BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungan Trethewey dan Chamberlain, 1991. Korosi merupakan masalah
besar bagi peralatan yang menggunakan material dasar logam seperti mobil, jembatan, mesin kapal dan lain sebagainya Riegher, 1992. Bahan logam ini
mudah mengalami kerusakan dan kehilangan fungsi karena terjadi korosi, dimana terjadinya korosi pada peralatan ini tidak dapat dicegah tetapi lajunya dapat
dikurangi Callister, 1991. Pada kondisi alam, korosi logam kebanyakan disebabkan oleh uap air,
lingkungan yang bersifat asam, garam dan suhu lingkungan yang sangat tinggi. Lingkungan dengan kadar garam tinggi seperti air laut akan menyebabkan korosi
lebih cepat, karena air yang mengandung garam mempunyai sifat elektrolit, yang akan memberikan suasana yang mendukung terjadinya reaksi oksidasi-reduksi
Sulaiman, 1978. Pencegahan korosi telah banyak dilakukan, antara lain dengan pelapisan
coating, proteksi katiodik mapun anodik, dan dapat juga dicegah dengan cara penambahan inhibitor korosi Widharto, 2004. Sejauh ini penggunaan inhibitor
merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah korosi, hal ini dikarenakan biayanya yang relatif murah dan proses yang lebih sederhana Hermawan, 2007.
Umumnya inhibitor korosi yang digunakan berasal dari senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron
bebas seperti nitril, kromat, fosfat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa- senyawa amina Umoren et al, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Basa Schiff merupakan senyawa organik produk kondensasi dari amina primer dengan senyawa karbonil. Basa Schiff dilaporkan pertama kali oleh
seorang bernama Hugo Schiff pada tahun 1986. Basa Schiff tersebut memperlihatkan karakteristik berupa gugus imin -HC=N- dalam strukturnya
Cimerman et al, 1997.
Beberapa hasil penelitian sebelumnya telah mengkaji bahwa Basa Schiff yakni senyawa yang mengandung gugus RCH=NR’ sebagai inhibitor korosi
diantaranya Basa Schiff hasil kondensasi sinamaldehid dengan 2-aminofenol dan mengujikan Basa Schiff terhadap logam besi dalam media HCl 0,5N dan
diperoleh nilai efisiensi inhibitor sebesar 92 Qasim, 2011 .Singh and Quraishi 2012 menguji efisiensi inhibitor korosi Basa Schiff etilendiamin bis-isatin
terhadap logam lunak dalam HCl 1N dan diperoleh nilai efisiensi inhibitor sebesar 93.
Menurut Munir,1985 , terdapat perbedaan hasil pada pengggunaan amina primer alifatis dan amina primer aromatis dalam pembuatan Basa Schiff.
Basa Schiff yang memiliki cincin aromatis dalam strukturnya memiliki sistem konjugasi yang lebih efektif karena bersifat lebih stabil dibandingkan
menggunakan senyawa rantai alifatis.
Basa Schiff turunan minyak kedelai sebagai sumber aldehida telah digunakan sebagai inhibitor korosi pada baja lunak dalam media asam HCl 2N
dimana minyak kedelai mengandung asam lemak tak jenuh yang kemudian diozonolisis untuk menghasilkan senyawa aldehida turunan minyak kedelai
diikuti dengan reaksi kondensasi dengan benzilamina sebagai penyumbang gugus amina primer. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa korosi pada logam dapat
dihambat sehingga mencegah pengeroposan logam Gravier et al ,2012.
Universitas Sumatera Utara
Peneliti lainnya juga telah memanfaatkan asam lemak tidak jenuh dari minyak nabati sebagai sumber aldehida melalui reaksi ozonolisis yang
selanjutnya dikondensasikan dengan amina primer, diantaranya Basa Schiff hasil kondensasi antara aldehida turunan minyak kelapa sawit dengan kitosan sebagai
sumber amina primer dimana pengujiannya digunakan sebagai inhibitor korosi terhadap logam seng dalam media HCl 0,5N memberikan nilai efisiensi inhibisi
korosi sebesar 76 pada konsentrasi 20.000 ppm Parry, 2013. Demikian juga Basa Schiff hasil kondensasi anilina dengan aldehida turunan minyak kemiri
dimana pengujian digunakan sebagai inhibitor korosi terhadap logam seng dalam media H
2
SO
4
0,1N memberikan nilai efisiensi inhibisi korosi sebesar 69,57 pada konsentrasi 5.000 ppm Ginting, 2013. Penelitian lainnya yaitu Basa Schiff
hasil kondensasi aldehida turunan minyak jarak dengan etilendiamin sebagai sumber amina primer dimana pengujian digunakan sebagai inhibitor korosi
terhadap logam seng dalam media HCl 0,1N memberikan nilai efisiensi inhibisi korosi sebesar 77,37 pada konsentrasi 7.000 ppm Sinulingga, 2013.
Pengujian Basa Schiff biasanya dilakukan pada logam seng. Lempeng seng digunakan karena logam seng adalah suatu logam aktif dengan banyak
aplikasi industri dan sebagian besar digunakan untuk perlindungan korosi terhadap baja Shah et al, 2011. Komponen logam yang terdapat pada seng yaitu
terdiri dari 45 Zn dan 55 logam Al. Lempeng seng bersifat melapisi material baja untuk memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap korosi, namun ketika
berada pada udara yang lembab, seng cepat berkarat dengan membentuk suatu produk korosi yang dikenal sebagai karat putih. Hal serupa juga terjadi pada
pembersihan seng dengan menggunakan larutan asam menyebabkan seng lebih mudah berkarat. Oleh karena itu proteksi terhadap logam seng bersifat sangat
penting Eddy et al, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian yang dikemukaan diatas peneliti tertarik untuk mensintesis Basa Schiff dengan memanfaatkan asam lemak tak jenuh yaitu asam oleat
campuran dimana asam oleat campuran diesterkan terlebih dahulu membentuk metil oleat campuran. Metil oleat campuran kemudian diozonolisis dan diikuti
reaksi kondensasi dengan membandingkan dua jenis senyawa sumber amina yaitu etilendiamin dan anilina diikuti uji efisiensi Basa Schiff yang diperoleh sebagai
inhibitor korosi terhadap logam seng dalam media HCl 0,1N.
1.2.Permasalahan
1. Apakah Basa Schiff dapat disintesis melalui kondensasi anilina dan
etilendiamin dengan senyawa aldehida yang diperoleh dari hasil ozonolisis metil oleat campuran.
2. Bagaimanakah nilai efisiensi inhibitor korosi kedua jenis Basa Schiff yang
dihasilkan sebagai inhibitor korosi terhadap logam seng dibandingkan dengan bahan baku sintesa yaitu:
a. asam oleat campuran b. metil oleat campuran
c. campuran aldehida turunan metil oleat d. etilendiamin dan
e. anilina. dan pemilihan Basa Schiff yang paling efisien digunakan sebagai inhibitor pada
logam seng.
1.3. Pembatasan Masalah