35
H. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah videotherapy efektif dalam
menumbuhkan kesadaran anti-bullying pada siswa kelas V SDN Kepek Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 20152016 .
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian ekperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan Sugiyono, 2013: 107. Penelitian eksperimen terdiri dari
berbagai macam, yaitu pre-experimental, true experimental, factorial experimental, dan quasi experimental
. Penelitian ini termasuk dalam penelitian pre-experimental dengan bentuk intact-group comparison.
Intact-group comparison merupakan penelitian di mana satu kelompok
yang digunakan untuk penelitian dibagi dua, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian dapat digambarkan seperti
berikut: X1
X2 Gambar 3: Bagan Desain penelitian.
Keterangan: = hasil pengukuran pretest kelompok eksperimen
= hasil pengukuran pretest kelompok kontrol = hasil pengukuran postest kelompok eksperimen
= hasil pengukuran postest kelompok kontrol X 1 = variabel bebas penggunaan videotherapy
X 2 = variabel bebas penggunaan bibliotherapy
37
B. Prosedur Penelitian
1. Tahap Praeksperimen
Tahap ini peneliti menentukan subjek yang akan digunakan untuk penelitian. Dalam penentuan subjek ini, peneliti menggunakan skala
perilaku bullying untuk mengetahui apakah subjek tersebut melakukan tindak bullying atau tidak. Pemberian skala dilakukan karena penelitian
berkaitan dengan kesadaran anti-bullying, sehingga subjek yang digunakan hanya siswa yang terindikasi sebagai pelaku bullying.
Tahap ini subjek penelitian diberi tes awal pretest berupa skala kesadaran anti-bullying. Tujuan dari pretest adalah untuk mengetahui
keadaan awal subjek. Selain itu, hasil skor pretest digunakan untuk membagi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembagian
kelompok ini bertujuan untuk mendapatkan kelompok yang homogen. Homogenitas kelompok dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang sama atau mendekati sama.
2. Tahap Eksperimen
Setelah kedua kelompok dianggap homogen, maka dilaksanakan pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen, siswa dikenai perlakuan berupa penggunaan videotherapy
sebanyak 3 kali pertemuan, sedangkan pada kelompok kontrol diberi perlakuan bibliotherapy sebanyak 3 kali pertemuan. Adapun
tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
38
a. Kelompok eksperimen
Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan menggunakan videotherapy.
Adapun tahapan dari videotherapy yaitu 1 siswa menonton video terkait apa itu perilaku bullying dan anti-bullying,
bentuk-bentuk bullying, akibat bullying, dan contoh upaya kesadaran anti bullying
; 2 siswa menuliskan tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan di buku; 3 siswa diberikan kesempatan untuk bertanya; 4
terapis memberikan pemahaman; 5 siswa berdiskusi tentang video tadi.
b. Kelompok kontrol
Pada kelompok kontrol diberi perlakuan bibliotherapy. Adapun langkah pelaksanaannya yaitu 1 siswa membaca rangkuman terkait
apa itu perilaku bullying dan anti-bullying, bentuk-bentuk bullying, akibat bullying, dan contoh upaya kesadaran anti bullying; 2 siswa
berdiskusi terkait isi bacaan.
3. Tahap Pascaeksperimen
Tahap ini merupakan tahap pengukuran terhadap perlakuan yang diberikan. Siswa kelompok kontrol maupun siswa kelompok
eksperimen diberikan tes akhir postest. Postest digunakan untuk melihat perbedaan kesadaran anti-bullying siswa pada kelompok
kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan.
39
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Rincian variabel penelitian dalam penelitian ini dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut:
1. Kesadaran anti-bullying
Kesadaran anti-bullying adalah kemampuan memerangi tindak bullying
melalui upaya dari diri sendiri untuk mencegah bullying, saat diri sendiri menjadi korban bullying, dan saat melihat aksi bullying baik fisik
dan nonfisik. 2.
Videotherapy Videotherapy merupakan kegiatan pemberian terapi kepada klien
dengan bantuan sebuah filmvideo terapis, dan LCD. Adapun langkahnya yaitu menonton video, menuliskan tentang apa yang dipikirkan dan
dirasakan di buku, diberikan kesempatan untuk bertanya, dan terapis memberikan pemahaman dan berdiskusi tentang video. Video berisi terkait
apa itu perilaku bullying dan anti-bullying, bentuk-bentuk bullying, akibat bullying,
dan contoh upaya kesadaran anti-bullying. 3.
Bibliotherapy Bibliotherapy
merupakan pemberian terapi ekspresif kepada kilen dengan bantuan isi atau intisari buku, puisi dan tulisan lain sebagai sebuah
terapi. Adapun langkah pelaksanaannya yaitu siswa membaca rangkuman kemudian siswa berdiskusi terkait isi rangkuman.