BAB IV Makna Upacara Tedhak Siten
Upacara Tedhak Siten yang dilakukan masyarakat Jawa di desa Tanjung Jati merupakan suatu acara yang berkaitan dengan kelahiran seorang anak yang
diwariskan oleh para pendahulu mereka. walaupun sudah berkurang frekuensinya upacara ini masih dilakukan orang. Fenomena ini terjadi karena didalam upacara
Tedhak Siten tersebut mengandung makna yang penting bagi masyarakat yang melakukan upacara Tedhak Siten tersebut. Didalam upacara ini juga berisi pesan-
pesan dan nasehat-nasehat tentang kehidupan yang sesuai dengan norma dan nilai- nilai budaya yang sangat baik untuk diterapkan oleh masyarakat, hal ini
dikemukakan melalui unsur-unsur atau perlengkapan yang digunakan. Pada Bab ini akan diungkapkan mengenai makna upacara Tedhak Siten
bagi masyarakat pendukungnya, namun sebelumnya juga akan diketengahkan tentang makna tahapan-tahapan upacara serta unsur-unsur perlengkapan yang
digunakan pada upacara ini.
4. 1. Makna Tahapan Upacara Dan Perlengkapannya.
Di dalam pelaksanaan upacara Tedhak Siten terdiri dari beberapa tahapan upacara yang masing-masing tahapan tersebut menggunakan benda-benda atau
perlengkapan yang khusus, dan setiap tahapan beserta perlengkapannya mempunyai makna tersendiri. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan
informan maka diketahuilah Makna dari tiap tahapan beserta perlengkapan upacara Tedhak Siten. Makna tahapan dan perlengkapan tersebut adalah sebagai
berikut:
4.1.1 Tahap Berjalan Diatas Jadah
Tahapan upacara Tedhak Siten dimulai dengan “mentetah” Membimbing anak berjalan diatas Jadah yang lengket sebanyak 7 buah dengan warna 7 macam,
yang telah disusun berdasarkan warna gelap ke warna terang. Tahap ini mempunyai makna harapan agar anak selalu dapat melalui kesulitan yang ada
ketika menjalani kehidupannya kelak. Jadah merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan yang dicampur
dengan parutan kelapa muda yang ditambah garam agar rasanya gurih. Warna Jadah 7 rupa yaitu warna Kuning, Merah, Hitam, Putih, Biru, Jingga dan Ungu.
Makna yang terkandung dalam Jadah ini merupakan symbol dari kehidupan yang akan dilalui oleh anak. Sedangkan warna-warna tersebut menggambarkan, dalam
kehidupan si anak akan mengalami banyak pilihan dan rintangan yang harus dilaluinya. Jadah 7 warna disusun mulai dari warna gelap ke warna terang, hal ini
memberikan makna bahwa masalah yang dihadapi si anak mulai dari yang berat sampai yang ringan, maksudnya adalah seberat apapun masalahnya pasti ada titik
terangnya atau ada jalan keluarnya.
4.1.2. Tahap Masuk Kurungan Ayam
Tahap yang kedua anak dimasukkan kedalam kurungan ayam bersama- sama dengan benda-benda simbolik yang diantaranya adalah buku, alat-alat
pertanian, uang dan lainnya. Tahapan ini mempunyai makna akan masa depan anak dalam menjalani kehidupannya kelak terutama dalam hal pekerjaanprofesi
anak. benda-benda simbolik yang akan di ambil pertama kali akan meramalkan masa depan profesi anak, misalnya anak itu memegang buku, anak tersebut akan
pandai disekolahnya kelak akan menjadi seorang sarjana nantinya demikian
misalnya yang pertama kali bila yang dipegang adalah uang, maka anak tersebut akan menjadi pedagang yang ulet sehingga hidupnya kaya.
Sedangkan kurungan ayam yang melengkung yang akan dimasuki anak itu melambangkan alam dunia yang bakal menjadi kiprah kehidupnya kelak.
Kurungan ayam tersebut adalah kurungan ayam jago aduan jago adon sebab jago adon menyimbolkan bahwa anak itu banyak mengadu nasib dalam hidupnya,
berkompetisi dengan orang lain yang ada disekelilingnya, sebagaimana ayam aduan, anak bisa kalah dan menang terhadap perujuangan hidup, sehingga yang
giat dan uletlah yang akan berhasil. Kurungan ayam dalam hal ini dihiasi dengan janur kuning daun kelapa muda Janur Kuning ini mempunyai makna kejujuran
4.1.3. Tahap Menaiki Tangga
Setelah masuk kedalam kurungan ayam tahap selanjutnya adalah menaiki tangga yang terbuat dari tebu. Tahapan ini mempunyai makna akan perjuangan
anak dalam hidupnya yang diharapkan makin lama akan semakin berprestasi. Sedangkan setiap proses yang dilakukan anak yang sedang menaiki anak tangga
merupakan simbol masa-masa krisis yang terus menghadang didepannya, bila anak tangga satu demi satu dapat dilaluidinaiki, maka perjuangan anak itu
diramalkan akan berhasil dikehidupannya kelak. Dalam hal ini anak tangga digambarkan suatu proses perjuangan untuk berprestasi sehingga anak tangga
yang jumlahnya tujuh buah tujuh tahapan berakhir pada makna puncak pencapaian prestasi yang optimal.
Pada tahapan menaiki tangga ini, tangga yang digunakan terbuat dari tebu. karena tebu dalam adat Jawa adalah kependekan dari “antebing kalbu “yang
mempunyai makna agar si anak dalam menghadapi kehidupan ini dengan tekad yang kuat dan hati yang mantap.
4.1.4. Tahap Sebar Beras Kuning
Tahap berikutnya adalah sebar beras kuning yang telah dicampur dengan uang logam untuk diperebutkan oleh para undangan yang hadir. Sebar beras
kuning ini mempunyai makna agar anak nantinya setelah dewasa mudah mencari rejeki dan dapat membagi rejeki kepada orang yang membutuhkan mempunyai
jiwa sosial. Dalam tahap sebar beras kuning ini unsur-unsur perlengkapan yang digunakan yaitu:
Beras kuning dan uang logam. Beras kuning adalah beras yang dicampur dengan kunyit sehingga
warnanya kuning. Dalam tahapan ini beras kuning merupakan lambang kebahagiaan. Beras kuning dikatakan mempunyai makna kebahagiaan karena
warna kuning yang merupakan warna cerah yang melambangkan keceriaan. Keberadaan beras kuning menunjukkan bahwa salah satu kebutuhan hidup
manusia yang sangat penting yaitu terpenuhinya pangan. Beras kuning bersama dengan uang koin menunjukkan bahwa materi anak nantinya akan tercukupi.
4.1.5. Tahap Memandikan Anak Dengan Air Bunga Setaman
Tahap yang terakhir adalah si Anak dimandikan dengan air bunga setaman. Dalam adat Jawa ketika seseorang memasuki babak baru dalam
kehidupannya, akan selalu dilakukan aktifitas untuk mensucikan diri, turun tanah atau Tedhak Siten merupakan babak baru dalam kehidupan anak. untuk memasuki
alam yang baru tersebut perlulah kiranya anak disucikan secara simbolis dengan cara memandikannya.
Tahap memandikan anak mempunyai makna agar dimasa yang akan datang ia lepas dari segala hal yang bersifat kotor, sehingga anak tetap dalam
keadaan sehat membawa nama harum bagi kedua orang tuanya, seperti yang terdapat pada ungkapan mikhul duwor mendhem jero. Yang artinya menjunjung
tinggi kehormatan orang tuanya. Adapun dalam tahapan ini menggunakan beberapa perlengakapan yang
mempunyai makna sebagai berikut: a. Ember atau Baskom
Ember atau baskom merupakan wadah untuk air bunga setaman yang digunakan untuk membasuh atau memandikan anak.
b. Air Air yang digunakan pada upacara Tedhak Siten adalah air biasa. Bisa air
sumur atau air lainnya yang bersih dan tidak berbau. Air tersebut mempunyai makna pensuci atau membuat sesuatu menjadi suci tanpa noda.
Air tersebut akan dipergunakan untuk membersihkan sekaligus untuk mensucikan anak yang akan memasuki tahap hidup baru.
c. Kembang Setaman Bunga atau Kembang setaman yang dipergunakan dalam memandikan anak
berasal dari berbagai jenis bunga. Bunga yang dipergunakan disini adalah bunga-bunga yang biasanya ditanam dihalaman rumah dan biasanya
berwarna cerah dan tidak berbahaya bagi tubuh, seperti bunga mawar, melati, bunga kenanga dan sebagainya. Bunga ini dicampur dengan air yang
digunakan untuk memandikan anak. Bunga setaman ini mempunyai makna keharuman yang dimiliki oleh serangkaian bunga tersebut akan meresap
dalam tubuh si anak yang disiram sehingga dengan demikian akan selalu memberi nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai yang dapat
mengharumkan nama baik keluarganya.
4. 1. 6. Makna perlengkapan Sesaji