100 tempat tinggal. Semakin rendah pendapatan dalam suatu keluarga, kesehatan
keluarga tersebut juga cenderung berkurang karena tidak terpenuhinya faktor penunjang kesehatan seperti asupan makanan bergizi dan plindungan terhadap
penyakit Notoatmodjo, 2003a.
5.1.2 Pengaruh Penggunaan Anti Nyamuk Terhadap Kejadian Malaria
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji mc Nemar memperlihatkan adanya pengaruh yang bermakna antara penggunaan anti nyamuk repellent dengan
kejadian malaria di Kabupaten Asahan tahun 2012 dengan OR = 1,08. Pada kelompok responden yang tidak menggunakan anti nyamuk, terlihat bahwa
persentase tertinggi pada responden yang menderita malaria positif 75. Hasil analisis univariat juga memperlihatkan mayoritas respoden memiliki kebiasaan tidak
menggunakan anti nyamuk repellent untuk mecegah gigitan nyamuk. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, mayoritas
responden mengatakan bahwa umumnya mereka tidak suka memakai repellent. Hal ini dikarenakan repellent membuat mereka merasa tidak nyaman. Ada beberapa
responden yang juga tidak suka dengan aromanya dan khawatir bila bahan repellent tersebut berbahaya bagi tubuh mereka. Namun, responden yang memakai repellent
dan terbiasa, merasa nyaman dan mengatakan jarang tergigit serangga. Perilaku-perilaku berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya, antara lain makan dengan menu seimbang, melakukan kegiatan fisik secara teratur dan cukup, tidak merokok dan
Universitas Sumatera Utara
101 meminum minuman keras serta menggunakan narkoba, istirahat yang cukup,
mengatasi atau mengendalikan stres dan memelihara gaya hidup positif untuk kesehatan. Salah satu perilaku kesehatan adalah menjaga diri untuk mencegah
tertular penyakit tertentu, misalnya mencegah penularan malaria dengan menggunakan anti nyamuk untuk mencegah gigitan vektornya Notoatmodjo, 2005.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Husin 2007 mengenai faktor risiko kejadian malaria di Puskesmas Sukamerindu dengan desain case control
dan OR 95 CI sebesar 3,4. Penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan penggunaan anti nyamuk dengan risiko tertular penyakit malaria.
5.1.3 Pengaruh Penggunaan Kelambu Terhadap Kejadian Malaria