Peralatan Penelitian Teknik Analisis Data

ditentukan dengan menarik garis-garis yang menghubungkan stasiun satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk polygon, setiap polygon mewakili sebuah stasiun, selanjutnya dihitung rata-rata curah hujan. 5 Data Debit Data debit diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, data debit dalam penelitian ini bersifat per jam pada setiap kejadian hujan harian yang mempengaruhi kenaikan tinggi muka air di bendungan tempat pengamatan. 6 Data TMA Tinggi muka air Data Tinggi Muka Air diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, pencatatan TMA dilakukan secara automatic dengan AWRL Automatic Water Level Recorder yang sudah diolah menjadi data angka. 7 Data sedimen hasil analisis laboratorium Data sedimen diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, pengambilan sampel sedimen didasarkan pada keadaan limpas aliran Sungai Babon pada Bendungan Pucang gading. Sampel yang diambil sebanyak 12 sampel dengan kejadian hujan terpilih, sampel diambil pada waktu debit puncak saja.

3.4 Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1 Software Arc. View 3.3 dan Er. Mapper 7.0. 2 GPS untuk menentukan letak lokasi penelitian. 3 1 unit Komputer. 4 Hand level untuk mengukur sudut kemiringan, panjang dan kemiringan lereng. 5 Automatic Water Level Recorder AWLR. 6 Bor tanah, kantong plastik dan kertas label untuk mengambil sampel tanah dan alat-alat lain yang menunjang proses penelitian. Bahan yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini meliputi: 1 Peta Rupa Bumi Indonesia peta RBI Kecamatan Semarang dan Kecamatan Ngaliyan Kecamatn Tembalang skala 1:25.000, Peta Tanah skala 1:50.000, Peta Topografi skala 1:50.000.

3.5 Teknik Analisis Data

1. Analisis SIG Analisis ini digunakan untuk mengolah data spasial yang disajikan dalam bentuk peta. Data spasial berupa peta diolah menggunakan software arc.view 3.3 yang menghasilkan output berupa layout peta sesuai dengan kebutuhan penelitian. 2. Analisis Laboratorium Analisis laboratorium digunakan untuk mendapatkan nilai K erosivitas tanah daearah penelitian. Pengambilan sampel tanah didasarkan pada unit sataun lahan yang dibuat oleh peneliti, dalam penelitian ini diambil 10 sampel tanah. 3. Analisis Tebal aliran, debit puncak dan hasil sedimen berdasarkan pengukuran langsung mengacu pada SPAS yang telah dilengkapi dengan AWRL, digunakan untuk menghitung runoff, debit puncak dan hasil sedimen pada setiap kejadian hujan. Gambar 3.1 menunjukkan tahapan perhitungan runoff dan hasil sedimen. TMA pias AWRL Waktu Gambar 3.1. Tahapan perhitungan Runoff dan hasil sedimen lapangan 4. Data dari debit aliran dan debit sedimen melayang berdasarkan lengkung debit sedimen suspended rating curve, untuk membuat lengkung sedimen dilaksanakan tahapan sebagai berikut. a. Pengumpulan data konsentrasi sedimen hasil analisis laboratorium beserta debitnnya. b. Perhitungan debit sedimen berdasarkan pengukuran debit yang dihitung dari setiap besaran konsentrasi. Qs = Q × cs ……………………………………………………3.1 Keterangan TMA Debit = a TMA b runoff Rumus Qs = aq b Hasil Sedimen Qs = debit sedimen Q = debit cs = konsentrasi sedimen Qs = aQ b ……………………………………………………..3.2 Keterangan Qs = debit sedimen gramdt Q = debit m 3 dt a,b = koefisien yang diperoleh dari analisa atas dasar data pasangan Q dan Qs 5. Analisis Tebal aliran dengan metode SCS dengan persamaan 2.2. 6. Analisis debit puncak dengan metode rasional dengan persamaan 2.6. 7. Analisis metode MUSLE, merupakan modifikasi metode USLE dengan nilai R diubah menjadi nilai perkalian qp metode rasional dan Q metode SCS. Metode MUSLE dengan persamaan 2.1.

3.6 Prosedur Penelitian