6. Membuat persiapan mengajar desain instruksional dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih
Menurut Johnson dalam Trianto, 2007: 5, untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek
proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan joyful learning serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan
berpikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar
kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas dapat dirumuskan kembali bahwa model pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran, dengan mengacu pada aspek proses dan produk serta memiliki ciri khusus yang menjadikan kerangka
konseptual menjadi sebuah model.
2.1.4 Model Pembelajaran Quantum
Model pembelajaran Quantum adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. DePorter mengungkapkan dalam pembelajaran Quantum
memiliki asas “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka
”. Maksudnya adalah agar dalam pembelajaran Quantum kita diharapkan dapat masuk ke dalam
dunia anak-anak untuk dapat hak mengajar pada diri anak secara keseluruhan,
sehingga kita secara otomatis akan mendapatkan izin untuk memimpin, menuntut, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan
yang lebih luas. Dalam model pembelajaran Quantum juga menggunakan prinsip
TANDUR, kata tersebut merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi dan Rayakan. Maksudnya adalah:
Tumbuhkan : Tumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran
Alami : Ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua
pelajar. Namai
: Sediakan kata kunci, konsep rumus dalam pembelajaran Demonstrasikan : Sediakan kesempatan bagi peajar untuk menunjukkan bahwa
mereka tahu Ulangi
: Tunjukkan pada pelajar cara-cara mengulangi materi dan menegaskan
Rayakan : Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan Deporter, 2010: 31-40 Adapun langkah-langkah model pembelajaran ini menurut DePorter
adalah: 1. Tahap persiapan kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan
pendahuluan, guru
memberikan motivasi
untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar, memberikan perasaan positif
mengenai pengalaman belajar yang akan datang kepada siswa dan
menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran.
2. Tahap Penyampaian kegiatan inti pada eksplorasi Pada kegiatan inti, guru mengarahkan siswa untuk menemukan materi
pelajaran yang baru secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indera, yang sesuai dengan gaya belajar Quantum. Tahap ini biasa
disebut eksplorasi. 3. Tahap Pelatihan kegiatan inti pada elaborasi
Pada tahap pelatihan, guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan gaya belajar Quantum. 4. Tahap penampilan hasil kegiatan inti pada konfirmasi
Tahap penampilan hasil merupakan tahap seorang guru membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru
yang mereka dapatkan, pada kegiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.
Adapun keunggulan dari model pembelajaran ini yang membuat penulis menggunakan model ini dalam pelaksanaan tindakan kelas guna meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA kelas V.C SD Hj. Isriati Baiturrahman adalah: 1.
Pembelajaran Quantum lebih konstruktivistis, bukan positivistis-empiris, behavioristis.
2. Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang
bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
3. Pembelajaran
Quantum sangat
menekankan pada
pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
4. Pembelajaran Quantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. 5.
Pembelajaran Quantum
sangat menekankan
kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran. 6.
Pembelajaran Quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
7. Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material.
8. Pembelajaran Quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran. 9.
Pembelajaran Quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
10. Pembelajaran Quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran
dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran selain memiliki kelebihan pasti juga memiliki
kekurangan. Adapun kelemahan dalam model pembelajaran ini adalah: 1. Membutuhkan pengalaman yang nyata
2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar 3. Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa.
Meskipun demikian, dalam kondisi ini kelemahan-kelemahan tesebut akan dicoba untuk diatasai, agar tidak menjadi penghambat dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Adapun penanggulangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan gaya belajar VAK untuk mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran yang membutuhkan pengalaman nyata dan kesulitan dalam mengidentifikasi keterampilan siswa. Kemudian menggunakan
media audio visual untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2.1.5 Model Pembelajaran Quantum Tipe VAK