Asam oleat yang digunakan masih tercampur dengan asam lemak lainnya dengan komposisi kemurnian berdasarkan hasil analisis kromatografi gas terhadap metil
oleat campuran memberikan kromatogram Lampiran 1 kandungan asam lemak seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Komposisi asam lemak pada asam oleat campuran.
Asam lemak Rantai karbon
Kandungan Asam lemak jenuh
Asam heptanoat C
8:0
0.0272 Asam dekanoat
C
10:0
1.3361 Asam laurat
C
12:0
1.2191 Asam miristat
C
14:0
0.5739 Asam pentadekanoat
C
15:0
0.0126 Asam palmitat
C
16:0
4.8758 Asam heptadekanoat
C
17:0
0.0361 Asam stearat
C
18:0
2.3515 Asam eikosanoat
C
20:0
0.1913 Asam dokosanoat
C
22:0
0.0362 Asam tetrakosanoat
C
24:0
0.1841
Asam lemak tak jenuh
Asam palmitoleat C
16:1
0.3523 Asam cis-10-heptadekanoat
C
17:1
0.0270 Asam oleat
C
18:1
74.4861 Asam linoleat
C
18:2
13.5787 Asam linolenat
C
18:3
0.8428 Asam -9-eikosenoat
C
20:1
0.3767 Asam erukat
C
22:1
0.1499
4.1.2. Ozonolisis Metil Oleat Campuran membentuk Campuran Adehida
Turunan Metil Oleat
Senyawa aldehida turunan metil oleat diperoleh dari hasil ozonolisis metil oleat campuran dengan adanya ozon yang bereaksi terhadap gugus alkena pada suhu
Universitas Sumatera Utara
≤ 10
o
C kemudian dihidrolisis dengan menggunakan serbuk Zn dalam asam asetat. Dari 200 ml metil oleat campuran yang digunakan diperoleh aldehida turunan
metil oleat sebanyak 137 ml. Hasil aldehida kemudian diuji dengan pereaksi Fehling yang akan menghasilkan endapan berwarna merah bata Cu
2
O
s
. Uji lainnya terhadap senyawa aldehida yaitu uji dengan pereaksi Tollens yang akan
menghasilkan endapan berupa cermin perak Ag
s
. Spektrum FT-IR dari campuran aldehida turunan metil oleat memberikan puncak-puncak serapan kimia
pada bilangan gelombang 3464,15 cm
-1
, 2924,09 cm
-1
, 2854,65 cm
-1
, 2677,2 cm
-1
, 2337,72 cm
-1
, 2090,84 cm
-1
, 1975,11 cm
-1
, 1743,65 cm
-1
, 1604,77 cm
-1
, 1442,75 cm
-1
, 1365,6 cm
-1
, 1172,72 cm
-1
, 1111 cm
-1
, 1018,41 cm
-1
, 840,96 cm
-1
, 725,23 cm
-1
, 370,33 cm
-1
, 339,47 cm
-1
, 308,61 cm
-1
Gambar 4.2
Gambar 4.2. Spektrum FT-IR Campuran Aldehida Turunan Metil Oleat Campuran
4.1.3. Sintesis Basa Schiff dari Campuran Aldehida Turunan Metil Oleat dengan Etilendiamin Basa Schiff I.
Basa Schiff ini dihasilkan dari reaksi kondensasi antara campuran aldehida turunan metil oleat dengan etilendiamin sebagai sumber amina primer dalam
pelarut toluena yang direfluks pada suhu 115- 120
o
C selama 4 jam. Hasil dari reaksi ini kemudian dimurnikan dengan cara pemisahan kelebihan etilendiamin
dan pelarut yang berlebih melalui destilasi vakum sehingga diperoleh Basa Schiff
Universitas Sumatera Utara
campuran. Dari hasil analisa Basa Schiff menggunakan Spektroskopi FT-IR diperoleh spektrum dengan puncak-puncak daerah serapan pada bilangan
gelombang 3302,13 cm
-1
, 3070,68 cm
-1
, 2924,09 cm
-1
, 2854,65 cm
-1
, 2684,91 cm
- 1
, 2337,72 cm
-1
, 2175,7 cm
-1
, 2075,41 cm
-1
, 1743,65 cm
-1
, 1635,64 cm
-1
, 1442,75 cm
-1
, 1242,16 cm
-1
, 1172,72 cm
-1
, 1111 cm
-1
, 1018,41 cm
-1
, 848,68 cm
-1
, 725,23 cm
-1
, 594,08 cm
-1
Gambar 4.3..
Gambar 4.3. Spektrum FT-IR Basa Schiff I.
4.1.4. Sintesis Basa Schiff dari Campuran Aldehida Turunan Metil Oleat dengan Anilina Basa Schiff II.
Basa Schiff ini dihasilkan dari reaksi kondensasi antara campuran aldehida turunan metil oleat dengan anilina sebagai sumber amina primer dalam pelarut
toluena yang direfluks pada suhu 115- 120
o
C selama 4 jam. Hasil dari reaksi ini kemudian dimurnikan dengan cara pemisahan kelebihan anilina dan pelarut yang
berlebih melalui destilasi vakum sehingga diperoleh Basa Schiff campuran. Dari hasil analisa Basa Schiff menggunakan Spektroskopi FT-IR diperoleh spektrum
dengan puncak-puncak daerah serapan pada bilangan gelombang 3379,29 cm
-1
, 2924,09 cm
-1
, 2854,65 cm
-1
, 2731,2 cm
-1
, 2677,2 cm
-1
, 2337,72 cm
-1
, 2175,7 cm
- 1
, 2067,69 cm
-1
, 1944,25 cm
-1
,1743,65 cm
-1
, 1651,07 cm
-1
, 1597,06 cm
-1
, 1442,75 cm
-1
, 1365,6 cm
-1
, 1242,16 cm
-1
, 1172,72 cm
-1
, 1018,41 cm
-1
, 848,68 cm
-1
, 725,23 cm
-1
, 601,79 cm
-1
, 501,49 cm
-1
Gambar 4.4..
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4. Spektrum FT-IR Basa Schiff II.
4.1.5. Penentuan Bilangan Iodin.