101 meminum minuman keras serta menggunakan narkoba, istirahat yang cukup,
mengatasi atau mengendalikan stres dan memelihara gaya hidup positif untuk kesehatan. Salah satu perilaku kesehatan adalah menjaga diri untuk mencegah
tertular penyakit tertentu, misalnya mencegah penularan malaria dengan menggunakan anti nyamuk untuk mencegah gigitan vektornya Notoatmodjo, 2005.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Husin 2007 mengenai faktor risiko kejadian malaria di Puskesmas Sukamerindu dengan desain case control
dan OR 95 CI sebesar 3,4. Penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan penggunaan anti nyamuk dengan risiko tertular penyakit malaria.
5.1.3 Pengaruh Penggunaan Kelambu Terhadap Kejadian Malaria
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji mc Nemar memperlihatkan adanya pengaruh yang bermakna antara penggunaan kelambu dengan kejadian
malaria di Kabupaten Asahan tahun 2012 dengan OR = 1,30. Pada kelompok responden yang tidak menggunakan kelambu, terlihat bahwa persentase tertinggi
pada responden yang menderita malaria positif 77,59. Mayoritas responden juga tidak memakai kelambu saat mereka tidur.
Hasil observasi dan wawancara juga membuktikan bahwa umumnya responden tidak suka memakai kelambu. Alasannya adalah terasa sempit atau
sumpek dan merasa dengan memakai atau tidak memakai kelambu sama saja. Hal
lain juga didapati kualitas kelambu yang sudah tidak baik, misalnya sudah banyak bagian yang koyak sehingga nyamuk dapat masuk ke dalam kelambu. Selain itu ada
Universitas Sumatera Utara
102 juga yang salah menggunakan kelambu karena tidak menutupnya dengan rapat saat
digunakan. Hasil penelitian Kurniawan 2008 menunjukkan hasil yang sama dengan
hasil penelitian ini. Penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan kelambu untuk memperkecil risiko kejadian malaria di
Kabupaten Asmat disain penelitian case control.
5.2Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Kejadian Malaria 5.2.1 Pengaruh Tempat Perindukan Nyamuk Terhadap Kejadian Malaria
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji mc Nemar memperlihatkan adanya pengaruh yang bermakna antara penggunaan kelambu dengan kejadian
malaria di Kabupaten Asahan tahun 2012 dengan OR = 2,00. Pada kelompok responden yang tidak menggunakan kelambu, terlihat bahwa persentase tertinggi
pada responden yang menderita malaria positif 80,33. Mayoritas responden juga memiliki tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hal yang sesuai dengan hasil penelitian di atas. Banyak genangan air, berupa kolam, parit yang airnya tidak
mengalir, serta genangan air pasang-surut yang berada di sekitar perumahan penduduk. Selain itu pula banyak perumahan penduduk yang memang terletak di
pinggiran sungai. Harijanto 2000a menjelaskan bahwa faktor geografi dan meteorologi di
Indonesia sangat menguntungkan transmisi malaria di Indonesia. Tingginya curah
Universitas Sumatera Utara
103 hujan dan banyaknya genangan air menyebabkan makin baiknya perkembangbiakan
nyamuk sebagai vektor malaria.
5.2.2 Pengaruh Kondisi Dinding Rumah Terhadap Kejadian Malaria