PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
68
positif, dinamis, dan kreatif. orangtua merupakan orang yang pertama kali memberikan
pendidikan dasar tentang agama, sopan santun, budi pekerti, estetika, kasih sayang, rasa aman, mematuhi peraturan baik agama
maupun negara dan dalam masyarakat sekitar, juga yang tidak kalah pentingnya, orangtua senantiasa memberikan pendidikan
tentang kebiasaan-kebiasaan yang baik dan benar. Maka perlu sekali fungsionalitas keluarga, orangtua pembentuk karakter anak, dan
orangtua sebagai pendidik pertama dan utama.
Para pakar pendidikan keluarga berbagi beberapa hal penting yang harus diciptakan dalam hidup berkeluarga, antara lain: 1.
Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga, 2. Tersedianya waktu kebersamaan dalam keluarga, 3. Terciptanya komunikasi yang
baik antar anggota keluarga, 4. Saling menghargai dan memerhatikan satu sama lai sesama anggota keluarga, 5 Bila terjadi konflik dalam
keluarga, ciptakanlah keutuhan rumah tangga di atas kepentingan pribadi, dan selesaikanlah konflik secara konstruktif-positif.
Ada empat prinsip peranan keluarga menurut Stephen R. Covey, yaitu:
a. Modelling, orangtua merupakan model atau panutan anak-
anaknya. orangtua memengaruhi secara kuat sekali dalam hal keteladanan bagi sang anak.
b. Mentoring, artinya kemampuan untuk menjalin atau membangun
hubungan, menanamkan kasih sayang kepada orang lain, atau pemberian perlindungan kepada orang lain secara mendalam,
jujur dan tanpa syarat.
c. Organizing, keluarga juga merupakan analogi dari perusahaan
kecil yang memerlukan kerjasama tim, dalam menyelesaikan permasalahan, tugas, atau memenuhi kebutuhan keluarga.
d. Teaching, orangtua sebagai guru di lingkungan keluarga.
orangtua mengajarkan kepada anak-anaknya tentang hukum- hukum atau prinsip dasar kehidupan.
PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
69
Selain keempat hal di atas, keluarga pun memiliki fungsi dasar bagi anggotanya yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
a. Fungsi sosial, keluarga mampu memberikan prestise dan status kepada anggota-anggotanya,
b. Fungsi edukatif, keluarga memberikan pendidikan kepada anak- anak dan juga usia remaja,
c. Fungsi protektif, keluarga senantiasa melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomi, dan psikososial,
d. Fungsi religius, keluarga memberikan pengalaman spiritual keagamaan bagi anggotanya,
e. Fungsi afektif, keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan,
f. Fungsi ekonomis, keluarga merupakan satuan sosial yang
mandiri, dimana anggotanya mengonsumsi barang-barang yang diproduksinya dan tidak konsumtif.
6. Strategi Melatih Karakter di Rumah dan Keluarga Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai ditanamkan
pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng, dolananpermainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup
bekerjasama dan berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan.
Berperilaku yang baik dalam keluarga amat penting bagi pertumbuhan sikap anak selanjutnya. Dari kecil sudah terbiasa
menghormati orang tua atau orang yang lebih tua, misalnya: jalan sedikit membungkuk jika berjalan didepan orang tua dan dengan sopan
mengucap: nuwun sewu permisi, nderek langkung perkenankan lewat sini.
Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa yang baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus kromo
atau ngoko bahasa biasa. Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit, karena unggah ungguh basa penggunaan bahasa
menurut tingkatnya adalah sopan santun untuk menghormat orang lain.
PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
70
7. Membiasakan mulai Bahasa kromo dan ngoko Pada dasarnya ada dua tingkatan dalam bahasa Jawa, yaitu:
Kromo, bahasa halus dan ngoko, bahasa biasa. Bahasa kromo dipakai untuk menghormati orang tua atau orang yang perlu dihormat,
sedangkan ngoko biasanya dipakai antar teman.
Semua kata yang dipakai dalam dua tingkat bahasa tersebut berbeda, contoh:
Bahasa Indonesia : Saya mau pergi.
Kromo : Kulo bade kesah.
Ngoko : Aku arep lunga.
Dalam percakapan sehari-hari, orang tua kepada anak memakai ngoko, sedang anaknya menggunakan kromo. Dalam pergaulan
dipakai pula bahasa campuran yang memakai kata-kata dari kromo dan ngoko dan ini lebih mudah dipelajari dalam praktek dan sulit
dipelajari secara teori.
8. Melatih Jiwa Peduli lingkungan Pendidikan yang mengarah kepada peduli dan kasih terhadap
lingkungan dan alam, juga sudah dimulai sejak usia belia. Anak- anak diberi pengertian untuk tidak bersikap sewenang-wenang
kepada binatang dan tanaman dan juga menjaga kebersihan alam, tidak merusak alam. Anak kecil yang dirumahnya punya binatang
peliharaan seperti anjing, kucing, burung, selalu diberitahu oleh orang tuanya untuk merawatnya dengan baik, memberi makan
yang teratur, dijaga kebersihannya, kandangnya juga bersih dan tidak boleh diperlakukan dengan sewenang-wenang dan justru harus
dilindungi dan di kasihi.
Tanaman dan pepohonan juga harus dirawat dengan baik, disiram setiap sore, kadang-kadang diberi pupuk, dijaga supaya
tumbuh subur dan sehat dan cantik penampilannya, sehingga enak dipandang.
Tanaman yang dirawat akan membalas kebaikan kita, daunnya, bunganya, buahnya, kayunya, akarnya, bisa memberi faedah yang
PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
71
berguna. Bumi tempat kita berpijak, juga harus dilindungi, diurus yang baik, jangan asal saja menggali-gali tanah, kalau memang tidak ada
tujuan yang bermanfaat. Sumber air juga harus dijaga, tidak boleh dikotori. Prinsipnya, kita harus dengan sadar dan sebaik-baiknya
merawat, menggunakan dan mensyukuri semua pemberian alam dan Sang Pencipta.
B. Peranan Sekolah Dalam Penanaman Budi Pekerti