2. Kerangka Konsep
Beberapa konsep dasar sehubungan penelitian ini dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Hukum adalah suatu peraturan yang menguasai tingkah laku dan perbuatan
tertentu dari manusia dalam hidup bermasyarakat. 2.
Perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum objektif, hak subjektif perseorangan, kepatutan yang berlaku dalam masyarakat,
tidak mempunyai hak sendiri.
14
3. PPAT adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta
otentik mengenai perbuatan melawan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.
4. Akta adalah otentik, bukan karena penetapan undang-undang, akan tetapi karena
dibuat dihadapan seorang pejabat umum. 5.
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu atau akibat perbuatan yang ditimbulkan dengan adanya kesengajaan ataupun kelalaian.
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
14
Jur Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2008 halaman 163.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian mengenai Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah Yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum Dalam Pembuatan Akta PPAT merupakan
penelitian hukum normatif yang juga disebut sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen, karena lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder
yang ada diperpustakaan. Pelaksanaan penelitian normatif secara garis besar ditujukan kepada :
1. Penelitian terhadap asas-asas hukum.
2. Penelitian terhadap sistematika hukum.
3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum.
4. Perbandingan Hukum.
5. Sejarah Hukum.
15
Dari unsur-unsur penelitian hukum normatif tersebut diatas dikaitkan dengan judul penelitian tersebut diatas, peneliti lebih memberatkan terhadap menemukan
asas-asas hukum dalam peraturan PPAT mengenai kapan seorang PPAT dapat dikatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam menjalankan tugasnya
serta sinkronisasi aturan-aturan hukum mengenai perbuatan PPAT ke dalam sistem hukum nasional di Indonesia.
Penelitian ini dititik beratkan pada studi kepustakaan, sehingga data sekunder atau bahan pustaka lebih diutamakan dari data primer. Data sekunder yang diteliti
terdiri atas : 1.
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat, antara lain berupa :
15
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1985, halaman 14.
Universitas Sumatera Utara
a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun tentang Pendaftaran Tanah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah. d.
Intruksi Mendagri Nomor 14 Tahun 1982. 2.
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum
primer, antara lain : a.
Rancangan peraturan perundang-undangan. b.
Hasil karya ilmiah para sarjana. c.
Hasil-hasil penelitian. 3.
Bahan hukum tertier yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan primer dan sekunder antara lain :
a. Kamus besar bahasa Indonesia.
b. Ensiklopedi Indonesia.
c. Berbagai majalah hukum yang berkaitan dengan PPAT.
16
2. Metode Pendekatan