1. Bagian utara DAS Babon Hilir dan tengah DAS Babon Tengah merupakan dataran aluvial pantai Semarang dan Demak serta dataran
aluvial yang tersusun oleh material endapan cekungan berupa lempung dan pasiran yang terbentuk zaman Holosen dan Pleistosen Bawah.
2. Bagian selatan wilayah studi berupa deretan perbukitan hingga pegunungan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga, yaitu:
a. Perbukitan rendah struktural lipatan yang merupakan bagian dari ujung- ujung barat Perbukitan Kendeng, tersusun oleh material batugamping
dengan sisipan lempung tufaan dan konglomerat yang terbentuk sejak zaman Pleistosen Bawah.
b. Bukit-bukit sisa dan perbukitan denudasional di bagian hulu DAS Babon tersusun oleh material sedimen berupa batupasir tufaan, konglomerat dan
breksi tufaan yang terbentuk pada zaman Pliosen, serta di beberapa tempat dijumpai pula singkapan batuan dari Formasi Damar.
c. Deretan pegunungan volkanik bagian dari Gunungapi Ungaran, yang tersusun oleh material piroklastik berupa aliran lahar, pasir dan kerikil.
Peta Geologi DAS Babon tersaji dalam Lampiran Gambar 4.1.
4.6. IklimKlimatologi
Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama. Kondisi iklim biasanya terkait dengan temperatur, curah hujan dan tipe iklim.
Penentuan tipe iklim DAS Babon berdasarkan data dari empat stasiun hujan, yaitu Stasiun Ungarang, Susukan, Banyumanik, Klipang, data curah hujan yang
digunakan merupakan data curah hujan harian tahun 2010. Penggolongan tipe iklim menggunakan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, yang menggolongkan tipe
iklim berdasarkan nilai Quotient Q dari hasil perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai Quotient Q: Q
= ……………………………3.1
Makin kecil nilai Q makin basah suatu tempat dan makin besar nilai Q makin kering suatu tempat. Dalam penentuan bulan basah maupun bulan kering
Schmidt dan Ferguson mendasarkan pada karakteristik Mohr Setyowati, 1996:35 yaitu:
1. Bulan basah adalah suatu bulan yang curah hujannya lebih besar dari pada
penguapan. 2.
Bulan kering adalah suatu bulan dimana curah hujannya lebih kecil 60 mm, curah hujan lebih kecil dari penguapan.
3. Bulan lembab adalah suatu bulan dimana curah hujan lebih besar dari pada
100 mm, curah hujan sama dengan penguapan. Tabel 4.3 Penentuan Tipe Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson
Tipe Curah Hujan Nilai Q
Keterangan A
0≤Q0,143 Sangat basah
B 0,143≤Q0,333
Basah C
0,333≤Q0,600 Agak basah
D 0,600≤Q1,000
sedang E
1,000≤Q1,670 Agak kering
F 1,670≤Q3,000
Kering G
3,000≤Q7,000 Sangat kering
H 7,000≤Q
Luar biasa kering Sumber: Schmidt dan Ferguson dalam Setyowati 1996:35
Tabel 4.4 Tipe Iklim Daerah Penelitian menurut Schmidt dan Ferguson No
Stasiun Bulan
kering Bulan
basah Nilai Q
Klasifika si
Tipe iklim 1
Ungaran 34
265 0,128
A Sangat
basah 2
Susukan 24
315 0,276
B Basah
3 Banyumanik
40 251
0,159 B
Basah 4
Klipang 39,5
39,5 0,076
A Sangat
basah Sumber: Hasil analisis data penelitian tahun 2010, lampiran 4.1.
Dari hasil data curah hujan stasiun-stasiun yang ada di sekitar DAS Babon masuk dalam kategori sangat basah dan basah dengan nilai Q berkisar 0,076
sampai 0,276. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi curah hujan di daerah penelitian mempunyai perbedaan yang relative kecil.
4.7. Curah Hujan