64
4 Terapis memberikan pemahaman dan berdiskusi tentang video
Pada tahap ini, guru wali kelas memberi pemahaman terkait isi video. Sehingga siswa jelas dan paham apa yang dimaksud dari video
tersebut. Melalui diskusi, anak dapat menyampaikan pendapatnya, bertukar ide, dan bertanya dengan teman. Namun selama perlakuan 1, 2,
dan 3, beberapa anak yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan berbicara topik lain selama diskusi berlangsung. Bahkan ada beberapa
anak yang tidak melakukan diskusi dengan temannya. Berdasarkan hasil diskusi, beberapa anak meengatakan bahwa
mereka sering melakukan bullying terhadap temannya. Anak menyadari bahwa tindak bullying itu perbuatan yang salah dan tidak akan
mengulanginya. Selama proses videotherapy, peneliti mengalami beberapa kendala yaitu
dalam penayangan video, pengeras suara berukuran kecil dan belum adanya layar sehingga masih mengandalkan papan tulis. Hal ini menyebabkan siswa
harus duduk di depan dan lebih fokus dalam menonton video. Selama penayangan video, siswa menonton dengan serius tidak ada yang berbicara
dengan temannya. Akan tetapi, saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya, tidak ada satupun siswa yang bertanya terkait isi video.
65
b. Pelaksanaan Bibliotherapy pada Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok yang menggunakan bibliotherapy dalam meningkatkan kesadaran anti-bullying. Adapun langkahnya yaitu
1 Siswa membaca rangkuman
Pada tahap ini, siswa membaca rangkuman yang diberikan guru wali kelas sebanyak 3 kali. Rangkuman 1 berikan pada tanggal 4 Mei
2016 di jam ke-3 tentang dampak negatif dari aksi bullying bagi pelaku dan korban bullying, Rangkuman 2 berikan pada tanggal 7 Mei 2016 di
jam ke-5 tentang bagaimana contoh sikap dari kesadaran anti-bullying, dan rangkuman 3 berikan pada tanggal 9 Mei 2016 di jam ke-6 tentang
pengertian dan bentuk-bentuk bullying. Dalam perlakuan 1, 2, dan 3, beberapa anak rangkuman sambil
bebicara dengan temannya. Karena kecepatan membaca anak yang berbeda-beda, beberapa anak yang selesai membaca lebih dulu, siswa
tersebut mengajak berbicara teman lain. 2
Siswa berdiskusi terkait isi rangkuman. Setelah siswa membaca rangkuman, siswa diberikan kesempatan
untuk berdiskusi dengan teman sebangku terkait isi bacaan, hal ini bertujuan agar siswa bertukar pendapat dan mampu mengembangkan
pengetahuan baru yang didapatnya. Berdasarkan hasil diskusi, beberapa anak meengatakan bahwa
mereka melakukan bullying terhadap temannya. Anak menyadari bahwa tindak bullying itu perbuatan yang salah dan tidak akan mengulanginya.
66
Dalam proses
bibliotherapy berjalan lancar. Semua siswa membaca
rangkuman dan berdiskusi bersama dengan temannya. Dalam diskusi masih ditemukan beberapa siswa yang bercerita bukan terkait isi bacaan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah diakukan, hasil yang diperoleh secara keseluruhan menunjukkan adanya keefektifan penggunaan videotherapy dalam
menmbuhkan kesadaran anti-bullying siswa kelas V SDN Kepek. Keefektifan videotherapy
dapat diketahui dengan cara membandingkan mean postest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, serta membandingkan nilai
efektivitas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen . Seperti yang dikaji di penelitian sebelumnya, tindak bullying sering dijumpai
di lingkungan sekolah. Menurut Hironimus Sugi dari Plan International, kekerasan terhadap anak-anak di sekolah menduduki peringkat kedua setelah
kekerasan pada anak-anak dalam keluarga Novan Ardy Wiyani, 2013: 17. Jika dilihat dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa masih tingginya intensitas
tindak bullying yang dilakukan anak di sekolah. Rigby Ponny Retno Astuti, 2008: 3 yang menyatakan bahwa bullying
adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat untuk diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh
seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang dan dilakukan dengan perasaan senang. Hal ini sesuai dengan keadaan di
SDN Kepek bahwa terdapat 28 siswa yang menjadi pelaku bullying. Tindak