Kontaminasi sel darah medah dan lipemia Waktu Pemeriksaan

dengan adanya heparin, oleh karena itu heparin buka merupakan pilihan untuk pemeriksaan agregasi trombosit. EDTA Agregasi trombosit tergantung adanya kalsium bebas di plasma, EDTA tidak cocok untuk pemeriksaan agregasi. PPACK d -phenylalanine-proline-arginine chloromethyl ketone PPACK, suatu antitrombin, mulai dipakai untuk pemeriksaan inhibisi trombosit oleh antagonist Gp IIbIIIa. ACD Antikoagulan ini menurunkan ph PRP 6,5; karena itu tidak sesuai untuk pemeriksan agregasi. ACD-A Mempertahankan pH PRP 7,3; dapat dipakai untuk pemeriksaan agregasi. 2.2.1.3.Tabung kaca vs plastic Penyiapan trombosit untuk pemeriksaan agregasi harus dilakukan dengan memakai tabung plastic atau tabung kaca yang dilapisi silicon. Bila memakai tabung yang tidak dilapisi, akan terjadi aktivasi trombosit. 2.2.1.4.Koreksi Jumlah Trombosit Ada berbagai pendapat mengenai perlunya standarisasi jumlah trombosit PRP. Respon agregasi dapat bervariasi berhubungan dengan jumlah trombosit.

2.2.1.5. Kontaminasi sel darah medah dan lipemia

Pemeriksaan agregasi trombosit berdasarkan transmisi optick adanya bahan kontaminan seperti sel darah merah atau lemak, dapat mempengaruhi kemampuan agregometer untuk mengukur agregasi trombosit. Sel darah meah yang lisis akan Universitas Sumatera Utara melepaskan ADP, menyebabkan trombosit menjadi refrakter setelah penambahan ADP eksogen. 2.2.1.6.pH Agregasi trombosit adalah pH sensitif. Ketika mempersiapkan bahan untuk pemeriksaan agregasi, pH harus dipertahankan antara 7,2 dan 8,0. Bila pH plasma dibawah 6,4 tidak terjadi agregasi; dan pada pH diatas 8,0 dapat terjadi agregasi spontan. Perubahan pH terjadi melaui difusi CO2 dari plasma; karena itu tabung PRP harus ditutup. Saline isotonic merupakan diluents pilihan utnuk agonist. 2.2.1.7.Temperatur Pemeriksaan agregasi harus dilakukan pada suhu 37°C agar menyerupai suasana in vivo. 2.2.1.8.Kecepatan Putaran Agregometer Supaya terjadi agregasi, trombosit harus kontak satu sama lain. Bila ditambahkan agonis pada trombosit yang tidak diputar, tidak akan terjadi agregasi. Kecepatan putaran optimal berdasarkan tinggi kolum PRP, diameter kuvet dan ukuran stir bar yang dipakai. Tiap pabrik memilki rekomendasi kecepatan putaran optimal masing-masing.

2.2.1.9. Waktu Pemeriksaan

Sebaiknya pemeriksaan agregasi trombosit dikerjakan dalam 3 jam setelah sampel diambil. 2.2.2.AGONIST 19,36-39 2.2.2.1.ADP Kadar 1-10 µM ADP sering dipakai pada pemeriksaan agregasi trombosit. Kadar ADP yang rendah 1-3 µM menghasilkan kurva tunggal monofasik atau kurva bifasik. Pada kadar yang rendah, ikatan fibrinogen biasanya reversible dan Universitas Sumatera Utara trombosit disagregasi. Kadar ADP yang lebih tinggi 10 atau 20 µM dapat menutupi respon bifasik oleh pelepasan ADP endogen. Ini masih dianggap respon bifasik karena terjadi pelepasan ADP tetapi tidak tampak pada kurva. Aspirin akan menghambat respon agregasi ADP kadar rendah, karena hambatan jalur sikooksigenase dan pelepasan isi granul. 19,36,39 2.2.2.2.Epinefrin Biasanya dipakai epinefrin 5-10 µM untuk pemeriksaan agregasi. Dijumpai gelombang pertama yang kecil, kadang diikuti respon sekunder yang lebih besar. Gelombang kedua ini dihambat oleh aspirin, obat anti inflamasi non steroid, antihistamin, beberapa antibiotik. 19,36,37 2.2.2.3.Kolagen Biasanya dipakai kadar 1-5 µgml. Kolagen adalah agonist yang paling kuat. Agregasi trombosit yang diinduksi kolagen menunjukkan lag phase sekitar 1 menit, dimana pada saat itu trombosit berikatan pada fibril kolagen, mengalami perubahan bentuk dan reaksi pelepasan. Respon agregasi yang diukur adalah gelombang kedua setelah aktivasi dan pelepasan trombosit. Pada kadar kolagen yang rendah, respon agregasi trombosit dapat dihambat aspirin dan obat anti trombosit lain. 19,37,38 2.2.2.4.Asam Arakidonat Dengan siklooksigenase, asam arakidonat diubah menjadi tromboksan A2. Aspirin menghambat jalur siklooksigenase dan respon agregasi terhadap asam arakidonat. Pasien yang mengkonsumsi aspirin atau anti trombosit lain, penderita gangguan pelepasan atau Glanzman tromboastenia akan memberikan hasil abnormal agregasi trombosit yang diinduksi asam arakidonat. Pasien dengan SPD menunjukkan respon agregasi asam arakidonat yang normal 19,37 Universitas Sumatera Utara 2.2.2.5.Ristocetin Pada trombosit normal, antibiotic ristocetin dengan kadar 1,5 mgml, menyebabkan agregasi trombosit yang trgantung GpIbVWF. Bila responnya abnormal, dicurigai penyakit von Willebrand atau sindroma Bernard Soulier tidak ada kompleks GpIb-IX-V 19,37 2.2.2.6.Trombin Trombin adalah agonist trombosit yang sangat poten. Peptida sintetik Gly- Pro-Arg-Pro GPRP menghambat polimerisasi fibrin yang diinduksi thrombin, sehingga dapat terjadi agregasi trombosit yang diinduksi thrombin. α-trombin dengan kadar 0,1-0,5 Uml dapat dipakai untuk mengakivasi trombosit, baik yang washed atau gel-filtered . 19,37,38

2.2.2.7. TRAP