BAB III TANGGUNG JAWAB PPAT YANG MELAKUKAN PERBUATAN
MELAWAN HUKUM DALAM PEMBUATAN AKTA PPAT
A. Tinjauan Tentang PPAT
1. Pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah
Pejabat Pembuat Akta Tanah selanjutnya disebut PPAT sudah dikenal sejak berlakunya PP 101961 dengan sebutan pelaksana jabatan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari UUPA, sebagaimana ternyata dalam ketentuan Pasal 19 PP 101961
77
yang menyatakan bahwa : Setiap perjanjian yang bermaksud memindahkan hak atas tanah, memberikan
sesuatu hak baru atas tanah, menggadaikan tanah atau meminjam uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan, harus dibuktikan dengan suatu akta yang
dibuat oleh dan dihadapan pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Agraria selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut Pejabat. Akta tersebut
bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut diatas, maka PPAT dikenal sebagai pejabat yang diberi kewenangan untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah,
pemberian sesuatu hak baru atas tanah, penggadaian tanah dan pemberian hak tanggungan atas tanah. Atau dengan kata lain menurut Bachtiar Effendie
78
, tugas pokok pejabat pada saat itu adalah membantu Menteri Agraria membuat akta yang
bermaksud untuk memindahkan hak atas tanah; memberikan sesuatu hak baru atas
77
Indonesia a, Peraturan Pemerintah Tentang Pendaftaran Tanah, PP No. 10, LN No. 28 Tahun 1961, TLN No. 2171, Pasal 19.
78
Bachtiar Effendie, Kumpulan Tulisan Tentang Hukum Tanah, Cet. 3, Bandung : Alumni, 1993, halaman 78.
67
Universitas Sumatera Utara
tanah; menggadaikan tanah; dan meminjamkan uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan.
Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun selanjutnya disebut UU 161985, istilah PPAT ini mendapat
pengukuhan dengan sebutan Pejabat Pembuat Akta Tanah, sebagaimana dinyatakan dalam ketentuan Pasal 10 ayat 2 UU 161985
79
: Pemindahan hak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 dilakukan dengan
akta Pejabat Pembuat Akta Tanah dan didaftarkan pada Kantor Agraria Kabupaten dan Kotamadya yang bersangkutan menurut Peraturan Pemerintah
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960.
Pengertian PPAT sebagai pejabat umum ditegaskan pertama kali dalam UUHT, sebagaimana ternyata dalam Pasal 1 angka 4 UUHT
80
yang menyebutkan bahwa :
Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat umum yang diberi wewenang untuk membuat akta pemindahan hak atas
tanah, akta pembebanan hak atas tanah, dan akta pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Selain itu, pengertian PPAT sebagai Pejabat Umum ditegaskan pula dalam penjelasan atas UUHT pada angka 7 yang menyatakan bahwa :
PPAT adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta pemindahan hak atas tanah dan akta lain dalam rangka pembebanan hak atas tanah, yang
79
Indonesia b, Undang-Undang Tentang Rumah Susun, UU No. 16, LN No. 75 Tahun 1985, TLN No. 3317, Pasal 10 Ayat 2.
80
Indonesia c, Undang-Undang Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda- benda yang Berkaitan dengan Tanah, UU No. 4, LN No. 42 Tahun 1996, TLN No. 3632, Pasal 1
angka 4.
Universitas Sumatera Utara
bentuk aktanya ditetapkan, sebagai bukti dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai tanah yang terletak dalam daerah kerjanya masing-masing.
Kemudian PP 241997 menegaskan kembali pengertian PPAT sebagai pejabat
umum dimana dalam Pasal 1 Angka 24 PP 241997
81
dinyatakan bahwa : Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT adalah pejabat umum
yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu.
Terakhir, pengertian PPAT sebagai pejabat umum ditegaskan pula dalam Pasal 1 angka 1 PP 371998
82
yang menyatakan bahwa : Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT, adalah Pejabat Umum yang diberi kewenangan
untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas Satuan Rumah Susun.
Dalam hal mengenai perbuatan hukum mengenai hak atas tanah, maka PPAT terdiri dari :
a. PPAT
Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas
satuan rumah susun.
83
b. PPAT Sementara
Pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT didaerah yang belum cukup terdapat
81
Indonesia d, Peraturan Pemerintah Tentang Pendaftaran Tanah, PP No. 24, LN No. 59 Tahun 1
n Pejabat Pembuat Akta Tanah, P
un 1998, TLN No. 3746, Pasal 1 Angka 1. 997, TLN No. 3696, Pasal 1 Angka 24.
82
Indonesia e, Peraturan Pemerintah Tentang Peraturan Jabata P No. 37, LN No. 52 Tah
83
Ibid, Pasal 1 angka 1.
Universitas Sumatera Utara
PPAT
84
. Dalam hal ini PPAT sementara dalam menjalankan tugasnya terlebih dahulu harus diangkat sumpah jabatan sebagai PPAT sebagaimana diatur dalam
Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998. PPAT Sementara mempunyai kewenangan membuat akta tanah yang merupakan akta otentik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dengan daerah kerja di dalam wilayah kerja
c.
mengenai perbuatan hukum yang disebut seca
jabatannya.
85
PPAT Khusus Pejabat Badan Pertanahan Nasional yang ditunjuk karena jabatannya untuk
melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas pemerintah tertentu.
86
Dalam hal ini PPAT khusus dalam menjalankan tugasnya tidak perlu nmengangkat sumpah
jabatan PPAT sebagaimana diaatur dalam Pasal 15 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998. PPAT khusus hanya berwenang membuat akta mengenai
perbuatan hukum yang disebut secara khusus dalam penunjukannya. PPAT Khusus hanya berwenang membuat akta
ra khusus dalam penunjukannya.
87
PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya. Akta tukar
84
Ibid, Pasal 1 angka 2.
85
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah, Pasal 3.
86
Ibid, Pasal 1 angka 3.
87
Ibid, Pasal 3.
Universitas Sumatera Utara
menukar, akta pemasukan ke dalam perusahaan, dan akta pembagian hak bersama mengenai beberapa hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang
tidak semuanya terletak di dalam daerah kerja seorang PPAT dapat dibuat oleh PPAT yang daerah kerjanya meliputi salah satu bidang tanah atau satuan rumah susun yang
haknya
ngenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun juga
mpah jabatan sebagai PPAT.
nan setempat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. 1
mentara yang menggantikannya atau kepada Kepala Kantor Pertanahan.
sa kepada orang yang tidak mampu, yang dibuktikan secara ecuali sedang melaksanakan cuti atau hari
menjadi obyek perbuatan hukum dalam akta, hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998.
Sebagai Pejabat Umum, PPAT yang diberi kewenangan dalam membuat akta otentik me
mempunyai kewajiban sebagai seorang PPAT. Yang mana kewajiban PPAT tersebut adalah :
88
1. Menjunjung tinggi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. 2.
Mengikuti pelantikan dan pengangkatan su 3.
Menyampaikan laporan bulanan mengenai akta yang dibuatnya kepada kepala Kantor Pertanahan, Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangu
4. Menyerahkan protokol PPAT dalam hal :
a. PPAT yang berhenti menjabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
dan ayat 2 kepada PPAT di daerah kerjanya atau kepada Kepala Kantor Pertanahan.
b. PPAT sementara yang berhenti sebagai PPAT sementara kepada PPAT
se c.
PPAT Khusus yang berhenti sebagai PPAT khusus kepada PPAT khusus yang menggantikannya atau kepada Kepala Kantor Pertanahan.
5. Membebaskan uang ja
sah. 6.
Membuka kantornya setiap hari kerja k libur resmi dengan jam kerja paling kurang sama dengan jam kerja Kantor
Pertanahan setempat.
88
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah, Pasal 45.
Universitas Sumatera Utara
7. Berkantor hanya 1 satu kantor dalam daerah kerja sebagaimana ditetapkan
dalam keputusan pengangkatan PPAT. 8.
Menyampaikan alamat kantornya, contoh tanda tangan, contoh paraf dan teraan , Ketua
sangkutan dalam waktu 1 satu bulan setelah .
Melaksanakan jabatan secara nyata setelah pengambilan sumpah jabatan. 10.
Me ditetapkan oleh Kepala Badan.
apat diangkat menjadi PPAT sebagaimana yang hun 1998 yaitu :
0 tiga puluh tahun.
njara karena melakukan kejahatan berdasarkan putusan
rakan oleh lembaga pendidikan tinggi. g.
Lul capstempel jabatannya kepada Kepala Kantor Wilayah, BupatiWalikota
Pengadilan Negeri dan Kepala Kantor Pertanahan yang wilayahnya meliputi daerah kerja PPAT yang ber
pengambilan sumpah jabatan.
9 masang papan nama dan menggunakan stempel yang bentuk dan ukurannya
11. lain-lain sesuai peraturan perundang-undangan.
Adapun syarat-syarat untuk d diatur dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Ta
a. Berkewarganegaraan Indonesia.
b. Berusia sekurang-kurangnya 3
c. Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan surat keterangan yang dibuat oleh
instansi Kepolisian setempat. d.
Belum pernah dihukum pe pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
e. Sehat jasmani dan rohani.
f. Lulusan program pendidikan spesialis notariat atau program pendidikan khusus
PPAT yang diselengga us ujian yang diselenggarakan oleh Kantor Menteri Negara AgrariaBadan
Pertanahan Nasional. Dalam hal pengangkatan PPAT, maka PPAT diangkat dan diberhentikan
oleh Menteri. Yang mana harus terlebih dahulu lulus ujian PPAT yang diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Sebelum
Universitas Sumatera Utara
mengikuti ujian PPAT, yang bersangkutan wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan PPAT yang diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
yang penyelenggaraannya dapat bekerja sama dengan organisasi profesi PPAT sebagaimana yang diatur dalam Pasal 12 Peraturan kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1 Tahun 2006.
anggung Jawab PPAT
bagai pelaksana pendaftaran tanah adalah
umah susun.
ta PPAT yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
ya perbuatan hukum yang bersangkutan, dengan antara lain mencocokkan data yang terdapat
dalam sertifikat dengan daftar-daftar yang ada di kantor pertanahan.
Pokok dan Kewenangan PPAT 2.
Fungsi dan T
Fungsi dan tanggung jawab PPAT se sebagai berikut :
a. Membuat akta yang berfungsi sebagai :
1. Bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah
atau hak milik atas satuan r 2.
Dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu.
b. Wajib membuat akta-ak
dijadikan dasar yang kuat untuk pendaftaran pemindahan hak dan pembebanan hak yang bersangkutan.
c. PPAT bertanggung jawab untuk memeriksa syarat-syarat untuk sahn
3. Tugas