2.4 Pola Pemukiman
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya desa Tanjung Jati merupakan desa perkebunan yang memiliki 17 dusun sebagai tempat bermukim peduduk,
akan tetapi secara spesifik pemukiman penduduk di desa ini terbagi dalam 2 wilayah. Wilayah pertama adalah wilayah yang telah dikomersilkan oleh pihak
perkebunan pada penduduk, wilayah ini berada disebelah selatan dan timur desa meliputi dusun 10, 11, 12, 13, 14, 15. Wilayah kedua merupakan wilayah milik
perkebunan yang dijadikan tempat bermukim para karyawan perkebunan baik yang masih aktif maupun pensiunan. Wilayah ini berada diwilayah barat dan utara
desa meliputi dusun 1-8 dan dusun 16 serta 17. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal pola pemukiman diantara kedua wilayah tersebut baik dalam
tata ruang pemukiman maupun dalam bentuk fisik perumahan. Untuk pola pemukiman pada wilayah pertama bersifat bergerombol dan
berlapis-lapis, sebahagian berjajar sepanjang jalan besar yang menuju kedua arah yaitu kota Binjai dan menuju ke Brahrang dengan posisi rumah mengarah ke arah
jalan tersebut. Selebihnya bertumpuk dengan posisi yang tidak beraturan ada yang saling berhadapan, adapula yang saling membelakangi. Kondisi semacam ini
menjadikan pemukiman diwilayah ini terlihat padat. Selanjutnya dalam hal bentuk fisik perumahan umumnya telah dibangun secara permanen yang mengikuti pola
pemukiman gaya kota besar yaitu bertekstur moderen dan memiliki taman yang sederhana.
Pada wilayah kedua pemukiman dibuat membentuk barisan yang memanjang, sesuai dengan arah jalan. Jadi, pada wilayah kedua ini Pemukiman
tidak menggerombol melainkan tertata dengan teratur kearah samping dengan
hanya satu lapis kearah belakang. Sedangkan untuk kwalitas rumah diwilayah ini pada umumnya masih dibangun secara tradisional yang mengikuti pola
pemukiman gaya perkebunan dimana bentuk perumahannya berupa kopel, kira- kira 30 meter persegi yaitu dengan ketentuan 15 meter tiap satu kepala rumah
tangga. Rumah ini biasanya dapurnya berdekatan karena memang memiliki satu dinding pemisah. Setiap rumah memiliki halaman depan dan belakang yang cukup
luas. Halaman rumah kebanyakan ditanami dengan bunga dan tanaman produktif seperti pohon coklat, pohon jambu, pohon rambutan, pohon asam atau sejenis
tanaman obat-obatan apotik hidup. Sedangkan dibagian belakang rumah kebanyakan dibangun kandang
untuk tempat hewan peliharaan mereka seperti sapi, kambing bebek, ayam dan lainnya. Rumah diwilayah ini berbentuk empat persegi didalamnya terdapat ruang
tamu dan 2 buah kamar dan biasanya dapat terpisah dari rumah yaitu ada dibagian belakang rumah. Bangunan rumah terbuat dari bahan seperti dinding rumah
terbuat dari papankayu sedang atapnya terbuat dari seng atau daun rumbia yang telah dianyam berganda.
Secara keseluruhan perumahan didesa Tanjung Jati berjumlah 1734 rumah dan dibagi dalam 3 bentuk rumah yaitu bentuk perumahan permanen, berjumlah
857 semi permanen 768 rumah dan non permanen 109 rumah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa masyarakat di desa Tanjung Jati sudah mulai menyadari akan
petingnya rumah bagi kehidupan masyarakat. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 9: Komposisi Rumah Penduduk
No Bentuk Rumah
Jumlah 1.
Permanen 632 rumah
2. Semi Permanen
486 rumah 3.
Non Permanen 17 rumah
Jumlah 1734 rumah
Sumber: Data Statistik desa Tanjung Jati 2007
Berkat fasilitas transportasi yang telah dibangun oleh Pemerintah daerah setempat maka jalan utama yang menghubungkan antar dusun sangat lancar.
Meskipun jalan-jalan desa belum diaspal secara keseluruhan. Jalan-jalan yang belum diaspal pada saat musim hujan akan sangat banjir akibat dari tergenangnya
air hujan yang tidak serta merta mengalir lancar ke selokan yang ada. Untuk mengatasi masalah banjir tersebut penduduk sekitar menimbunnya dengan batu-
batu kerikil sehingga jalanan tersebut terlihat keras dan padat sehingga ketika hujan datang air tidak akan tergenang terlalu lama, dengan demikian jalanan juga
terlihat sangat bagus untuk dilalui. Pada tepi jalan besar pada umumnya ditanami pepohonan rindang seperti pohon mahoni, pohon asam jawa, juga pohon kelapa
sawit, sedangkan untuk alat transportasinya tersedia angkutan umum dan becak mesin.
2.5. Sarana dan prasarana