PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
48
negara bagi pemerintah. Hal ini tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan juga termaktub dalam UUD itu sendiri. Demikian pula UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas Pasal 49 ayat 1 yang menegaskan, dana pendidikan selain gaji
pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari APBN dan minimal 20 persen dari APBD.
Dengan kata lain dalam pendidikan Budi Pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang mulia. yaitu ertanamnya
nilai-nilai akhlak yang mulia kedalam diri peserta didik yang kemudian terwujud dalam tingkah lakunya.
D. Kegunaan dan Fungsi Pendidikan Budi Pekerti
Menurut Draf Kurikulum Berbasis Kompetensi 2001 fungsi pendidikan budi pekerti bagi peserta didik ialah sebagai berikut:
1. Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik peserta didik yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga
dan masyarakat. 2. Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki
bakat tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optimal sesuai dengan budaya bangsa.
3. Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik
4. Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negative yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
5. Pembersih, yaitu untuk membersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong, iri, dengki, egois, dan ria.
E. Sifat-sifat Pendidikan Budi Pekerti
lingkungan sosial-budaya sekolah yang sengaja ditata dengan wawasan budi pekerti akan memungkinkan siswa belajar sambil berbuat
melalui pembiasaan dan pembudayaan perilaku yang mencerminkan nilai budi pekerti yang luhur. Karena pendidikan budi pekerti lebih
mengutamakan pengembangan afeksi dan perilaku, maka sistem
PENDIDIKAN
ETIKA DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KARAKTER
49
penilaiannya lebih mengutamakan penggunaan alat penilaian non-tes seperti laporan pribadi, laporan teman, evaluasi diri, dan portofolio
kumpulan pengalaman yang dilakukan. Alat penilaian yang berupa tes yang cocok untuk digunakan adalah skala sikap. Dalam kelas
kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
anggota kelas siswa. Sesuatu yang baru baca: pengetahuan dan ketrampilan dalam dari “menemukan sendiri”, bukan dari “apa kata
guru”. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Sifat-sifat budi pekerti:
Mengutamakan kebajikan sesuai dengan hati nuraninya. Mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya
usia. Cenderung mewujudkan bersatunya pikiran dan ucapan dalam
kehidupan sehari-hari. Budi pekerti akan menampilkan diri berdasarkan dorongan
dan kehendak untuk melakukan sesuatu yang berguna dengan tujuan yang memenuhi kepentingan diri sendiri dan orang lain
berdasarkan pertimbangan moral.
F. Ruang Lingkup Pendidikan Budi Pekerti