memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing-masing.
3. Memberi pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka suatu mata
pelajaran, mata kuliah, bidang studi atau disiplin bila kita anggap bahwa pelajar tidak mempunyai pola minat yang sama atau motivasi yang sama
untuk mencapai tujuan yang sama.
4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengenal kelebihan dan
kekurangannya dan memperbaiki kelemahannya melalui modul remidial, ulangan-ulangan atau variasi dalam cara belajar.
5. Ciri-Ciri Pembelajaran Modul
Pembelajaran modul
memepunyai ciri
tersendiri dibandingkan
pembelajaran konvensional atau ceramah biasa, dimana peserta didik pada pembelajaran modul akan dilatih untuk belajar mandiri agar peserta didik tidak
tergantung pada pendidik saja. Sementara pada pembelajaran konvensional, peserta didik sangat tergantung pada peranan seorang pendidik, apabila pendidik
tidak hadir pada proses belajar maka peserta didik tidak bisa mendapatkan materi pelajaran sama sekali karena peserta didik tidak memiliki sumber belajar yang
lain. Menurut Wijaya 1992:97 ciri-ciri pembelajaran modul adalah sebagai
berikut: 1.
Peserta didik dapat belajar secara individual 2.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara khusus. 3.
Tujuan dirumuskan secara khusus sehingga perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik segera dapat diketahuai.
4. Membuka kesempatan kepada peserta didik untuk maju berkelanjutan
menurut kemampuannya masing-masing. 5.
Modul merupakan paket pelajaran yang bersifat
self education
. Dengan belajar seperti ini, modul membuka kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dirinya secara optimal. 6.
Modul memiliki daya informasi pengetahuan yang cukup kuat. 7.
Modul banyak memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berbuat aktif.
8. Modul memiliki kekuatan ulang yang cukup tinggi. Peserta didik mempelajari
modul tidak hanya dengan sekali membaca teks dalam lembaran lembaran tugas, dan lembaran evaluasi
6. Struktur Modul
Menurut pandangan Vembriarto dalam Prastowo 2012:114 unsur-unsur modul yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur sebagai
berikut: 1.
Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik. Tujuan pengajaran ini dirumuskan dalam bentuk tingkah laku peserta didik.
Tiap-tiap rumusan tujuan melukiskan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik setelah menyelesaikan tugas mereka dalam mempelajari modul.
2. Petunjuk untuk pendidik.
Petunjuk untuk pendidik ini berisi keterangan tentang bagaimana pengajaran itu dapat diselenggarakan secara efesien.
3. Lembaran kegiatan peserta didik.
Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Materi dalam lembaran kegiatan peserta didik tersebut disusun secara
khusus sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebut, tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam modul dapat tercapai.
4. Lembaran kerja bagi peserta didik.
Materi pelajaran dalam lembar kegiatan disusun sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat secara aktif mengikuti proses belajar. Dalam lembar
kegiatan tersebut, kita dapat mencantumkan pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang harus dijawab serta dipecahkan oleh peserta didik.
5. Kunci lembaran kerja.
Materi pada modul tidak saja disusun agar peserta didik senantiasa aktif memecahkan masalah-masalah, melainkan juga dibuat agar peserta didik
dapat mengevaluasi hasil belajar mereka sendiri.
6. Lembaran evaluasi.
Perlu kita ketahui bahwa lembaran evaluasi yang berupa tes dan
rating scale
, evaluasi pendidik terhadap tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan
pada modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil tes akhir yang terdapat pada lembaran evaluasi tersebut, dan bukannya oleh jawaban-jawaban peserta
didik yang terdapat pada lembar kerja.
7. Kunci lembaran evaluasi.
Dalam hal ini, tes dan
rating scale
yang tercantum pada lembaran evaluasi disusun oleh penulis modul yang bersangkutan.
Keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan modul harus sesuai dengan aturan yang ada. Kita tidak bisa menyusun modul tanpa mengikuti
petunjuk-petunjuk yang sudah ditetapkan. Modul akan digunakan oleh peserta didik atau pendidik sebagai buku pegangan dalam proses pembelajaran disekolah,
apabila kita menyusunnya secara asal-asalan maka akan berdampak buruk untuk
proses pembelajaran di sekolah karena modul akan sulit dipahami apabila dibaca. Modul yang disusun harus mencakup semua unsur-unsur yang telah ditetapkan,
karena unsur yang satu akan berhubungan dengan unsur yang lain. Menurut Nasution 2009:217 dalam garis besarnya penyusunan modul
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas dan spesifik. 2.
Urutan tujuan-tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu.
3. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul bagi peserta didik.
4. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing
peserta didik agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan.
5. Menyusun posttest untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
C. Memeliharaservis Sistem