103 hujan dan banyaknya genangan air menyebabkan makin baiknya perkembangbiakan
nyamuk sebagai vektor malaria.
5.2.2 Pengaruh Kondisi Dinding Rumah Terhadap Kejadian Malaria
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji mc Nemar memperlihatkan adanya pengaruh yang bermakna antara kondisi dinding rumah dengan kejadian
malaria di Kabupaten Asahan tahun 2012 dengan OR = 1,88. Pada kelompok responden yang dinding rumahnya tidak permanen, terlihat bahwa persentase
tertinggi pada responden yang menderita malaria positif 75,81. Mayoritas responden juga tidak memiliki dinding rumah yang permanen.
Hasil observasi juga menunjukkan hal yang menunjang hasil penelitian tersebut. Banyak rumah penduduk yang dinding rumahnya belum permanen. Masih
banyak rumah penduduk yang memiliki dinding kayu ataupun tepas. Selain itu, banyak pula dinding rumah yang tidak permanen tersebut yang memiliki lubang
sehingga nyamuk dapat masuk ke dalam rumah saat malam hari. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan 2008 tentang faktor risiko
lingkungan dan perilaku penduduk terhadap kejadian malaria di Kabupaten Asmat menunjukkan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini. Hasil penelitian dengan
desain case control tersebut menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan kondisi dinding rumah dengan kejadian malaria.
Universitas Sumatera Utara
104
5.2.3 Pengaruh Luas Ventilasi Terhadap Kasus Malaria
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji mc Nemar memperlihatkan adanya pengaruh yang bermakna antara luas ventilasi rumah dengan kejadian malaria
di Kabupaten Asahan tahun 2012 dengan OR = 1,25. Pada kelompok responden yang luas ventilasinya
≤ 10 luas lantai, terlihat bahwa persentase tertinggi pada responden yang menderita malaria 74,14. Mayoritas responden juga tidak
memiliki luas ventilasi rumah 10 luas lantai. Observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan mayotitas responden
memiliki ventilasi yang kurang baik. Akibatnya cahaya dan udara segar kurang begitu bebas berganti di dalam rumah, padahal nyamuk senang berdiam di tempat
yang lembab dan gelap. Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak
berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60 merupakan batas paling rendah untuk memungkinkan hidup nyamuk. Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk
jadi lebih aktif dan lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria. Rumah dengan ventilasi yang kurang akan meningkatkan kelembaban dan
hasilnya akan mengingkatkan penularan malaria Harijanto, 2000a.
5.2.4 Pengaruh Penggunaan Kawat Kasa Terhadap Kejadian Malaria