a. Tempat Upacara. Yaitu tempat yang dikhususkan dan tidak boleh
didatangi oleh orang yang tidak berkepentingan. b.
Saatwaktu upacara. Biasanya dirasakan sebagai saat-saat yang genting dan gawat dan penuh dengan bahaya gaib. Saat-saat itu biasanya adalah
saat yang berulangtetap, sejajar dengan irama gerak alam semesta. c.
Benda-benda upacara. Merupakan alat yang dipakai dalam hal menjalankan upacara-upacara keagamaan.
d. Orang-orang yang melakukan upacara atau pelaku upacara
e. Pemimpin Upacara.
Demikian pula halnya dalam upacara Tedhak Siten, terdapat 5 komponen upacara yang dikemukakan Koentjaraningrat tersebut:
1. Tempat Upacara
Adapun yang menjadi tempat upacara tidak terlalu khusus hanya saja dalam pelaksanaan upacara ini memerlukan lokasi yang cukup luas. Bisa
dilaksanakan didalam rumah ataupun dihalaman rumah. Namun kebanyakan upacara ini dilaksanakan didalam rumah. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kondisi anak agar tetap dalam kondisi prima dalam menjalankan rangkaian upacara nanti.
2. Waktu Upacara
Menurut Bratawijaya 1997 Pelaksanaan upacara Tedhak Siten dilakukan ketika anak berusia 7Lapan Satu lapan adalah 35 hari, jadi “ 7lapan” sama
dengan 7x35 hari atau pada saat anak berusia 8 bulan, karena pada saat inilah anak mulai belajar untuk duduk dan berjalan. Sedangkan untuk pelaksanaan hari
upacara biasanya ditentukan beberapa hari sebelum pelaksanaan upacara. Yaitu
dengan terlebih dahulu menentukan hari baik berdasarkan “Petungan”. Sudah menjadi kebiasaan orang Jawa ketika akan melakukan segala pekerjaan selalu
memperhitungkan waktunya berdasarkan Petungan. Petungan adalah penanggalan Jawa yang digunakan untuk melihat suatu
usaha yang dilakukan cocok secara kosmis atau tidak. Bagi masyarakat Jawa Perhitungan berdasarkan petungan ini penting karena menyangkut keselamatan
anak, baik dalam saat proses upacara maupun setelah upacara Wirjanto, 2003. Perhitungan waktu upacara pertama adalah mencari hari kelahiran anak.
Kemudian waktu kelahiran anak dicocokkan dengan perhitungan kalender Jawa dan di cari neptu dan pasarannya. Setelah mengetahui hari lahir anak menurut
penanggalan Jawa maka ditentukanlah hari pelaksanaan upacara. Biasanya hari pelaksanaan upacara adalah hari kedua dari hari kelahiran anak atau bisa juga hari
ke empat dari hari kelahiran anak.
3. Benda Upacara