Kemiringan Lereng Geologi dan Geomorfologi

berdasarkan segitiga tekstur tanah menurut USDA Arsyad, 1989:345 tanah daerah penelitian termasuk dalam kelas pasir lempung berdebu. Tabel 4.1 Luasan Jenis tanah DAS Babon No Jenis Tanah Luas DAS Ha Persentase 1 Aluvial coklat kemerahan 6706,39 43,60 2 Latosol 3586,99 23,32 3 Mediteran coklat 1927,32 12,53 4 Regosol grumosol 2258,02 14,68 5 Alluvial hidromorf 902,90 5,87 Jumlah 15381,62 100,00 Sumber: BPDAS Pemali-Jratun, 2009

4.4. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng termasuk salah satu faktor yang sangat menentukan besar kecilnya tingkat erosi, disamping jenis tanah dan intensitas curah hujan. Hubungan antara kemiringan lereng dengan tingkat erosi adalah positif, semakin besar faktor kemiringan lereng semakin besar potensi erosinya, demikian sebaliknya. Kemiringan lahan pada DAS Babon dapat dikelompokkan dalam empat 4 kelas, yaitu: kemiringan lereng datar, landai, agak miring, dan miring. Sebagian besar wilayah DAS Babon mempunyai kemiringan lereng landai. Kemiringan lereng landai terdapat di bagian utara, barat dan sebagian timur dari DAS Babon, yaitu di Kecamatan Genuk dan Pedurungan. Kemiringan agak curam hingga curam terdapat di bagian tengah DAS Babon, yaitu terletak di Kecamatan Ungaran, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Tembalang. Berdasarkan topografinya, DAS Babon memiliki ketinggian bervariasi, mulai dari dataran rendah dibagian utara yang merupakan muara DAS di wilayah Kecamatan Genuk dan dataran tinggi atau pegunungan disebelah selatan di wilayah Kecamatan Ungaran. Ketinggian DAS Babon di daerah muara sekitar meter dari permukaan laut di bagian utara, dan mencapai ketinggian 382 meter di sebelah selatan di wilayah Kecamatan Ungaran. Dataran rendah tersebut merupakan daerah lahan permukiman penduduk, pertanian dan tambak, sedangkan dataran tinggi sendiri merupakan kawasan hutan dan pegunungan kecil, peta lereng tersaji pada Lampiran Gambar 4.1. Tabel 4.2 Luasan Kemiringan Lereng DAS Babon No Kemiringan Luas Lereng Ha Persentase 1 Datar 0 – 3 9758,10 63,44 2 Landai 3 – 8 1784,27 11,60 3 Agak miring 8 – 15 1207,46 7,85 4 Miring 15 – 30 2630,26 17,10 Jumlah 15381,62 100,00 Sumber : BPDAS Pemali-Jratun,, 2009

4.5. Geologi dan Geomorfologi

Berdasarkan konsepsi yang dikemukakan oleh Pannekoek 1949, secara umum geomorfologi Pulau Jawa dapat dibagi menjadi 3 tiga zona, yaitu: zona utara, tengah dan selatan. Jika ditinjau dari konsepsi tersebut, maka DAS Babon termasuk dalam zona utara dan tengah dari Pulau Jawa, yang dimulai dari gisik beach dan dataran aluvial pesisir coastal alluvial plain bagian utara ke arah selatan meliputi perbukitan struktural lipatan folded hills hingga deretan perbukitan-pegunungan bergunungapi volcanic di bagian selatan wilayah studi yang merupakan bagian dari zona tengah Pulau Jawa. Menurut Peta Geologi dan Geomorfologi lembar Semarang skala 1:100.000 tahun 1989 yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung, maka secara geologis wilayah studi dikelompokkan menjadi 2 dua kelompok atau satuan, yaitu: 1. Bagian utara DAS Babon Hilir dan tengah DAS Babon Tengah merupakan dataran aluvial pantai Semarang dan Demak serta dataran aluvial yang tersusun oleh material endapan cekungan berupa lempung dan pasiran yang terbentuk zaman Holosen dan Pleistosen Bawah. 2. Bagian selatan wilayah studi berupa deretan perbukitan hingga pegunungan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga, yaitu: a. Perbukitan rendah struktural lipatan yang merupakan bagian dari ujung- ujung barat Perbukitan Kendeng, tersusun oleh material batugamping dengan sisipan lempung tufaan dan konglomerat yang terbentuk sejak zaman Pleistosen Bawah. b. Bukit-bukit sisa dan perbukitan denudasional di bagian hulu DAS Babon tersusun oleh material sedimen berupa batupasir tufaan, konglomerat dan breksi tufaan yang terbentuk pada zaman Pliosen, serta di beberapa tempat dijumpai pula singkapan batuan dari Formasi Damar. c. Deretan pegunungan volkanik bagian dari Gunungapi Ungaran, yang tersusun oleh material piroklastik berupa aliran lahar, pasir dan kerikil. Peta Geologi DAS Babon tersaji dalam Lampiran Gambar 4.1.

4.6. IklimKlimatologi