menyebabkan  kekambuhan  peradangan.  Jadi  kontrol  plak  adalah  cara  efektif  untuk perawatan dan pencegahan gingivitis dan merupakan bagian yang penting dari semua
prosedur dalam perawatan dan pencegahan periodontitis.
5
Pada saat ini kontrol plak yang paling banyak dilakukan adalah secara mekanik, yaitu  dengan  menggunakan  sikat  gigi,  obat  kumur  dan  alat  bantu  yang  lain  seperti
sikat gigi interdental dan alat irigasi oral yang dilakukan sendiri oleh pasien di rumah, maupun  skeling  dan  penyerutan  akar  yang  dilakukan  dokter  gigi.  Selain  itu  kontrol
plak juga dilakukan secara kimiawi, antara lain dengan bahan antimikroba.
5
2.2 Obat Kumur
Berkumur merupakan salah satu metode dalam cara membersihkan gigi dan mulut dan  sering  dilakukan  setelah  menyikat  gigi.
3
Asadoorian  melaporkan  bahwa penggunaan obat kumur disukai oleh masyarakat karena penggunaannya yang mudah
dan  dapat  menyegarkan  nafas.
18
Obat  kumur  merupakan  larutan  yang  mengandung bahan  antimikroba  dan  beberapa  diantaranya  dapat  membantu  menghambat
pertumbuhan  plak  supra  gingiva  dan  gingivitis.
19
Sebagian  besar  individu,  memiliki keadaan  rongga  mulut  yang  berbeda-beda,  sehingga  kontrol  plak  tidak    bekerja
optimal  dalam  menjaga  kesehatan  gingival
15
Obat  kumur  sangat  bermanfaat  untuk pasien  yang  cacat  fisik  atau  kurang  termotivasi  sehingga  sulit  atau  tidak  optimal
dalam  menghilangkan  plak  dengan  baik.  Berdasarkan  bahan  aktifnya,  obat  kumur dapat  di  kelompok  atas  :  1.Bisguanida,  2  Campuran  fenol  3  Ammonia
kuarternari  4  Germisida  5  Bahan  Oksigenase  6  Ekstrak  Herbal  dan  7 Halogen.
5,18
.  Pada  penelitian  ini,  obat  kumur  ekstrak  kulit  buah  kakao  termasuk dalam kelompok obat kumur ekstrak herbal.
2.3 Kakao Theobroma cacao L
Kakao  Theobroma  cacao  L.  adalah  anggota  dari  bromeliaceae  yang  berasal dari  hutan  di  Amerika  Tengah  dan  Amerika  Selatan.  Dua  subspesies  yang  ditanam
adalah  calabacillo  T.  Cacao  L.  subsp.  Sphaerocarpum  yang  berasal  dari  Amerika Selatan  dan  criollo  T.  Cacao  L.  subsp.  Cacao  dari  Meksiko.
20
Buah  kakao  terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari  kulit  buah,  pulp,  keping  biji  dan  plasenta.  Buah  kakao  terdiri  dari  75  kulit buah,  3  plasenta,  22  biji.
21
Kakao  merupakan  tanaman  pangan  diketahui  kaya akan senyawa-senyawa bioaktif, terutama polifenol, yang mempunyai khasiat sebagai
antioksidan  dan  antimikroba  terhadap  beberapa  bakteri  patogen  dan  bakteri kariogenik.
8
Kakao juga mempunyai kapasitas antioksidan lebih tinggi dibanding teh dan anggur merah.
9
Gambar 1. Theobroma cacao L
22
2.3.1 Taksonomi kakao
Kakao  merupakan  satu-satunya  diantara  22  jenis  marga  Theobroma,  suku Sterculiaceae  yang diusahakan secara komersial. Sistematik tanaman kakao menurut
Tjitrosoepomo adalah sebagai berikut :
22
Devisi : Spermatophyta
Anak divisi   : Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae Bangsa
: Malvales Suku
: Sterculiaceace Jenis
: Theobroma cacao L
2.3.2 Struktur kulit buah kakao
Kulit  buah  kakao  merupakan  bagian  terbesar  dari  buah  kakao.
21
Warna  kulit buah kakao beraneka ragam, namun pada dasarnya hanya ada dua macam yaitu : buah
muda berwarna hijau putih dan bila masak  menjadi berwarna kuning dan buah muda
Universitas Sumatera Utara
yang  berwarna  merah  setelah  masak  menjadi  oranye.  Kulit  buah  memiliki  10  alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling.
22
Gambar 2. Kulit buah kakao
23
2.3.3 Kandungan kulit buah kakao
Berat  kulit  buah  kakao  kurang  lebih  75  dari  berat  buah  masak  secara keseluruhan.
21,24
Kulit  buah  kakao  merupakan  limbah  dalam  industri  cokelat  yang diketahui mengandung sejumlah besar polifenol dan serat makanan, seperti selulosa,
pektin  dan  lignin.
20
Kulit  buah  kakao  mempunyai  komposisi  kimia  yang  cukup kompleks.  Salah  satu  senyawa  kimia  yang  bersifat  antimikroba  yang  dikandungnya
adalah polifenol,  kadar total polifenol  kulit  buah kakao 12,6.
21,25
Termasuk dalam senyawa  polifenol  yaitu  tanin,  pektin,  flavonoid  dan  epikatekin
8,15
Kandungan senyawa  aktif  polifenol  yang  terdapat  pada  kulit  kakao  memiliki  peran  sebagai
antimikroba,  antivirus  dan  antioksidan.
24
Kulit  buah  kakao  diketahui  juga mengandung  senyawa  aktif  alkaloid  yang  juga  memiliki  sifat  antimikroba  yaitu
theobromin 3,7-dimethylxantine  sebesar 0,4 .
25
Komposisi kimia lainnya yaitu air 12,98, total N 32,52, protein 9,65, lemak 0,15 dan serat kasar 33,9.
21
Kulit buah kakao diketahui juga mengandung unsur Kalsium, Fosfor dan Kalium.
26
2.3.4 Peranan ekstrak kulit buah kakao sebagai antibakteri
Daya hambat  ekstrak kulit  buah  kakao terhadap bakteri  dapat  disebabkan oleh kandungan  antibakteri  dalam  ekstrak  kulit  kakao  serta  karakteristik  bakteri  itu
sendiri.
15
Penelitian  Verikates  B  dkk,  menyatakan  bahwa  terjadi  penurunan  bakteri Streptoccus mutans pada saliva anak-anak setelah berkumur dengan ektrak kulit buah
Universitas Sumatera Utara
kakao.
11
Pada  ekstrak  kulit  buah  kakao  terkandung  senyawa  bioaktif  yang  bersifat antibakteri,  yaitu  alkaloid  dan  polifenol  yang  mampu  menghambat  pertumbuhan
bakteri.
15
Senyawa  alkaloid  merupakan  senyawa  organik  yang  memiliki  atom  atom nitrogen  dan  bersifat  basa    alkali    dan  dapat  menyebabkan  koogulasi  protein  sel
bakteri,  sehingga    menyebabkan  penghambatan  pertumbuhan  bakteri.  Koagulasi protein  akan  mengganggu  komponen  penyusun  peptidoglikan  pada  sel  bakteri  yang
menyebabkan lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh, sehingga menyebabkan kematian sel bakteri.
26
Flavonoid  pada  ekstrak  kulit  buah  kakao  termasuk  golongan  senyawa  fenolik yang mempunyai  ikatan  glikosida.
26
Flavonoid dalam aktivitas antibakteri,  memiliki berbagai  mekanisme  diantaranya  menghambat  sintesis  asam  nukleat,  menghambat
fungsi  membran  sitoplasma,  dan  menghambat  metabolisme  energi  bakteri.  Pada proses penghambatan sintesis asam nukleat, cincin β flavonoid berperan pada ikatan
hidrogen  dengan  beberapa  basis  asam  nukleat  dan  ikatan  ini  nantinya  mampu menghambat  sintesis  DNA  deoxyribonucleic  acid  dan  RNA  ribonucleic  acid.
Aktivitas  antibakteri  dengan  menghambat  fungsi  membran  sitoplasma  dapat dilakukan  dengan  menurunkan  permeabilitas  membran  dinding  sel  bakteri,  namun
flavonoid  dengan  variasi  yang  lain  dapat  menghambat  fungsi  membran  sitoplasma hingga mengakibatkan kematian bakteri. Aktivitas perusakan membran dapat diawali
dengan  mengganggu  lipid  bilayer  dengan  menembus  secara  langsung  ke  lapisannya dan merusak fungsi barrier. Hal ini menyebabkan fusi membran yang menyebabkan
kebocoran  material  intramembaran  dan  agregasi.  Penghambatan  energi  metabolisme bakteri  dilakukan  dengan  penghambatan  sintesis  makromolekul.  Penghambatan
energi  metabolisme  terkait  dengan  aktivitas  DNA,  RNA,  dinding  sel  dan  sintesis protein.
15,22,24
Penelitian  Azila  mengatakan  bahwa  tanin  pada  kakao  adalah  salah  satu  bahan aktif  yang  mengganggu  dinding  sel  bakteri  dan  dapat  menghambat  pembentukan
plak.  Tanin  pada  kakao  juga  dapat  menghambat  bakteri  Streptococcus  mutans.
27
Tanin  bersifat  antibakteri  dengan  adanya  gugus  pirogalol  dan  gugus  galoil  yang merupakan gugus fenol, kedua gugus tersebut bereaksi dengan protein dari membran
Universitas Sumatera Utara
sel  bakteri  dan  mengkoagulasinya.  Senyawa  fenol  dapat  menurunkan  tegangan permukaan  yang  menyebabkan  kenaikan  dari  permeabilitas  membran  sel,  sehingga
air dapat masuk ke dalam sel yang menyebabkan sel pecah dan mengalami kematian. Tanin  yang  terkondensasi  akan  berikatan  dengan  dinding  sel  bakteri  memiliki  efek
toksik  dan  mencegah  pertumbuhan  serta  melakukan  aktivitas  protease  kepada bakteri.
15
Selain  mengandung  tanin  ekstrak  kulit  buah  kakao  juga  mengandung  pektin. Aktivitas  antibakteri  pektin  dilakukan  dalam  tingkat  selular,  molekul,  dan  ikatan
kimia.  Pektin  mampu  menurunkan  proses  proteolisis  dari  bakteri.  Proses  proteolisis merupakan  proses  pemecahan  asam  amino  yang  dapat  menghasilkan  energi  bagi
bakteri. Namun dengan adanya pektin, pektin mampu menurunkan proses proteolisis dari bakteri, sehingga bakteri kekurangan energi dan proses metabolisme bakteri tidak
berjalan dengan lancar. Bahkan jika hal ini terjadi terus menerus akan menonaktifkan sel bakteri, menganggu proses pertumbuhan, bahkan dapat mematikan bakteri.
15
Penelitian  Srikanth  dkk,  menunjukkan  bahwa  kulit  buah  kakao  dapat mengurangi  jumlah  bakteri  Streptococcus  mutans  dan  deposisi  plak.  Hal  ini
dikarenakan  kulit  buah  kakao  mempunyai  komponen  aktif  yang  bersifat  antibakteri yaitu epikatekin yang merupakan subgrup dari polifenol berfungsi menghambat GTF
Glikosiltransferase  dan  berfungsi  sebagai  bakterisidal. Efek  polifenol  terhadap
kesehatan  rongga  mulut  dapat  menurunkan  karies  dan  menguatkan  jaringan  keras gigi.  Kandungan  fenol  yang  terkandung  dapat  merusak  dinding  bakteri  sedangkan
kandungan  epikatekin  dapat  menghambat  pembentukan  glikan  dari  sukrosa  dan menghambat  perlekatan  Streptococcus  mutans  pada  pelikel  gigi.
14
Banyaknya kandungan  senyawa  aktif  dalam  ekstrak  kulit  buah  kakao  menyebabkan  senyawa
aktif akan lebih mudah dalam menghambat bakteri.
26
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Teori
Kulit buah kakao Theobroma cacao Senyawa zat aktif
alkaloid
Tanin Pektin
Flavonoid Koogulasi
protein sel bakteri 
lapisan dinding sel
tidak terbentuk
secara utuh Menganggu
permeabilitas membran sel
bakteri Menghambat
sintesis asam nukleat,
fungsi membran
sitoplasma, dan
metabolisme energi bakteri
Proses proteolisis
bakteri menurun 
metabolisme bakteri
terganggu
Kematian sel bakteri
Pembentukan plak Menghambat
GTF Glukosiltrans
ferase pada sel bakteri
Epikatekin Polifenol
Pertumbuhan bakteri terhambat
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konsep
Variabel Bebas : Obat kumur ekstrak kulit
buah kakao 3 Variabel Terikat :
Indeks plak Loe dan Silness
Variabel Terkendali : 1.  Volume obat kumur
2.  Lama penggunaan obat kumur
3.  Waktu dan frekuensi menyikat gigi
4.  Jenis sikat gigi dan pasta gigi Variabel tak terkendali :
1.  Metode menyikat gigi 2.  Diet
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest  control  group  design.
28
Rancangan  penelitian  ini  subjek  dibagi  dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan.
3.2 Rancangan Penelitian
Rancangan  penelitian  yang  dilakukan  adalah  double  blind  study  yaitu  suatu prosedur  eksperimental  dimana  baik  subjek  penelitian  maupun  peneliti  tidak
mengetahui siapa yang menjadi kelompok kontrol dan siapa yang menjadi kelompok perlakuan.
Perlakuan : H  X  H
1
 X  X  X  X X X
 H
2
Kontrol  : H  Y  H
1
 Y  Y  Y  Y  Y
 Y  H
2
Keterangan : X
: Obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3 Y
: Plasebo H
: Pengukuran indeks plak hari ke-0 sebelum perlakuan H
1
: Pengukuran indeks plak hari ke-1 setelah perlakuan H
2
: Pengukuran indeks plak hari ke-7 setelah perlakuan
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat penelitian
Proses  pembuatan  obat  kumur  dilakukan  di  Laboratorium  Obat  Tradisional Fakultas  Farmasi  Universitas  Sumatera  Utara.  Penelitian  dilakukan  di  Instalasi
Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara