PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
7
baik sebagai individu, masyarakat dan bangsa.
B. Dasar Perkembangan Etika dan Budi Pekerti
Merunut dari sejarahnya, perkembangan etika dan budi pekerti telah lama menjadi masalah hidup manusia. Seperti yang terlihat dari
zaman Babilonia karena aspek kebijakan politik berdampak pada sulitnya pengembangan budi pekerti di sekolah. Hal ini ditunjukkan
jiwa anak didik yang pemberontak dan melawan guru.
lebih lanjut Klipartick menyatakan bahwa budi pekerti sseorang dapat dikembangkan dengan menggunakan landasan kemampuan dan
kebiasaan hidup yang itu semua didasarkan norma masyarakat tempat tinggalnya. Norma itulah yang menjadi acuan norma masyarakat
dalam beraktivitas termasuk di dalam cita-cita hidupnya.
Ada juga yang mengatakan bahwa pemahaman seseorang terhadap keyakinan agama dapat mendasari acuan etika dan budi
pekerti dalam aktivitas hidupnya sehari-hari di masyarakat.
c Etika dan Budi Pekerti di Era Reformasi-Globalisasi
Dewasa ini terlihat juga gejala-gejala kemerosotan etika, di mana secara pasti sulit untuk mendefinisikan faktor-faktor apa saja
yang menjadi penyebabnya. Namun, tak dapat pula dikesampingkan bahwa faktor-faktor kemajuan teknologi dan ekonomi juga ikut
berperan didalamnya.
Di zaman yang semakin canggih teknologinya seperti saat ini justru etika manusia semakin bernilai rendah. Banyak alat-alat canggih
untuk berbuat kebaikan, tetapi tidak kalah juga alat-alat canggih itu digunakan untuk berbuat kejahatan. Kenyataannya, etika yang
dimiliki orang-orang saat ini banyak yang bertentangan dengan fitrah manusia. Bukan hanya orang-orang non muslim, tapi justru kaum
muslimin itu sendiri banyak memiliki etika demikian. Mereka buta dengan agama, dan lebih mementingkan harta kekayaan, sehingga
berani melakukan apa saja untuk mendapatkannya walaupun harus dengan cara yang tidak halal. Mereka hanya memikirkan kebahagiaan
PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
8
di dunia semata dan tidak memerhatikan kebahagiaan akhirat.
8
Banyak nilai dan norma etis berasal dari agama. Tidak bisa diragukan, bahwa agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma yang
paling penting.
9
Sedangkan kebudayaan merupakan suatu sumber yang lain, walaupun perlu dicatat bahwa dalam hal ini kebudayaan
sering kali tidak bisa dilepaskan dari agama. Dalam kajian kebudayaan, nilai merupakan inti dari setiap
kebudayaan. Dalam konteks ini, khususnya nilai-nilai moral yang merupakan sarana pengatur dari kehidupan bersama, sangat
menentukan di dalam setiap kebudayaan. lebih-lebih lagi di era globalisasi yang berada dalam dunia yang terbuka, ikatan nilai-nilai
moral mulai melemah. Masyarakat mengalami multikrisis yang dimensional, dan krisis yang dirasakan sangat parah adalah krisis
nilai-nilai moral.
10
Jika kita memandang situasi etis dalam dunia modern terutama tiga ciri yang menonjol. Pertama, kita banyak menyaksikan adanya
pluralisme moral. Dalam masyarakat-masyarakat yang berbeda sering terlihat nilai dan norma yang berbeda pula. Kedua, sekarang
timbul banyak masalah etis baru yang dulu tidak terduga. Ketiga, dalam dunia modern tampak semakin jelas juga suatu kepedulian
etis yang universal.
11
Di Amerika Serikat, serta di masyarakat Indonesia dewasa ini muncul tuntutan untuk menyelenggarakan pendidikan budi pekerti
ataupun pendidikan moral, terutama didasarkan pertimbangan 3 tiga hal sebagai berikut:
12
Melemahnya ikatan keluarga. Keluarga yang secara tradisional merupakan guru pertama dari setiap anak, mulai kehilangan fungsinya.
Hancurnya keluarga menyebabkan hidup anak-anak menjadi terlantar.
8 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 523
9 K. Bertens, hlm.30
10 Nurul Zuriah, 2007, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan,
Jakarta: Bumi Aksara, hlm. 11 11
K. Bertens, hlm. 31 12
Nurul Zuriah, 2007, Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti, hlm. 10-11
PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
9
Perceraian menjadi sesuatu yang biasa dan akan sangat memukul kehidupan emosional anak serta menjadi perangsang bagi kelainan
kelakuan seperti berbagai jenis kenakalan dan tawuran di kalangan remaja. Dengan demikian, sekolah telah berganti peran menjadi
pengganti keluarga di dalam memperkenalkan nila-nilai moral yang tidak lagi diperoleh oleh anak dalam keluarga. Sehingga sekolah
mempunyai tugas ganda selain tugas pokoknya mengajar tapi juga mendidik.
Kecenderungan negatif di dalam kehidupan remaja dewasa ini, terutama di kota-kota besar sering terjadi perkelahian, tawuran dll.
Suatu kebangkitan kembali dari perlunya nilai-nilai etik, moral, dan budi pekerti dewasa ini, telah timbul suatu kecenderungan
masyarakat yang mulai menyadari bahwa dalam masyarakat terdapat suatu kearifan mengenai adanya suatu moralitas dasar yang sangat
esensial dalam hidup bermasyarakat.
PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
10
BAB II HAKIKAT ETIKA DAN BUDI PEKERTI