Hasil 1. Hasil Uji Akar Unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil 5.1.1. Hasil Uji Akar Unit Semua uji yang dilakukan dalam menganalisis seluruh datavariabel adalah dengan menggunakan program eviews 5.0. Sebelum melakukan uji kointegrasi terlebih dahulu melakukan uji akar unit seluruh data runtut waktu agar dapat dilihat apakah data sudah stasioner atau belum stasioner. Karena salah satu syarat uji kointegrasi seluruh data harus stasioner pada level atau orde yang sama. Dalam hal ini uji akar unit yang dilakukan adalah dengan uji Augmented Dickey- Fuller ADF. Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa data sudah stasioner pada level yang sama yaitu pada turunan pertama atau I1. Dari tabel 9 dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : Harga Minyak Goreng Tabel 9 menunjukan bahwa variabel harga minyak goreng sudah stasioner pada diferensi yang pertama. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilistiknya yaitu 0,0002 0,05 pada tingkat kepercayaan 5, ini berarti data sudah stasioner. Kemudian membandingkan nilai absolut statistik t 5,424125 dengan nilai kritis menurut tabel MacKinnon pada tingkat 1, 5 atau 10. Ternyata nilai absolut statistik t lebih besar dibanding dengan nilai-nilai kritisnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah stasioner dan siap dianalisis ke uji selanjutnya. Harga CPO Domestik Pada Tabel 9 menunjukan bahwa variabel harga CPO domestik sudah stasioner pada diferensi yang pertama. Hal ini dapat dilihat dari nilai Universitas Sumatera Utara probabilistiknya yaitu 0,0000 0,05 pada tingkat kepercayaan 5, ini berarti data sudah stasioner. Kemudian membandingkan nilai absolut statistik t 6,261157 dengan nilai kritis menurut tabel MacKinnon pada tingkat 1, 5 atau 10. Ternyata nilai absolut statistik t lebih besar dibanding dengan nilai-nilai kritisnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah stasioner dan siap dianalisis ke uji selanjutnya. Harga CPO Internasional Tabel 9 menunjukan variabel harga CPO internasional sudah stasioner pada diferensi yang pertama. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilistiknya yaitu 0,0003 0,05 pada tingkat kepercayaan 5, ini berarti data sudah stasioner. Kemudian membandingkan nilai absolut statistik t 5,277060 dengan nilai kritis menurut tabel MacKinnon pada tingkat 1, 5 atau 10. Ternyata nilai absolut statistik t lebih besar dibanding dengan nilai-nilai kritisnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah stasioner dan siap dianalisis ke uji selanjutnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Hasil Uji Akar Unit Unit Root Test. Test Type : Augmented Dickey-Fuller Test for Unit Root in : 1st Difference Include in Test Equation : Intercept Automatic Selection : Akaike Info Criterion Maximum Lags : 12 1. Hasil Uji untuk Variabel Harga Minyak Goreng Domestik T-Statistic : -5,084162 Test Critical Values : - 1 Level : -3,548208 - 5 Level : -2,912631 - 10 Level : -2,594027 Probalistic : 0,0001 2. Hasil Uji untuk Variabel Harga CPO Domestik T-Statistic : -5,826361 Test Critical Values : - 1 Level : -3,550396 - 5 Level : -2,913549 - 10 Level : -2,594521 Probalistic : 0,0000 3. Hasil Uji untuk Variabel Harga CPO Internasional T-Statistic : -5,643375 Test Critical Values : - 1 Level : -3,548208 - 5 Level : -2,912631 - 10 Level : -2,594027 Probalistic : 0,0000 Sumber : Lampiran 5a, 5b dan 5c. Universitas Sumatera Utara

5.1.2. Hasil Uji Kointegrasi

Setelah seluruh data sudah stasioner yaitu pada I1, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji kointegrasi. Dalam uji ini kita akan melihat kointegrasi antara harga minyak goreng domestik dengan harga CPO domestik, harga minyak goreng domestik dengan harga CPO internasional serta kointegrasi antara harga CPO domestik dengan harga CPO internasional. Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa trace statistic lebih kecil dari nilai critical value pada tingkat 50,05, yaitu 14,84133 25,87211. Begitu juga nilai probabilistiknya lebih besar dari nilai kritis tingkat kepercayaan 5 yaitu 0,5878 0,05. Hal ini menyatakan bahwa kedua variabel yaitu harga minyak goreng domestik dan harga CPO domestik tidak saling berkointegrasi. Tabel 10. Hasil Uji Kointegrasi Harga Minyak Goreng dengan Harga CPO Domestik. Trend assumption: Linear deterministic trend restricted Series: MINYAKGORENG CPODOMESTIK Lags interval in first differences: 1 to 1 Unrestricted Cointegration Rank Test Trace Hypothesized Trace 0.05 No. of CEs Eigenvalue Statistic Critical Value Prob. None 0.172728 14.84133 25.87211 0.5878 At most 1 0.064116 3.843294 12.51798 0.7647 Normalized cointegrating coefficients standard error in parentheses MINYAKGORENG CPODOMESTIK TREND03M02 1.000000 -1.025523 0.316854 Sumber : Lampiran 6a. Universitas Sumatera Utara Adapun persamaan yang didapat adalah sebagai berikut : maka dari tabel 10 didapat : Dimana : t Y = harga minyak goreng domestik pada waktu t t X = harga CPO domestik pada waktu t T = trend Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa trace statistic lebih kecil dari nilai critical value pada tingkat 50,05, yaitu 15,79620 25,87211. Begitu juga nilai probabilistiknya lebih besar dari nilai kritis tingkat kepercayaan 5 yaitu 0,5090 0,05. Hal ini menyatakan bahwa kedua variabel yaitu harga minyak goreng domestik dan harga CPO internasional tidak saling berkointegrasi. Adapun persamaan yang didapat adalah sebagai berikut : maka dari tabel 10 didapat : Dimana : t Y = harga minyak goreng domestik pada waktu t t X = harga CPO internasional pada waktu t T = trend T X Y t t     T X Y t t 131842 , 9 973495 ,    T X Y t t     T X Y t t 316854 , 025523 ,1    Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Hasil Uji Kointegrasi Harga Minyak Goreng dengan Harga CPO Internasional. Trend assumption: Linear deterministic trend restricted Series: MINYAKGORENG CPOINTERNASIONAL Lags interval in first differences: 1 to 1 Unrestricted Cointegration Rank Test Trace Hypothesized Trace 0.05 No. of CEs Eigenvalue Statistic Critical Value Prob. None 0.198097 15.79620 25.87211 0.5090 At most 1 0.050272 2.991650 12.51798 0.8776 Normalized cointegrating coefficients standard error in parentheses MINYAKGORENG CPOINTERNASIONAL TREND03M02 1.000000 -0.973495 9.131842 Sumber : Lampiran 6b. Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa trace statistic lebih kecil dari nilai critical value pada tingkat 50,05, yaitu 19,17685 25,87211. Begitu juga nilai probabilistiknya lebih besar dari nilai kritis tingkat kepercayaan 5 yaitu 0,2704 0,05. Hal ini menyatakan bahwa kedua variabel yaitu harga CPO domestik dan harga CPO internasional tidak saling berkointegrasi. Adapun persamaan yang didapat adalah sebagai berikut : maka dari tabel 10 didapat : Dimana : t Y = harga CPO domestik pada waktu t t X = harga CPO Internasional pada waktu t T = trend T X Y t t     T X Y t t 439058 ,8 872004 ,    Universitas Sumatera Utara Tabel Hasil 12. Hasil Uji Kointegrasi Harga CPO Domestik dengan Harga CPO Internasional. Trend assumption: Linear deterministic trend restricted Series: CPODOMESTIK CPOINTERNASIONAL Lags interval in first differences: 1 to 1 Unrestricted Cointegration Rank Test Trace Hypothesized Trace 0.05 No. of CEs Eigenvalue Statistic Critical Value Prob. None 0.232169 19.17685 25.87211 0.2704 At most 1 0.064290 3.854053 12.51798 0.7631 Normalized cointegrating coefficients standard error in parentheses CPODOMESTIK CPOINTERNASIONAL TREND03M02 1.000000 -0.872004 8.439058 Sumber : Lampiran 6c. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa tidak ada kointegrasi antara harga minyak goreng domestik dengan harga CPO domestik, harga minyak goreng domestik dengan harga CPO internasional serta harga CPO domestik dengan harga CPO internasional. Hasil ini berarti menolak hipotesis 1, hipotesis 2 dan hipotesis 3 pada penelitian ini. Namun ada dugaan bahwa sebenarnya terdapat hubungan antara harga minyak goreng domestik, harga CPO domestik dan harga CPO internasional. Untuk megetahui hal tersebut dalam penelitian ini ada penambahan variabel lain yang berhubungan dengan ketiga variabel di atas yaitu volume ekspor CPO domestik. Hal yang perlu dilakukan setelah menambah variabel adalah melihat data tersebut stasioner atau tidak dengan melakukan uji akar unit. Hasil yang didapat adalah bahwa data variabel volume ekspor CPO domestik sudah stasioner pada turunan pertama 1st difference. Pada Tabel 13 menunjukan variabel volume ekspor CPO domestik sudah stasioner pada diferensi yang pertama. Hal ini dapat Universitas Sumatera Utara dilihat dari nilai probabilistiknya yaitu 0,0002 0,05 pada tingkat kepercayaan 5, ini berarti data sudah stasioner. Kemudian membandingkan nilai absolut statistik t 4,917624 dengan nilai kritis menurut tabel MacKinnon pada tingkat 1, 5 atau 10. Ternyata nilai absolut statistik t lebih besar dibanding dengan nilai-nilai kritisnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah stasioner dan siap dianalisis ke uji selanjutnya. Artinya semua variabel yang digunakan berada pada level yang sama yaitu I1. Tabel 13. Uji Akar Unit Volume Ekspor CPO Domestik. Null Hypothesis: DEKSPORCPOD has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 12 Automatic based on AIC, MAXLAG=12 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.917624 0.0002 Test critical values: 1 level -3.581152 5 level -2.926622 10 level -2.601424 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Sumber : Lampiran 5d. Universitas Sumatera Utara 5.2. Pembahasan 5.2.1. Hubungan antara Harga Minyak Goreng Domestik dengan Harga