Tabel 4.4 Tipe Iklim Daerah Penelitian menurut Schmidt dan Ferguson No
Stasiun Bulan
kering Bulan
basah Nilai Q
Klasifika si
Tipe iklim 1
Ungaran 34
265 0,128
A Sangat
basah 2
Susukan 24
315 0,276
B Basah
3 Banyumanik
40 251
0,159 B
Basah 4
Klipang 39,5
39,5 0,076
A Sangat
basah Sumber: Hasil analisis data penelitian tahun 2010, lampiran 4.1.
Dari hasil data curah hujan stasiun-stasiun yang ada di sekitar DAS Babon masuk dalam kategori sangat basah dan basah dengan nilai Q berkisar 0,076
sampai 0,276. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi curah hujan di daerah penelitian mempunyai perbedaan yang relative kecil.
4.7. Curah Hujan
Curah hujan merupakan banyak air yang jatuh ke permukaan bumi, dalam hal ini permukaan bumi dianggap datar dan kedap, tidak mengalami
penguapan dan tersebar merata serta dinyatakan sebagai ketebalan air. Curah hujan merupakan input utama dalam proses hidrologi suatu kawasan DAS.
Besarnya curah hujan inilah yang sebetulnya dialihragamkan menjadi aliran sungai stream flow, baik melalui aliran permukaan surface runoff, aliran antara
interflow, subsurface flow maupun sebagai aliran airtanah groundwater flow, Soewarno,2001:456.
Data curah hujan di DAS Babon dalam penelitian ini diambil dari data curah hujan harian tersaji di Lampiran 4.1 Tabel, untuk memperoleh rata-rata
sebaran hujan maksimum di daerah penelitian digunakan perhitungan dengan poligon Thiessen dengan rumus Setyowati, 2002:45 sebagai berikut:
Ch
rerata =
………………………………3.2 Keterangan
LA, LB, LC : Luas Poligon Pengaruh Stasiun hujan A,B,C
CHA, CHB, CHC : Curah Hujan Pengaruh Stasiun A,B,C
Diketahui luas poligon Peta polygon Thiessen pada Lampiran Gambar 4.1 pengaruh stasiun hujan pada DAS Babon sebagai berikut:
Luas poligon A = 3250,24
Luas poligon B = 10467.62
Luas poligon C = 13231,11
Luas poligon D = 5198,73
Sedangakan jumlah curah hujan pada stasiun pengaruh sebagai berikut: CHA
= 246,33 CHB
= 290,75 CHC
= 232,91 CHD
= 187,92 Berdasarkan rumus poligon thissen maka curah huja rata-rata di daerah penelitian
adalah:
= 245,8246 mm
4.8. Penggunaan lahan
Daerah penelitian yang dilakukan meliputi 1 daerah tangkapan catchment area yang merupakan lokasi penelitian yang dipakai sebagai suatu
Sub DAS dengan jenis tanaman yang berbeda walaupun merupakan satu tata guna
lahan. Penggunaan lahan dibagian Hulu DAS Babon sebagian didominasi oleh hutan argoforesty yaitu hutan dengan berbagai macam tanaman keras seperti karet
dan jati, areal hutan ini merupakan daerah penyangga dan kawasan resapan. Tanaman ubi kayu, pisang, mangga, dan rambutan baynak ditanam di tegalan
daerah penelitian, kemudian sawah yang dikerjakan dengan sistem irigasi meski ada juga sawah tanah hujan sebagian kecil. Pemukiman tersebar ada di wilayah
ungaran dan mulai banyumanik tembalang pola pemukiman mulai terbentuk karena didorong oleh perkembangan perumahan. Sebaran penggunaan lahan
disajikan pada peta Lampiran Gambar 4.1. Penjelasan masing-masing penggunaan lahan pada DAS Babon memiliki luasan yang diteliti sebagai berikut.
Tabel 4.5 Luasan Masing-masing Penggunaan Lahan Daerah Penelitian No Luas
Penggunaan Lahan
Luas Penggunaan Lahan ha
Proporsi
1 2
3 4
5 Pemukiman
Tegalan Sawah
Semak belukar Hutan Agroforesty
2361,08 1290,52
393 778,31
10556,41 15,35
8,39 2,56
5,06 68,63
Jumlah 15381,62
100 Sumber: Citra Landsat tahun perekaman 2006
4.9. Perhitungan Tebal Aliran dan Debit Puncak Berdasarkan Hidrograf