3.3.7. Penentuan Efisiensi Inhibitor
3.3.7.1. Persiapan Spesimen
Spesimen atau sampel seng dibuat dengan panjang 5 cm dan lebar 1,5 cm dihaluskan permukaannya dengan menggunakan ampelas besi. Permukaaan yang
telah halus ini dicuci dengan akuades dan dikeringkan kemudian ditimbang beratnya.
3.3.7.2. Pembuatan Larutan Induk Media Korosif
Larutan media korosi HCl 0,1 N dibuat dengan cara mengencerkan 8,3 mL HCl 37 dalam labu takar ukuran 1000 mL sampai tanda batas dengan aquadest.
3.3.7.3. Pembuatan Larutan Induk Inhibitor
Larutan inhibitor korosi Basa Schiff 10.000 ppm dengan pelarut larutan HCl 0,1 M. Larutan tersebut dibuat dengan cara melarutkan 1 g Basa Schiff turunan
etilendiamin dengan HCl 0,1 M dalam labu takar 100 ml sampai garis batas. Larutan inhibitor yang diinginkan dibuat dengan cara mengencerkan larutan
induk 10.000 ppm menggunakan larutan HCl 0,1M dengan variasi larutan inhibitor 1000 ppm, 3000 ppm, 5000 ppm, dan 7000 ppm.
3.3.7.4.Uji Efisiensi Inhibitor
Larutan perendaman lempeng seng diambil dari larutan inhibitor 1000 ppm sebanyak 50 ml dimasukkan kedalam wadah kaca. Lempeng seng yang telah
diamplas direndam dalam larutan tersebut selama 24 jam. Lempeng seng diangkat
Universitas Sumatera Utara
dari media korosi, dicuci secara hati-hati dengan menggunakan sikat halus dan lembut, kemudian dibiarkan kering selama 5 menit dan ditimbang berat akhirnya.
Dan efisiensi inhibitor dihitung dengan persamaan : EI =
W0 – W1 W0
X 100 Dimana,
EI = Efisiensi Inhibitor W
= kehilangan berat tanpa menggunakan inhibitor W
1
= Kehilangan berat menggunakan inhibitor Sebagai pembanding kontrol digunakan larutan tanpa penambahan inhibitor.
Dengan prosedur yang sama seperti diatas dilakukan untuk variasi konsentrasi larutan 3000 ppm, 5000 ppm dan 7000 ppm dan waktu perendaman 48, 72, 96,
dan 120 jam demikian juga uji effisiensi inhibitor untuk asam oleat campuran,
metil oleat campuran, campuran aldehida turunan metil oleat, etilendiamin,
anilina, Basa Schiff I dan Basa Schiff II.
3.3.8. Analisis dengan Spektroskopi FT- IR