Platelet Rich Plasma PRP Platelet Poor Plasma PPP PRP dan PPP baik pada pemutaran maupun penyimpanan dilakukan pada Pemeriksaan agregasi dilakukan sesudah 30 menit dari persiapan PRP.

e. Pemeriksaan CKMB dengan metode Immunoinhibition assay menggunakan alat automatik analyzer Hitachi 902. f. Pemeriksaan Troponin T berdasarkan dual monoclonal antibodi sandwich. Prinsip test menggunakan poly-streptavidin-biotin capture sistem dengan gold sol partikel label. Pemeriksaan menggunakan alat Roche cardiac. g. Pemeriksaan agregasi trombosit dengan menggunakan alat Platelet Aggregometer AggRam Analyzer Helena.

3.5.5.1. Pemeriksaan darah lengkap

Dengan alat automatic cell counting celldyne 3700 Abbot. Bahan sampel darah EDTA. Prinsip pemeriksan spectrophotometri berdasarkan reaksi pembentukan haemoglobin cyanide.

3.5.5.2. Pemeriksaan fungsi agregasi trombosit Pengolahan sampel

1. Platelet Rich Plasma PRP

Darah sitrat disentrifus 1000 rpm selama 5 menit atau 100 g selama 5-10 menit. Plasma yang diperoleh adalah PRP, kemudian dipindahkan ke dalam tabung plastik tertutup. Hindarkan kontaminasi oleh leukosit maupun eritrosit. Jumlah trombosit PRP harus 200.000 - 300.000uL.

2. Platelet Poor Plasma PPP

Sisa darah dalam tabung sitrat yang telah dipisahkan PRPnya, disentrifus lagi 1600-2000 g selama 10-15 menit. Plasma yang diperoleh adalah PPP.

3. PRP dan PPP baik pada pemutaran maupun penyimpanan dilakukan pada

suhu kamar antara 15 – 30° C

4. Pemeriksaan agregasi dilakukan sesudah 30 menit dari persiapan PRP.

Untuk menghindari bias, seluruh pemeriksaan harus sudah selesai dikerjakan Universitas Sumatera Utara dalam waktu 60 menit, karena trombosit menjadi reaktif bila dibiarkan lebih dari 2 jam. Pemakaian Agonis 1. ADP Reagen dari Helena Platelet Aggregation Reagents mengandung 1 mg ADP. Dilarutkan dengan 1 ml aquadest, konsentrasinya 200 μM. ADP diencerkan dengan NaCl 0,9 untuk mendapatkan konsentrasi akhir 1, 5 dan 10 µM. 2. Epinefrin Reagen dari Helena Platelet Aggregation Reagents yang dilarutkan dengan 1 ml aquadest mengandung epinefrin 3 mM. Epinefrin diencerkan dengan NaCl 0,9 untuk mendapatkan konsentrasi akhir 5 dan 10 μM Agregometer Prinsip pemeriksaan Pemeriksaan agregasi trombosit dilakukan menggunakan metoda turbidimetrik menurut Born yang didasarkan pada perubahan transmisi cahaya. Sebelum penambahan platelet agonist agregator, transmisi cahaya melalui PRP rendah karena trombosit masih tersuspensi homogen dalam PRP. Setelah penambahan agonist maka trombosit akan mengalami agregasi kemudian agregat trombosit tersebut mengendap, sehingga plasma menjadi jernih akibatnya transmisi cahaya meningkat Sebelum pemeriksaan alat agregometer dipanaskan lebih dahulu selama 30 menit. Kemudian dilakukan kalibrasi pada suhu 37°C. Juga dilakukan kalibrasi optic channel dengan aquadest sebagai blanko untuk ke empat channel yang ada. Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan 450 µl PPP dan setelah diinkubasi pada 37°C selama 1 menit dibaca melalui chanel optic. Transmisi cahaya sediaan PPP sebanding dengan 100 agregasi trombosit pada ke empat channel yang ada. Ambil 450 µl PRP untuk dimasukkan ke dalam kuvet hindari terbentuknya gelembung udara dan diberi stirrer dengan kecepatan 1000 rpm. Setelah inkubasi pada suhu 37°C selama 1-3 menit dilakukan penambahan 50 µl agonis secara cepat. Agonis yang dipakai ADP dengan konsentrasi 1,5 dan 10 μM dan epinefrin dengan konsentrasi 5 dan 10 μM. Terbentuknya agregasi trombosit menghasilkan perubahan transmisi cahaya dan dalam jangka waktu 10 menit dicatat untuk digunakan sebagai suatu pengukuran agregasi maksimal trombosit yang dapat dicapai dalam 10 menit. Dipakai formula Weiss untuk mengukur persentase agregasi trombosit secara kuantitatif. OD Inisial – OD Maksimum x 100 = Agregasi OD Inisial Pemeriksaan agregasi trombosit selain tergantung suhu maupun pH, juga dipenuhi jumlah trombosit. Bila pada pembacaan PRP tercantum L rendah atau H tinggi maka hasil agregasi kurang representatif. Untuk jumlah trombosit yang tinggi, dilakukan pengnceran dengan menambahkan PPP ke dalam PRP pada sampel yang sama. Untuk menghindari variasi hasil agregasi antara pasien dan kontrol yang disebabkan oleh perbedaan waktu pemeriksaan, maka setiap pemeriksaan pasien disertakan juga pemeriksaan kontrol.

3.6. Pemantapan kualitas