28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Letak dan Batas Wilayah
Daerah aliran sungai DAS Babon merupakan salah satu DAS yang berada di Jawa Tengah, dan terletak pada lereng utara Gunungapi Ungaran. Aliran
Sungai Babon berasal dari beberapa anak sungai yang berasal dari Gunung Butak di Ungaran Kabupaten Semarang. DAS Babon terdiri dari tiga sub DAS yaitu Sub
DAS Gung seluas 8.371,97 Ha, Sub DAS Pengkol seluas 7.009,65 Ha dan Sub DAS Babon Hilir seluas 9.201,76 Ha dengan panjang sungai utama 33,76 km.
Kedudukan geografis, DAS Babon terletak diantara 6.55’15’’-7.10’00’’ LS dan 110. 24’42’’- 110.30’24’’BT.
DAS Babon terletak pada ketinggian antara 0-500 meter di atas permukaan laut di bagian utara hilir hingga sekitar 200 meter di bagian hulu, meliputi
wilayah wilayah Kabupaten Semarang Kecamatan Ungaran dan Kabupaten Bergas, Kota Semarang Kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik,
Kecamatan Gajah Mungkur, Kecamatan Candisari, Kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Pedurungan,
Kecamatan Genuk, dan Kecamatan Semarang Utara, dan Kabupaten Demak Kecamatan Sayung dan Kecamatan Mranggen. Batas DAS Babon tersaji pada
Lampiran Gambar 4.1.
4.2. Hidrologi
Secara hidrologis DAS Babon terdiri dari Sub DAS Gung, Sub DAS Pengkol dan Sub DAS Babon Hilir. Sub DAS Gung terletak di bagian hulu
dengan sungai utamanya adalah hulu Sungai Babon. Sub DAS Pengkol merupakan cabang atau anak Sungai Babon yang berasal dari
bagian barat DAS yaitu dari daerah Meteseh dan sekitarnya. Sub DAS Babon Hilir merupakan kumpulan dari beberapa sungaianak sungai yang berasal dari
perbukitan Gombel antara lain Sungai Mangkang. Fluktuasi debit Sungai Babon sangat mengikuti fluktuasi musim, artinya pada musim kemarau permukaan air
sungai menurun drastis, sedangkan pada musim hujan terjadi banjir. Perbedaan debit tersebut dapat mencerminkan jenis sungainya.
Sungai intermitten adalah sungai yang mengalirkan air pada musim hujan saja, namun pada musim kemarau tidak mengalirkan air kecuali air dari hujan
karena muka airtanah saat musim penghujan di atas dasar sungai dan saat musim kering di bawah dasar sungai. Sungai perenial adalah sungai yang airnya mengalir
sepanjang tahun dan pada musim kemarau masih mempunyai air walaupun dalam volume yang kecil. Berdasarkan kondisi tersebut, DAS Babon termasuk dalam
kategori sungai perenial. Aliran sungai di dalam DAS dihubungkan oleh suatu jaringan satu arah dengan cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai
induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu. Pola ini tergantung pada kondisi topografi, geologi, iklim, dan vegetasi
yang terdapat di dalam DAS yang bersangkutan. Sungai yang ada di DAS Babon membentuk pola aliran radial. Pola aliran ini biasanya dijumpai di daerah lereng
gunungapi atau daerah dengan topografi berbentuk kubah. Berdasarkan SK Walikota Kepala Daerah Tingkat II Semarang No. 880.299294 menetapkan
peruntukan Sungai Babon di Kota Semarang adalah sebagai berikut : 1. Air Sungai Babon dari bagian hulu di Kelurahan Meteseh, Kecamatan
Tembalang sampai dengan Bendung Pucanggading ditetapkan sebagai air golongan B air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. 2. Air Sungai Babon setelah melewati Bendung Pucanggading sampai dengan
Bendung Karangroto ditetapkan sebagai air golongan C air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
3. Air Sungai Babon setelah melewati Bendung Karangroto sampai dengan muara di pantai utara ditetapkan sebagai air golongan C air yang dapat
dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Pemanfaatan Sungai Babon selama ini selain untuk pembuangan limbah,
juga untuk pengendalian banjir Kota Semarang melalui pembangunan saluran Banjir Kanal Timur, untuk irigasi, perikanan dan bahan baku air minum. Beberapa
permukiman padat membuang limbah rumah tangga ke saluran sungai.
4.3. Jenis Tanah