Refleksi Siklus II Hasil Penelitian Siklus II

Gambar 4.15 Aktivitas siswa bermain Gambar 4.16 Aktivitas siswa saat talking stick bercerita Gambar 4.13 adalah gambar saat siswa memperhatikan penjelasan guru, pada gambar terlihat siswa sangat tertib menyaksikan penjelasan materi dari guru. Selanjutnya, gambar 4.14 merupakan gambar saat siswa menyaksikan film kartun, pada gambar terlihat siswa sangat antusias dan serius menyaksikan film kartun yang ditayangkan. Gambar 4.15 merupakan gambar saat siswa bermain talking stick, siswa terlihat mengikuti permainan dengan tertib dan antusias, dan selanjutnya gambar 4.16, merupakan gambar saat penilaian bercerita siswa. Dilihat dari hasil dokumentasi, pembelajaran pada siklus II meningkat dibandingkan siklus I. pada siklus II siswa sangat antusias dan tertib mengikuti pembelajaran.

4.1.2.4 Refleksi Siklus II

Siklus II merupakan tindakan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran siswa pada siklus II meningkat dari siklus I. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II sebagai berikut, 1 apersepsi, 2 mengulas hasil pembelajaran siklus I dan pemberian motivasi, 3 membagikan gambar seri “Shaun The Sheep”, 4 menentukan pokok cerita dari gambar, 5 menyaksikan film kartun “Shaun The Sheep”, 6 menyusun pokok cerita menjadi cerita yang utuh, 7 berlatih bercerita, 8 menyaksikan kembali film “Shaun The Sheep” , 9 bermain talking stick, 10 penilaian kompetensi bercerita, 11 refleksi dan simpulan pembelajaran. Kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah dapat diatasi pada siklus II, berikut kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I dan meningkat lebih baik pada siklus II. 1 Pertemuan pertama saat apersepsi terlihat siswa mengobrol dengan teman sebangkunya dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Siwa tidak memperhatikan penjelasan guru pada siklus II tidak terlihat lagi. Seluruh siswa terlihat tertib dan antusias untuk belajar. 2 Kegiatan inti siswa masih belum menunjukan sikap yang positif. Siswa belum menunjukan keaktifan saat pembelajaran, tidak ada yang bertanya maupun berkomentar, namun saat menyaksikan film katun siswa terlihat tertib dan antusias menyaksikan film yang ditayangkan oleh guru. 3 Kompetensi bercerita pada siklus I belum menunjukan hasil yang maksimal. Siswa kurang percaya diri dan kurang memahami materi serta teknik bercerita yang benar, sehingga hasil bercerita pada siklus I masih kurang. Siklus II siswa tidak grogi lagi dan lebih percaya diri untuk bercerita di depan teman- temannya. Hasil tes kompetensi bercerita siswa kelas VII C SMP N 1 Banjarharjo pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rerata siswa pada siklus II mencapai 76,33 dalam kategori baik, yang semula pada siklus I hanya mencapai 67,02 dalam kategori cukup. Hal ini bermakna nilai tersebut telah mencapai target ketuntasan yang diharapkan yaitu 70. Berdasarkan diagram 2 aspek yang memperoleh skor tertinggi yaitu aspek percaya diri dengan skor 76,92, sedangkan aspek yang memperoleh nilai terendah adalah ekspresi dengan skor 45,51. Meningkatnya hasil tes bercerita dikarenakan oleh pada siklus II film kartun yang ditayangkan berbeda dengan film kartun pada siklus I dan guru lebih lengkap menjelaskan mengenai bercerita. Perilaku siswa pun mengalami perubahan ke arah yang positif. Sebagian siswa berkonsentrasi dan memperhatikan dengan baik saat guru memberikan penjelasan. Siswa yang semula kurang bersemangat dan tidak memperhatikan penjelasan guru, pada siklus II siswa terlihat antusias berlatih dan memperhatikan penjelasan guru serta berkonsentrasi pada pembelajaran. Hal tersebut berdampak terhadap penampilan bercerita siswa di depan kelas sudah tidak malu-malu lagi dan sudah tidak merasa grogi saat bercerita. Berdasarkan data pada siklus II dapat dinyatakan bahwa hasil tes kemampuan bercerita menggunakan media film kartun dan metode talking stick siswa kelas VII C SMPN 1 Banjarharjo jika dilihat dari persentase keberhasilan klasikal mengalami kenaikan 10 dari siklus I. Seluruh aspek mengindikasikan adanya peningkatan dari hasil penelitian siklus I. Aspek percaya diri mengalami peningkatan 21,8 dari siklus I, selanjutnya aspek keruntutan cerita mengalami peningkatan sebesar 18,59 . Aspek ketiga yaitu aspek volume suara mengalami peningkatan sebesar 21,8 dari siklus I. Aspek pelafalam mengalami peningkatan sebesar 22,43, aspek lainnya yaitu aspek intonasi juga mengalami pelafalan sebesar 14,74. Aspek Gerak tubuh atau gestur mengalami peningkatan sebesar 19,23, aspek ekspresi mengalami peningkatan sebesar 18,59. Aspek isi cerita mengalami peningkatan sebesar 12,18, selanjutnya aspek keefektifan kalimat mengalami peningkatan sebesar 20,51 dan aspek yang terakhir yaitu aspek pilihan kata atau diksi mengalami peningkatan 15,38. Berdasarkan data tersebut, dapat dinyatakan bahwa kompetensi bercerita siswa pada siklus II mengalami peningkatan dan termasuk kategori baik. oleh karena itu, tidak perlu dilakukan penelitian lagi pada siklus berikutnya.

4.2 Pembahasan

Pembahasan dalam skripsi ini meliputi pembahasan mengenai deskripsi proses pembelajaran bercerita, peningkatan kemampuan bercerita siswa, dan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI DENGAN METODE PENCARIAN INFORMASI MELALUI MEDIA KARTUN BERCERITA PADA KELAS VII D SMP NEGERI 30 SEMARANG

0 29 199

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick Di Mi Al Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi

0 7 179

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK DENGAN TEKNIK SIMULASI PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 2 SLAWI.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA FILM KARTUN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 MANDIRAJA, BANJARNEGARA.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA FILM KARTUN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 MANDIRAJA, BANJARNEGARA.

0 0 189

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KARTUN PADA SISWA VII A SMP NEGERI I KANGKUNG KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KARTUN PADA SISWA VII A SMP NEGERI I KANGKUNG KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 218

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 PRAMBANAN KLATEN.

0 0 198

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PEGANDEKAN.

0 0 268

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 25