kelas. Saat pembelajaran siswa mengimajinasikan
cerita dari film kartun yang diputarkan, kemudian menuangkannya dalam beberapa poin penting sesuai dengan pemahamannya. Hal ini dilakukan agar siswa mampu
mengembangkan daya imajinasi dan siswa dapat bercerita dengan runtut.
3.3.2 Variabel Penggunaan Media Film Kartun
Film kartun biasa disebut juga dengan animasi yang merupakan film berupa gambar hasil pengolahan tangan yang dibuat menjadi gambar yang bergerak. Contoh
film kartun yang tayang di TV yang banyak dikenal oleh anak-anak adalah, Tom And Jerry, Doraemon, Sponge Bob Squarepants, Scooby Doo, Dora The Explorer, Avatar
The Legend, dan masih banyak lagi. Film kartun yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Bernard Bear dan Shaun the Sheep, dipilihnya film kartun tersebut karena film tersebut merupakan film bisu sehingga saat siswa bercerita mengenai isi film tersebut
bahasa siswa benar-benar menggunakan bahasanya sendiri bukan bahasa dari dialog film, film tersebut mempunyai durasi tayang yang pendek sehingga tidak terlalu
mengganggu waktu pembelajaran, dan selain itu film tersebut film yang banyak disukai oleh anak-anak sekarang.
3.3.3 Variabel Penggunaan Metode Talking Stick
Talking Stick termasuk salah satu metode pembelajaran kooperatif. Menurut Kauchack dan Eggen dalam Azizah1998, pembelajaran kooperatif merupakan
strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan.Kolaboratif sendiri diartikan sebagai falsafah mengenai tanggun
jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik betanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka dan guru hanya bertindak
sebagai fasilitator.
Pembelajaran menggunakan metode talking stick dapat mendorong peserta didik supaya berani mengungkapkan pendapat secara lisan berbicara. Pembelajaran
dengan metode talking stick diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang dipelajari. Siswa diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut.
Guru selanjutnya memberikan tongkat kepada siswa. Siswa yang menerima tongkat
tersebut diwajibkan bercerita di depan kelas demikian seterusnya. Ketika tongkat bergilir dari peserta didik ke peserta didik lainnya sebagiknya diiringi nyanyian atau
musik Suprijono, 2009:109.
3.4 Indikator Penelitian