3.10 Pengolahan dan Analisis Data 3.10.1 Pengolahan data
Pengolahan  data  dan  tabulasi  dilakukan  dengan  menggunakan  program komputerisasi.
3.10.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan  program  komputerisasi.  Untuk melihat  perbandingan  penurunan  akumulasi  plak  pada  hari  ke-0,  ke-1  dan  hari  ke-7
pemakaian obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3 dan obat kumur plasebo dengan menggunakan uji ANOVA repeated. Sedangkan untuk melihat perbedaan penurunan
akumulasi  plak  antara  obat  kumur  ekstrak  kulit  buah  kakao  3  dan  obat  kumur plasebo  menggunakan  uji  t  tidak  berpasangan  t-test  unpaired.  Dengan  derajat
kepercayaan 95. Signifikasi statistik diperoleh jika nilai p0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Obat kumur Ekstrak kulit buah kakao terhadap akumulasi plak diujikan kepada 40  orang  mahasiswa  FKG  USU  angkatan  2011  pada  populasi  205  orang  yang  telah
dipilih  berdasarkan  kriteria  inklusi  dan  eksklusi.  Subjek  penelitian  dibagi  menjadi  2 kelompok  yaitu  kelompok  perlakuan  sebanyak  20  orang  dan  kelompok  kontrol
sebanyak  20  orang.  Penelitian  ini  selama  satu  minggu  dan  dilakukan  pemeriksaan pada saat sebelum perlakuan hari ke-0 dan pada saat sesudah perlakuan pada hari
ke-1  dan  ke-7    pada  subjek  penelitian.  Selama  penelitian  berlangsung,  tidak  ada subjek penelitian yang melaporkan terjadinya komplikasi dari pemakaian obat kumur
ekstrak  kulit  buah  kakao.  Data-data  hasil  penelitian  yang  diperoleh  diuraikan  dalam tabel berikut:
Tabel 2. Data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Variabel Kelompok
Pengamatan Jumlah
Persentase Umur
a. 20 tahun b. 21 tahun
c. 22 tahun 10 orang
16 orang 14 orang
25 40
35
Total 40 orang
100 Jenis Kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan
2 orang 38 orang
5 95
Total 40 orang
100 Frekuensi
menyikat giigi a. Tidak teratur
b. 1 kali sehari c. 2 kali sehari
d. 2 kali sehari -
- 36 orang
4 orang 90
10 Total
40 orang 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  tabel  2  menunjukkan  data  demografi  kelompok  perlakuan  dan kelompok kontrol. Subjek penelitian yang berusia 20 tahun sebanyak 10 orang 25,
21 tahun sebanyak 16 orang 40 dan berusia 22 tahun sebanyak 14 orang  35. Berdasarkan  jenis  kelamin,  subjek  penelitian  yang  paling  banyak  adalah  perempuan
yaitu  sebanyak  38  orang  95,  sedangkan  laki-laki  sebanyak  2  orang  5. Berdasarkan  frekuensi  menyikat  gigi  dalam  satu  hari,  sebanyak  36  orang  90
menyikat gigi 2 kali sehari dan 4 orang 10 menyikat gigi lebih dari 2 kali sehari.
Tabel 3.
Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU angkatan 2011 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-0, hari ke-1 dan hari
ke-7.
Hari Kelompok perlakuan
Kelompok kontrol N
Rerata indeks plak ± SD N
Rerata indeks plak ± SD 20
0.741 ± 0.186 20
0.718 ± 0.107 1
20 0.474 ± 0.119
20 0.603 ± 0.108
7 20
0.218 ± 0.076 20
0.768 ± 0.102 Keterangan : Uji anova ; p 0.05
Tabel  3  menunjukkan  penurunan  skor  indeks  plak  pada  kelompok  perlakuan mulai  dari  hari  ke-1  sampai  hari  ke-7.  Berdasarkan  rerata  dan  standar  deviasi  skor
indeks plak pada kelompok perlakuan pada hari ke-0 dan ke-1, rerata skor indeks plak 0.741  ±  0.186  menjadi  0.474
± 0.119 dengan penurunan sebesar 0.267.  Kemudian pada  hari  ke-7  perlakuan,  rerata  skor  indeks  plak  menjadi  0.218
±  0.076  dengan penurunan sebesar 0.256.
Pada  kelompok  kontrol  terjadi  penurunan  skor  indeks  plak  pada  hari  ke-1, namun  terjadi peningkatan skor indeks plak pada hari ke-7. Berdasarkan rerata skor
indeks  plak  dan  standar  deviasi  sebelum  perlakuan  sebesar  0.718  ±  0.107.  Hari pertama, rerata skor indeks plak dan standar deviasi menjadi  0.603
± 0.108 dengan penurunan  sebesar  0.115.  Hari  ke-7  rerata  skor  indeks  plak  dan  standar  deviasi
menjadi 0.768 ± 0.102 dengan kenaikan sebesar 0.165.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16. Grafik rerata indeks plak pada kelompok perlakuan obat kumur ekstrak
kulit buah kakao dan kelompok kontrol plasebo pada hari ke-0, ke-1 dan ke-7
Gambar  16  menunjukkan  perbandingan  rerata  skor  indeks  plak  pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Grafik tersebut terlihat penurunan rerata
skor  indeks  plak  pada  kelompok  perlakuan  dari  hari  ke-1  hingga  ke-7  pada pemakaian  obat  kumur  ekstrak  kulit  buah  kakao.  Kelompok  kontrol  terlihat
penurunan rerata indeks plak pada hari ke-1 namun terjadi kenaikan skor indeks plak pada hari ke-7.
Tabel  4. Data  perbandingan  rerata  indeks  plak  kelompok  perlakuan  hari  ke-0,  ke-1
dan ke-7. Perbandingan
P Sig. Hari ke-0 dan hari ke-1
0.000 Hari ke-0 dan hari ke-7
0.000 Hari ke-1 dan hari ke-7
0.000 Keterangan: Uji LSD ; p0,05
terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok p0,05 0,741
0,474
0,218 0,718
0,603 0,768
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9
H0 H1
H7 S
k or
in d
ek s
p lak
Hari ke-
kelompok perlakuan kelompok kontrol
Universitas Sumatera Utara
Tabel  4  menunjukkan  perbedaan  yang  bermakna  secara  statistik  p0,05 terjadi antara hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke-7, dan hari ke-1 dan hari
ke-7.
Tabel 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, ke-1 dan
ke-7. Perbandingan
P Sig. Hari ke-0  dan hari ke-1
0.000 Hari ke-0 dan hari ke-7
0.005 Hari ke-1 dan hari ke-7
0.000 Keterangan : Uji LSD ; p0,05
terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok p0,05 Tabel  5  menunjukkan  terdapat  perbedaan  bermakna  secara  statistik  p0.05
antara skor indeks plak pada hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan ke-7 dan hari ke-1 dan ke-7.
Tabel 6. Perbedaan rerata indeks plak kelompok perlakuan dan kontrol
Selisih Kelompok
N Rerata Indeks plak setelah perlakuan ±
SD P sig
H0-H1 Perlakuan
20 -0.266  ± 0.120
0.000 Kontrol
-0.114 ± 0.053 H0-H7
Perlakuan 20
-0.256 ± 0.094 0.000
Kontrol 0.164 ± 0.083
H1-H7 Perlakuan
20 -0.522 ± 0.152
0.000 Kontrol
0.049 ± 0.707 Keterangan: Uji t-tidak berpasangan ; p0.05
terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok p0.05 Tabel  6  menunjukkan  terdapat  perbedaan  bermakna  secara  statistik  p0.05
terhadap rerata skor indeks plak antara hari  ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke- 7, serta hari ke-1 dan hari ke-7 pada kelompok kontrol dan perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  dilakukan,  diperoleh  bahwa  obat  kumur ekstrak kulit  buah kakao Theobroma cacao  L 3 berpengaruh dalam menurunkan
akumulasi plak pada hari ke-1 dan ke-7 pemakaian obat kumur. Hal ini dikarenakan terdapat  perbedaan  yang  bermakna  secara  statistik  antara  kelompok  perlakuan  obat
kumur  ekstrak  kulit  buah  kakao  dengan  kelompok  kontrol  plasebo.  Berdasarkan hasil  penelitian  didapatkan  bahwa  pada  hari  ke-1  dan  ke-7  terjadi  perbedaan  rerata
skor  indeks  plak  yang  bermakna  p0,05  antara  kelompok  perlakuan  dan  kelompok kontrol.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sartini  yang menunjukkan bahwa ekstrak  kulit  buah  kakao  dapat  menghambat  pertumbuhan  bakteri  Staphylococcus
aureus  dan  Streptococcus  mutans  karena  kulit  buah  kakao  mengandung  campuran flavonoid  atau  tanin  yang  memiliki  sifat  antibakteri.
9
Matsumoto  juga  melakukan penelitian terhadap ekstrak kulit buah kakao pada tikus yang terinfeksi Streptococcus
mutans  yang  mengalami  penurunan  karies  dan  terjadi  pengurangan  akumulasi  plak dengan konsentrasi hambat minimum  1,0 mgml.
12
Penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  rerata  skor  indeks  plak  pada  kelompok perlakuan  obat  kumur  ekstrak  kulit  buah  kakao  lebih  rendah  dibandingkan  dengan
kelompok  kontrol  dilihat  mulai  dari  hari  ke-1  hingga  ke-7  pemakaian  obat  kumur. Hal  ini  disebabkan  kandungan  senyawa  aktif  yang  terdapat  pada  kulit  buah  kakao
yaitu  senyawa  alkaloid  dan  senyawa  polifenol  bersifat  antibakteri.
25
Sehingga  dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit  buah kakao dalam bentuk  obat  kumur berpengaruh
terhadap  penurunan  akumulasi  plak.  Hasil  penelitian  ini  sesuai  dengan  penelitian yang dilakukan oleh Srikanth tentang efektifitas obat kumur ekstrak kulit kakao pada
anak-anak. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa obat kumur ekstrak kulit buah
Universitas Sumatera Utara
kakao  efektif  menurunkan  jumlah  bakteri  Streptococcus  mutans  dan  menurunkan deposisi plak.
14
Penelitian  ini,  pada  kedua  kelompok  yang  diberikan  obat  kumur  ekstrak  kulit buah  kakao  dan  obat  kumur  plasebo,  diinstruksikan  berkumur  sebanyak  dua  kali
sehari yaitu setelah menyikat gigi pagi hari dan pada malam hari sebelum tidur. Obat kumur  berfungsi  sebagai  antibakteri,  penggunaan  obat  kumur  dua  kali  sehari
dikarenakan  banyak  efek  samping  dalam  rongga  mulut  akibat  penggunaan  obat kumur  yang  berlebihan.  Mikroorganisme  yang  berperan  di  rongga  mulut  memiliki
jumlah  yang  seimbang  antara  mikroorganisme  patogen  dan  non-patogen. Penggunaan  obat  kumur  yang  berlebihan  dapat  mempengaruhi  komposisi  flora
normal  rongga  mulut  sehingga  lebih  banyak  mikroorganisme  non  patogen  yang terbunuh oleh obat kumur dibandingkan  dengan mikroorganisme patogen, akibatnya
organisme  yang  dulunya  tidak  menyebabkan  kelainan  di  dalam  rongga  mulut  akan berkembang biak sehingga menyebabkan kelainan di dalam rongga mulut.
19
Konsentrasi ekstrak kulit buah kakao yang terkandung dalam obat kumur pada penelitian  ini  adalah  sebanyak  3  atau  30  mgml.  Ekstrak  kulit  buah  kakao
diekstraksi  dengan  menggunakan  pelarut  etanol  70  di  Laboratorium  Obat Tradisional,  Fakultas  Farmasi,  Universitas  Sumatera  Utara.  Pada  peracikan  obat
kumur,  peneliti  menambahkan  bahan-bahan  lain  seperti  CMC  carbocymetyl cellulose,  sorbitol,  dan  peppermint.  Carbocymetyl  cellulose  digunakan  sebagai
suspensi  untuk  mencegah  ekstrak  mengendap  atau  tidak  homogen  pada  larutan  obat kumur.  Sorbitol  dan  peppermint  untuk  menambahkan  rasa  pada  obat  kumur  ekstrak
kulit  buah  kakao.  Sorbitol  digunakan  sebagai  pemanis  untuk  menghilangkan  rasa kurang  enak  dari  ekstrak  kulit  buah  kakao.  Peppermint  digunakan  untuk
menambahkan  rasa  segar  berupa  mint  dalam  obat  kumur.  Kelompok  kontrol  yang menggunakan  obat  kumur  plasebo  memiliki  komposisi  bahan  yang  sama  dengan
kelompok  perlakuan,  namun  tanpa  penambahan  ekstrak.  Warna  pada  obat  kumur plasebo disamakan dengan kelompok perlakuan menggunakan pewarna makanan.
Universitas Sumatera Utara
Selama penelitian berlangsung tidak ada efek samping yang terjadi pada subjek penelitian. Namun, beberapa subjek penelitian mengeluhkan masih adanya rasa pahit
yang timbul ketika penggunaan obat kumur ekstrak kulit buah kakao.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1  Kesimpulan