Profil Industri Pengolahan Kelapa Sawit 1. Pabrik Kelapa Sawit

sedangkan trigliserida MIKS mengandung asam laurat, miristat, stearat, gliserol dan sedikit palmitat. MKS dan MIKS merupakan sumber energi pangan seperti minyak goreng, margarine, shortening dan vanaspati serta sumber karbon untuk industri oleokimia. Senyawa karbon asal minyak nabati lebih mudah terurai di alam dibandingkan dengan senyawa turunan minyak bumi. 4.3. Profil Industri Pengolahan Kelapa Sawit 4.3.1. Pabrik Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit PKS yang merupakan sarana untuk mengolah tandan buah segar TBS kelapa sawit. TBS karena sifat biologisnya harus segera diolah menjadi minyak sawit mentah crude palm oilCPO sebagai intermediate product. Pada tahun 2006, jumlah PKS di Indonesia adalah 470 unit dengan kapasitas terpasang 19,8 ribu ton TBSjam. Dengan luas areal telah melewati 6 juta Ha saat ini dan asumsi 200 Ha memenuhi PKS kapasitas 1 tonjam, maka Indonesia kekurangan PKS dengan kapasitas 9 ribu tonjam atau setara dengan 150 PKS terutama di daerah pengembangan di Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Jumlah Pabrik PKS menurut Kapasitas Olah dan Lokasinya di Indonesia Tahun 2006. No Provinsi Pabrik Kelapa Sawit Jumlah Kapasita Terpasang Ton TBSJam 1 N. Aceh Darusalam 21 604 2 Sumatera Utara 105 3540 3 Sumatera Barat 20 1080 4 Riau 128 6545 5 Jambi 31 1503 6 Sumatera Selatan 53 2635 7 Bengkulu 12 540 8 Lampung 5 165 9 Jawa Barat 1 30 10 Banten 1 30 11 Kalimantan Barat 32 1285 12 Kalimantan Tengah 24 1245 13 Kalimantan Selatan 7 240 14 Kalimantan Timur 10 510 15 Sulawesi Tengah 3 90 16 Sulawesi Selatan 8 270 17 Papua 9 440 Jumlah 470 19852 Sumber : Kurniawan, dkk., 2007.

4.3.2. Pabrik Pengolahan Lanjut

Industri hilir kelapa sawit kategori produk pangan yang umum diusahakan di Indonesia berupa minyak goreng, sedangkan produk bukan pangan berupa oleokimia meliputi fatty acid, fatty alcohol, stearin, glycerin dan metalic soap . Indutri minyak goreng dan oleokimia berkembang di beberapa daerah, yang umumnya di kota-kota besar yang memiliki fasilitas pelabuhan. Beberapa daerah sentra indutri minyak goreng meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan dan Irian Jaya. Universitas Sumatera Utara Untuk keperluan pangan, CPO dipisahkan fraksionasi menjadi fraksi padat stearin dan fraksi cair olein. Olein sudah dapat dikelompokan sebagai minyak goreng. Kapasitas terpasang industri fraksionasi 1985 adalah 2,9 juta ton, padahal produksi CPO tahun tersebut adalah 1,2 juta ton. Pada 1995, kapasitas pabrik fraksinasi adalah 6 juta ton yang juga melebihi produksi CPO nasional. Tahun 2005, kapasitas terpasang mencapai 8,6 juta ton yang terdistribusi pada 60 unit pabrik. Sebagian produk industri fraksionasi digunakan sebagai bahan baku pembuatan margarin. 4.4. Potensi Pengembangan Kelapa sawit 4.4.1. Potensi Pengembangan Areal