Meningkatkan Hubungan Silahturahmi Keserasian Hidup

Artinya: “Kalau tidak membuat selamatan ini, dalam hati terasa tidak enak dan tidak tenang sebab sudah kewajiban naluri orang Jawa yang harus melestarikan tradisi leluhur untuk meminta keselamatan” Tradisi atau adat istiadat yang dimiliki oleh suatu masyarakat harus ditimbulkan kepermukaan sehingga masyarakat yang berasal dari suku bangsa lain akan mengenal dan menghormati kebudayaan tersebut. Dengan dikenal dan dihormatinya kebudayaan Jawa oleh suku bangsa lain, maka akan menimbulkan perasaan bangga pada masyarakat Jawa. Oleh karena itu supaya kebudayaan Jawa selalu dikenal dan dihormati maka kebudayaan tersebut harus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Yaitu dengan cara terus menerus melaksanakan tradisi-tradisi budaya Jawa, dengan demikian generasi-generasi berikutnya dapat mengerti dan mengetahui tentang adat istiadatnya sendiri. Apabila mereka telah mengetahui dan mengerti maka akan timbullah suatu perasaan bangga memiliki kebudayaan Jawa. Dengan demikian diharapkan mereka juga akan tetap melaksanakannya serta mempertahankannya dan akan mereka tanamkan nilai- nilai tersebut kepada generasi setelah mereka. Hal ini berarti rasa kebanggaan akan tradisi kebudayaan Jawa akan tetap bertahan sepanjang masa bukan saja untuk memperkokoh norma-norma dan nilai-nilai budaya tetapi juga melestarikannya.

4.2.2.2. Meningkatkan Hubungan Silahturahmi

Bagi masyarakat dengan dilaksanakannya upacara Tedhak Siten dapat semakin meningkatkan hubungan silahturahmi antar masyarakat. Dengan diadakannya upacara Tedhak Siten ini oleh sebuah keluarga maka anggota- anggota dari suami dan istri akan turut berperan serta didalamnya, bukan saja keluarga dari keluarga suami istri tersebut tetapi juga tetangga-tetangga dekat yang juga ikut ambil bagian. Ibu Sukati berumur 65 tahun mengatakan: “Selain supaya selamat, upacara ini diperbuat untuk mengumpulkan sedulur lan tonggo saudara dan tetangga agar semakin erat hubungannya” Keluarga Jawa yang ada di desa Tanjung Jati umumnya mempunyai persaudaraan satu dengan yang lainnya, sehingga apabila salah satu keluarga akan mengadakan selamatan maka dengan segera mereka akan membantu. Didalam kegiatan untuk mempersiapkan suatu upacara yang dalam hal ini adalah ucara Tedhak Siten terjadi suatu kerjasama diantara mereka yang melakukan segala persiapan tersebut. Hubungan tersebut terbina secara otomatis karena ketika mereka saling berkomunikasi, saling membantu, bercanda dan sebagainya. Seperti pada saat memasak bersama-sama Rewangan, tonjokan memberi makanan dan lain-lain, sehingga memberikan suasana yang akrab dan bahkan bertambah meriah karena adanya gelak tawa mereka. Situasi yang demikian dapat mempererat hubungan dan memperkecil ketegangan. Hal ini tidak terlepas dari sifat kegotong royongan yang dimiliki oleh masyarakat Jawa di desa Tanjug Jati. Sehingga dengan perasaan rela dan ihklas mereka saling membantu dalam menyiapkan segala keperluan upacara yang dibutuhkan.

4.2.2.3. Keserasian Hidup

Pelaksanaan upacara Tedhak Siten pada hakekatnya adalah untuk memperkenalkan anak kepada lingkungan sosialnya. Seorang anak yang pada mulanya hanya mengenal ibunya dan ayahnya melalui upacara Tedhak Siten ia diperkenalkan kepada lingkungan yang besar dan luas. Salah satu informan yaitu ibu Sainah berumur 61 tahun mengatakan: “Nyambet gawi mriki hajatan ini dilakukan agar anak kenal dan cocok dengan lingkunagnnya” Pertama-tama anak diperkenalkan pada bumitanah tempat ia dilahirkan. Bumi merupakan tempat berpijak sekaligus pemberi segala kebutuhan hidup seperti air dan makanan. Selain itu ia juga harus menjaga dan memelihara segala pemberian Tuhan sehingga akan tercipta suatu hubungan yang seimbang dan serasi antara manusia dan alam lingkungannya. Aktifitas-aktifitas seperti menginjak Jadah tidak lain juga adalah untuk mengajarkan pada anak bagaimana sebaiknya membina hubungan disekelilingnya misalnya kakak, adik, serta anggota masyarakat yang lainnya. Sebagaimana yang tertuang dalam unsur-unsur atau perlengkapan upacara yang banyak berisi pesan-pesan atau nasehat dimana anak diajak untuk selalu berbudi pekerti baik, dermawan, berbakti kepada orang tua dan masyarakat disekitarnya. Disamping itu dituntut untuk taat pada perintah Tuhan sehingga ia merasa selalu dekat dengan sang Pencipta. Apabila kelak ia dewasa dan mengamalkan hal atau unsur-unsur yang terkandung didalam upacara yang dijalannya, Maka ia akan memperoleh keserasian hidup antara dirinya dengan Tuhan, dengan keluarga dan masyarakat maupun dengan alam semesta.

4.2.2.4. Pendidikan