Setelah segala persiapan yang diperlukan selesai dikerjakan maka barulah upacara dapat dilaksanakan.
3. 4. 2. Tahap Pelaksanaan Upacara
Upacara Tedhak Siten idealnya dilaksanakan pada waktu pagi hari menjelang siang. Sebelum upacara Tedhak Siten dimulai dukun bayi akan terlebih
dahulu memeriksa apakah perlengkapan yang digunakan untuk upacara telah siap sepenuhnya. Setelah semua perlengkapan yang diperlukan telah siap semuanya,
maka upacara akan langsung dimulai. Dengan disaksikan sanak keluarga dan para undangan yang hadir dukun bayi memulai jalannya upacara.
Mula-mula si bayi dipangku oleh ibunya dan duduk diruangan upacara bersama-sama dengan para undangan lainnya. Lalu dukun bayi mengawali
upacara dengan kata salam dan sebagai wakil keluarga dia mengucapkan terimakasih atas kehadiran para undangan. Untuk selanjutnya dukun bayi berdoa
yang ujubnya intensitasnya berupa doa syukur pujian dan permohonan. Dukun bayi menyampaikan kata sambutan beserta doa sebagai berikut:
“Sepindhaha keparengan munggel pangandikan dhumantheng para sesepuh, pinisepuh para, bapak sumrambah dhatheng para
pilenggah sedaya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Kulo ing mriki nampi atur saking bapak K, kulo supados ngujubaken anggenipun hanggadahi hajat bapak K ing wekdal
punika. Boten sanes bapak K anggenipun hangaturi para pinisepuh. Para bapak, sumambah dhateheng pilenggah sedaya wonten ing
dalem punika sepisanan kasuwan berkah, donga, pangestu lan panjaringipun. Dane selajangipun, supados hanyakseni.
Anggenipun angedalaken kawilajengan bapakR ing wekdal punika ingkang arupi sekul asuci wuduk lembaran tumpeng sekabe
manipun. Bapak K ingkang mudunke putrane, mugi saking berkah pangestu saking para pinisepuh, para bapak, sumambah dhateheng
para pilenggah sedaya.
Kaping kahilipun, lan malih minagka kangge hamemula kanjeng nabi muhamad rasul segarwa putra, mila inggih di memuleing
wekdal punika mugi tansah hamberkahi dhatheng hajatipun bapak K, mugi tansah manggihaken kawilujengan tata titi tentrem ngantos
dumagi sapengaendhap sapenginggihipun. Kaping tigahipun. Minangka hamimula para nabi, para rasul, para
walengkang sampun sumare wonten mekah, madinah dumugi ing tanah mrik, mila inggih di memula wekdal menika mugi tansah
amberkahi dhatheng hajatipun bapak K saengga sageda manaken kawilujengan tata titi tentrem ngantos dumugi sapengendhap
sapenginggihipun Kaping sekawanipun, lan mulih minangka kangge hamemula
leluhur. Mila inggih di memula ing wekdal mriki mugi tansah amberkahi dhatheng hajatipun bapak K mugi tansyah manggihaken
tata titi tentrm ngantos dumagi sapengandhap sapenginggilipun. Kaping gangsalipun lan malih minangka kangge hamemula para
leluhur ingkang cikal bakal ing dhusun mriki lan hamongsari lan rumeksa ing banjar pomahan mriki sampon ngantos nggendhak
sikara hangaru beda ngestantunaken wilujeng, wilujeng punika ngantos dhumugi sapangandhap sapanginggilipun.
Kaping neminipun. Lan malih minangka kangge hamemula malaikat sekawit kekasihipunrosul ingkang tansyah nyagi
pribadipun putranipun bapak K mugi tansyah manggihaken kawilujengan tata titi tentrem.
Kaping pitunipun. Lan malih minangka kangge hamemula saydina ilyas, saydina kilir. Ingkang hamengkoni wane utawi toya pundi
wana pundi toya sumambah dhatheng putranipun bapak K mugi tansyah lestantuna wilujeng sedayanipun wilujeng sapunika
ngantos selajangipun. Kaping wolunipun. Lan malih minangka kangge hamemula
ingkang pun memula mukmin jaler, mukmin estri lan jin islam ingkang tansyah handarbeni saripatihinipun kanjeng nabi
muhamad rasul. Mila inggih dipun hamemula ing wekdal punika mugi-mugi putranipun bapak K dalah sekeluangipun sedaya,
anggenipun tinitah wonten ing alam praja mriki tunehbihna saking sedaya godha rencana, sedaya rubeda, sedaya niring sambekala lan
sedaya, panggo dhenipun iblis lan setan mugi inggih tansyah karya teguh rahayu, wilujeng sapunika ngantos dumugi sapengendhap
sapenginggilipun. Kaping sanganipunn. Lan malih minangka kangge hamemula
salumahing bumi sakenebing langit, mula inggih dipun memula ing wekdal sapunika. Mugi-mugi tansyah nggayuh sedaya sedayanipun,
sedaya cita-cita nipun, saengga saged menggihaken karta raharja, tata titi tentrem wilujeng sanika ngantos dumugi sapengendhap
sapengginggalipun”.
Terjemahannya:
Pertama, perkenankalah saya memotong percakapan anda, para tetua-tetua
masyarakat para Bapak Ibu dan para hadirin. Assalamualaikum Warahmatullahi wabarokaatuh.
Saya menerima mandat dari keluarga K supaya saya memandu pertemuan, dimana Bapak K pada hari ini menyelenggarakan hajatan. Maksud Bapak K mengundang
anda semua dirumah ini, pertama dimohon berkah doa restu, kedua agar anda menyaksikan peristiwa bahagia Bapak K yang pada hari ini dengan segenap nasi
suci tumpeng dengan kelengkapan lauk-pauknya. Pada hari ini anak Bapak K akan diturun tanahkan semoga anda, semoga berkat anda memperkuat putra
Bapak K semoga cinta karunia Tuhan terhadap putra Bapak K akan mewujudkan kebahagian tak terhingga.
Kedua. Pertemuan hari ini juga dimaksudkan untuk memperingati kebesaran
Kanjeng Nabi Muhammad Rasul Tuhan dan istrinya beserta anak-anaknya semoga mereka memberkati anak dari Bapak K. sehingga anak Bapak K dan
keluarganya akan memperoleh kedamaian dan kebahagiaan.
Ketiga. Pertemuan hari ini juga untuk memperingati kebesaran para Nabi Rasul,
para Wali yang telah meninggal dunia di Mekkah Medinah dan semua orang kudus di Jawa. Sehingga mereka memberi berkahnya kepada putra Bapak K,
sehingga anak Bapak K sekeluarga memperoleh kedamaian dan kebahagiaan.
Keempat. Pertemuan hari ini juga untuk memperingati kebesaran para leluhur
sebagai cikal-bakal desa dan penjaga desa agar mereka memberi restu kepada anak Bapak K sekeluarga.
Kelima. Pertemuan hari ini untuk memperingati cikal bakal desa ini dan
pelindung lingkungan desa dan setiap rumah agar tidak mengganggu ketenteraman kita agar selamat.
Keenam. Pertemuan hari ini juga untuk memperingati para malaikat Tuhan yang
telah berkenan menjaga kita, semoga para malaikat Tuhan tersebut berkenan menjaga anak Bapak K yang saat ini sedang di turun tanahkan Semoga selamat.
Ketujuh. Pertemuan hari ini juga untuk memperingati saydina ilyas, saydina kilir
yang menguasai hutan dan air. Semoga mereka memberikan berkahnya kepada anak Bapak K agar terbebas dari segala godaan dan semoga bahagia untuk
selamanya.
Kedelapan. Pertemuan hari ini juga untuk mengakui kebaikan segenap orang
beriman dan Jin Islam yang telah menerima anugerah iman dari Nabi Muhammad Rasul, maka hari ini kita memohon kepada Tuhan agar anak Bapak K sekeluarga
dalam menempuh hidup dijauhkan dari semua godaan iblis. Semoga imannya dikuatkan sehingga berkesempatan untuk menerima anugrah Tuhan, sekarang dan
selama-lamanya.
Kesembilan. Pertemuan hari ini juga menghormati mahkluk hidup, ciptaan Tuhan
yang hidup diatas bumi dan di angkasa semua jasad renik yang berada disekitar kita. Semoga mereka tidak mengganggu keselamatan anak Bapak K. Semoga hati
kedua orang tuanya terhadap anaknya kelak akan terkabul, sehingga kelak bila anak sudah besar hidup bahagia selama-lamanya. Amin.
Didalam sambutan yang diutarakan oleh dukun bayi terdapat doa-doa yang intensitasnya berupa keselamatan bagi anak dan keluarga. Selain menyebutkan
doa pada Tuhan Yang Maha Kuasa, pemimpin upacara tersebut memohon pula
restu dan bantuan nenek moyang ataupun kerabat yang telah meninggal. Masyarakat percaya bahwa disekitar mereka hidup mahkluk gaib yang dipercaya
sebagai kaum kerabat dan nenek moyang mereka yang telah meninggal dan keberadaan mereka harus di hormati, karena walaupun telah meninggal mereka
masih dapat membantu manusia yang hidup jika meminta dengan cara yang baik. Bila kata sambutan dan doa-doa telah selesai di utarakan oleh dukun bayi,
maka acara dilanjutkan dengan meminta orang tua bayi ayah atau ibunya untuk membimbing anaknya berjalan melewati Jadah makanan yang terbuat dari beras
ketan yang telah dikukus 7 warna yang telah dipersiapkan dengan bantuan ibunya anak berjalan dengan sulit melewati Jadah yang lengket karena terbuat dari beras
ketan yang telah di kukus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 2: Tahap Menginjak Jadah Setelah proses menginjak jadah selesai selanjutnya anak dimasukkan
kedalam kurungan ayam. Bila anak tidak mau masuk maka bisa juga ditemani ibu atau pengasuhnya. Didalam kurungan tersebut sebelumnya telah dimasukkan
berbagai benda-benda berharga dan bermanfaat seperti kalung cincin, gelang, kaca, uang, sisir dan lain-lain. Benda-benda tersebut dihadapkan pada anak yang
dimaksudkan agar anak mengambil benda-benda tersebut, menurut informan pada tahap ini yang terpenting adalah benda yang diambil anak untuk yang pertama
kalinya, karena masyarakat percaya ini dapat meramalkan profesi anak dikemudian hari. Semua orang yang hadir akan berkomentar, ketika anak
mengambil benda-benda yang pertama terutama ayah dan ibunya. Bila yang diambil pertama adalah buku, orang tua akan berkomentar “besok besar anak saya
akan menjadi pintar” begitu seterusnya dengan benda-benda yang diambil anak yang kedua, ketiga dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini:
Gambar : 3 Masuk Kedalam Kurungan Ayam
Gambar 4 memilih Benda Simbolik Tahap selanjutnya diteruskan dengan mengeluarkkan anak dari kurungan
ayam untuk kemudian anak tersebut dinaikkan ke tangga yang terbuat dari tebu, dengan bimbingan orang tuanya anak menaiki satu demi satu anak tangga yang
biasanya berjumlah tujuh buah atau tujuh tingkatan. Tangga dari tebu tersebut akan dinaiki anak hingga mencapai puncak, bila anak berhasil orang tuanya akan
gembira sebab anak akan mampu melalui segala rintangan yang ada didalam hidupnya kelak dan dapat mencapai segala cita-citanya.
Gambar 5: Tahap Menaiki Tebu
Setelah prosesi naik tangga telah selesai dilaksanakan untuk selanjutnya dukun bayi mengambil piring atau talam yang berisi dengan beras kuning dan beberapa
uang logam untuk disebarkan kepada orang-orang yang menghadiri upacara tersebut. Sebar beras kuning tersebut dilakukan oleh ibu si bayi dengan
menggendong anaknya. Para udangan akan saling berebut untuk mengutip beras dan uang logam tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
Gambar 6: Tahap Sebar Beras Kuning Setelah pelakasanaan sebar beras kuning ini selesai, dukun bayi untuk selanjutnya
memandikan anak. Anak dimandikan dengan air yang sebelumnya telah dicampurkan dengan bunga setaman. Setelah selesai dimandikan kemudian anak
akan diberi pakaian yang bagus, hal ini bertujuan agar anak enak dilihat dan
disukai oleh semua orang. Acara mandi ini adalah acara yang terakhir dari beberapa tahap upacara Tedhak Siten.
Gambar 7: Tahap Memandikan Anak
3. 4. 3. Tahap Setelah Upacara