Akibat Hukum Terhadap Akta yang Dibuat Dihadapan Pejabat Pembuat

1. Pelanggaran ringan antara lain : a. Memungut uang jasa melebihi ketentuan peraturan perundang-undangan. anan mengenai akta yang dibuatnya. buatan akta sebagai permufakatan jahat yang mengakibatkan g mengakibatkan tau di dalam daerah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal pihak yang berwenang melakukan perbuatan hukum ang-undangan tidak hadir dihadapannya. h. Pembuatan akta mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah melakukan perbuatan hukum yang dibuktikan dengan akta. hadapan para pihak maupun pihak yang

C. Akibat Hukum Terhadap Akta yang Dibuat Dihadapan Pejabat Pembuat

Akta Tanah Secara Melawan Hukum b. Dalam waktu 2 dua bulan setelah berakhirnya cuti tidak melaksanakan tugasnya kembali. c. Tidak menyampaikan laporan bul d. Merangkap jabatan. 2. Pelanggaran berat antara lain : a. Membantu melakukan permufakatan jahat yang mengakibatkan sengketa atau konflik pertanahan. b. Melakukan pem sengketa atau konflik pertanahan. c. Melakukan pembuatan akta diluar daerah kerjanya kecuali yang dimaksud dalam Pasal 4 dan 6 ayat 3 KBPN Nomor 1 Tahun 2006. d. Memberikan keterangan yang tidak benar didalam akta yan sengketa atau konflik pertanahan. e. Membuka kantor cabang atau perwakilan atau bentuk lainnya yang terletak diluar dan a 46 KBPN Nomor 1 Tahun 2006. f. Melanggar sumpah jabatan sebagai PPAT. g. Pembuatan akta PPAT yang dilakukan, sedangkan diketahui oleh PPAT yang bersangkutan bahwa para atau kuasanya sesuai peraturan perund susun yang oleh PPAT yang bersangkutan diketahui masih dalam sengketa yang mengakibatkan penghadap yang bersangkutan tidak berhak untuk i. PPAT tidak membacakan aktanya di belum atau tidak berwenang melakukan perbuatan hukum sesuai akta yang dibuatnya. j. PPAT membuat akta dihadapan para pihak yang tidak berwenang melakukan perbuatan hukum sesuai akta yang dibuatnya. k. PPAT membuat akta dalam masa dikenakan sanksi pemberhentian sementara atau dalam keadaan cuti. l. Lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan. Universitas Sumatera Utara Didalam pelaksanaan administrasi pertanahan dan pendaftaran tanah yang tercatat di kantor pertanahan harus selalu sesuai dengan keadaan atau status sebenarnya m yuridis yang sudah tercatat sebelumnya. Menurut ketentuan didalam Peraturan Pemeri tian, baik formil maupun materil, dan akta-akta PPAT inilah ya engenai bidang tanah yang bersangkutan, baik yang menyangkut data fisik mengenai bidang tanah tersebut, maupun mengenai hubungan hukum yang menyangkut bidang tanah itu atau data yuridis, khususnya pencatatan perubahan data ntah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, peralihan dan pembebanan hak atas tanah hanya dapat didaftar apabila dibuktikan dengan akta PPAT. PPAT juga wajib memberikan penjelasan kepada pihak-pihak yang menghadap, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, apa yang melanggar dan apa yang tidak melanggar hukum, sebelum akta dibuat. Akta PPAT harus mempunyai kekuatan pembuk ng merupakan syarat pokok agar dapat dilaksanakan pendaftaran peralihan haknya balik nama, sebagai dasar untuk pemutakhiran data pertanahan. Oleh karena setiap pralihan hak harus dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT, PPAT harus dapat memenuhi keinginan para pihak yang memerlukan bantuannya, dengan tidak terpengaruh oleh pihak lain yang dengan sengaja bermaksud untuk mendapatkan keuntungan besar, sehingga dapat menimbulkan kesulitan di kemudian hari. Universitas Sumatera Utara Jika dikaitkan dengan kasus yang terdapat dalam putusan Pengadilan Negeri Nomor 94PDT.G2005PN.JKT.Pst, maka akta jual beli yang dibuat dihadapan PPAT Haji Dana Sasmita, SH merupakan perbuatan melawan hukum. Hal ini disebabkan karena pada saat pembuatan akta Jual Beli, PPAT Haji Dana Sasmita, SH hanya berpedoman pada surat kuasa menjual yang diberikan nyonya Ellisa kepadanya, tanpa terlebih dahulu memahami maksud tujuan dari isi Surat Kuasa Menjual tersebut. Surat Kuasa Menjual tersebut timbul akibat adanya perjanjian kerja sam dana yang telah diberik usaha supply barang akan dikem pem Bangunan HGB Nomor 2774 atas na mendapat persetujuan dari Ellisa yang isinya : k di Kelurahan Cideng, Kecam a yang dibuat antara tuan Randy dengan nyonya Ellisa, dengan perjanjian bahwa an nyonya Ellisa kepada tuan Randy guna untuk menjalankan balikan dalam jangka waktu 3 bulan beserta dengan bagian keuntungan. Dan untuk jaminan tersebut, diberikan Sertipikat Hak Guna ma tuan Syukri, dan tuan Syukri juga telah istrinya untuk memberikan kuasa menjual kepada nyonya “Dalam akta ini bahwa Pihak Pertama telah memberi kuasa kepada Pihak Kedua khusus untuk dan atas nama serta mewakili Pemberi Kuasa untuk menjual memindahkan dan atau melepaskan hak atas sebidang tanah Sertipikat Hak Guna Bangunan HGB Nomor 2774, luas 400 m2 empat ratus meter persegi, terleta atan Gambir, Kotamadya Jakarta Pusat, berikut bangunan rumah tinggal yang berdiritertanam diatas tanah tersebut, yang menurut sifatnya, peruntukannya dan peraturan hukum yang berlaku dianggap Universitas Sumatera Utara sebagai benda tetap, setempat dikenal dengan Jalan Ciujung Nomor 36, tertulis atas nama Iwan Syukri Darwis Aminy, Sarjana Hukum, kepada pihak lain maupun kepada penerima kuasa dengan harga yang dianggap cukup sesuai melalui Property Consultan yang ditunjuk oleh pihak pertamapemberi kuasa.” ip, yang mengandung aturan hukum publik yang bertujuan mengatur ketertiban u Berdasarkan uraian tersebut, maka harus dikonstituir disini bahwa akta kuasa enjual yang dibuat dihadapan NotarisPPAT Marijke Josephine Patilaya, SH.MH dalah akta kuasa mutlak yang melanggar peraturan perundang-undangan, dengan Dengan kata lain, pemberian kuasa menjual yang diberikan tuan syukri kepada nyonya Ellisa secara substansial adalah akta kuasa mutlak yang tidak dapat ditarik kembali. Pemberian kuasa mutlak yang demikian, jelas bertentangan dengan instruksi Mendagri Nomor 14 Tahun 1982. Meskipun larangan ini dituangkan dalam bentuk instruksi, dalam konstelasi perundang-undangan tergolong sebagai salah satu hukum posit mum dalam transaksi jual beli. Rasio dari larangan tersebut dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan hukum yang mengatur pemberian kuasa dengan mengadakan pemindahan hak atas tanah secara terselubung. Dalam praktek, meskipun dibuat dalam formalitas yang bermacam-macam, substansi kuasa menjual yang bersifat mutlak tersebut selalu mengandung manipulasi terhadap debitur yang lemah ekonominya oleh pihak pemilik modal kuat. m a Universitas Sumatera Utara demikian transaksi jual beli antara ny isa sebagai pemegang kuasa menjual dengan nyonya Ellisa sebagai pembeli dalam akte jual beli yang dibuat dihadapan NotarisPPAT H. Dana Sasmita, SH adal h bertentangan dengan Pasal 1320 ke-4 berakibat perjanjian batal demi hukum. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis onya Ell a KUHPerdata yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan