Dengan menggunakan 450 µl PPP dan setelah diinkubasi pada 37°C selama 1 menit dibaca melalui chanel optic. Transmisi cahaya sediaan PPP sebanding
dengan 100 agregasi trombosit pada ke empat channel yang ada. Ambil 450 µl PRP untuk dimasukkan ke dalam kuvet hindari terbentuknya gelembung udara dan
diberi stirrer dengan kecepatan 1000 rpm. Setelah inkubasi pada suhu 37°C selama 1-3 menit dilakukan penambahan 50 µl agonis secara cepat. Agonis yang dipakai
ADP dengan konsentrasi 1,5 dan 10 μM dan epinefrin dengan konsentrasi 5 dan 10
μM. Terbentuknya agregasi trombosit menghasilkan perubahan transmisi cahaya dan dalam jangka waktu 10 menit dicatat untuk digunakan sebagai suatu
pengukuran agregasi maksimal trombosit yang dapat dicapai dalam 10 menit. Dipakai formula Weiss untuk mengukur persentase agregasi trombosit secara
kuantitatif. OD Inisial – OD Maksimum x 100 = Agregasi
OD Inisial Pemeriksaan agregasi trombosit selain tergantung suhu maupun pH, juga
dipenuhi jumlah trombosit. Bila pada pembacaan PRP tercantum L rendah atau H tinggi maka hasil agregasi kurang representatif. Untuk jumlah trombosit yang tinggi,
dilakukan pengnceran dengan menambahkan PPP ke dalam PRP pada sampel yang sama. Untuk menghindari variasi hasil agregasi antara pasien dan kontrol yang
disebabkan oleh perbedaan waktu pemeriksaan, maka setiap pemeriksaan pasien disertakan juga pemeriksaan kontrol.
3.6. Pemantapan kualitas
Pemantapan kualitas laboratorium yang baik harus dilakukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang benar. Pemerikaan fungsi
Universitas Sumatera Utara
agregasi trombosit harus dilakukan segera dan tanpa adanya pengawetan trombosit. Pemeriksaan trombosit tidak dapat ditunda. Untuk itu ada pemantapan kualitas
pemeriksaan agregasi trombosit melalui kalibrasi panjang gelombang cahaya dengan larutan Scale Set yang dilakukan setiap bulan sebelum pemeriksaan
sampel. Dicatat nilai absorben untuk larutan jernih dan keruh. Nilai absorben untuk larutan jernih Scale Set 1 berkisar antara 0,160 -0,180. Nilai absorben untuk
larutan keruh Scale Set 2 berkisar antara 0,600 – 0,800. Hasil yang diperoleh VOD berkisar 0,350 – 0,370. Untuk kalibrasi harian, dipakai larutan aquadest
dengan nilai target absorben berkisar 0,160 – 0,190. Untuk menggambarkan reproducibility alat, dilakukan pemeriksaan agregasi
untuk mengetahui koefisien variasi CV. Sampel untuk pemeriksaan agregasi diambil dari beberapa orang. Dilakukan pemisahan plasma untuk mendapatkan
plasma kaya trombosit dan plasma miskin trombosit. Dilakukan 15 kali pemeriksaan agregasi dengan agonist ADP untuk reproducibility alat agregometer.
Coefisien Variation = Standard Deviation Mean
3.7. Ethical clearance dan informed consent
Ethical clearance diperoleh dari Komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Inform consent diminta secara
tertulis dari subjek penelitian atau diwakili oleh keluarganya yang ikut bersedia dalam penelitian setelah mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari
penelitian ini.
3.8. Analisa data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik. Untuk melihat perbedaan agregasi trombosit pada sindroma koroner akut dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
kontrol digunakan uji T independent jika data pada kedua kelompok yang diamati berdistribusi normal. Sebaliknya jika tidak berdistribusi normal digunakan uji Mann-
Whitney. Dikatakan bermakna apabila p 0,05.
3.9. Batasan Operasional