32
VIII D melalui bermain peran role playing. Hasil penelitian ini adalah role playing
dapat mengurangi perilaku bullying, terbukti adanya penurunan perilaku bullying pada pelaku bullying mengalami penurunan sebesar 25,3 ,
pada korban bullying mengalami penurunan sebesar 22,7 dan saksi bullying mengalami penurunan sebesar 29,9.
Penelitian di atas, dirujuk oleh peneliti karena berkaitan dengan perilaku bullying
. Hal ini sesuai dengan penelitian ini, terkait perilaku bullying yang digunakan untuk menentukan pelaku bullying.
G. Kerangka Berpikir
Kesadaran anti-bullying adalah kemampuan memerangi tindak bullying melalui upaya dari diri sendiri untuk mencegah bullying, saat diri sendiri
menjadi korban bullying, dan saat melihat aksi bullying baik fisik dan nonfisik Susanto, 2015:39-41.
Merebaknya masalah bullying di sekolah menjadi perhatian khusus pihak sekolah untuk menumbuhkan kesadaran anti bullying siswa. Masalah tindak
bullying bisa berbentuk fisik dan non fisik. Bullying fisik dan non fisik
mempunyai dampak negatif untuk pelaku dan korban bullying. Dampak negatif anak yang menjadi korban bullying akan merasa ketakutan dan cemas,
dapat mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah, penarikan sosial, dan penurunan perfomansi akademik. Sedangkan dampak negatif bagi pelaku
bullying yaitu tidak memiliki empati, akan menganggap dirinya paling kuat
dan disukai, penolakan dalam pergaulan, menjadi biang kerok, kecemasan,
33
kesulitan akademik, dan melanggar aturan. Berdasarkan dampak negatif yang ditimbulkan dari bullying, maka upaya kesadaran anti bullying penting untuk
dimiliki setiap individu. Salah satu upaya kesadaran anti bullying yaitu melalui videotherapy.
Videotherapy merupakan suatu kegiatan terapi yang membutuhkan sebuah
filmvideo terapis dan klien, di mana video dibuat berdasarkan aktivitas sekelompok orang dan mengandung seni yang bermanfaat serta menantang
jiwa dan pikiran. Videotherapy terdiri atas komponen video, LCD, klien, dan buku.
Hecker Lorna 2012: 225-226 menyatakan bahwa tahapan dalam videotherapy
dimulai dari menonton video terkait apa itu perilaku bullying dan anti-bullying
, bentuk-bentuk bullying, akibat bullying, dan contoh upaya kesadaran anti bullying. Kemudian menuliskan tentang apa yang dipikirkan
dan dirasakan di buku, diberikan kesempatan untuk bertanya, dan terapis memberikan pemahaman dan berdiskusi tentang video tadi.
Video merupakan media pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan bagi anak. Dalam pemutaran video menggunakan LCD yang
akan dipasang di depan kelas sebagai fasilitas proses pembelajaran. Dengan demikian, videotherapy cocok diberikan anak karena sesuai dengan
karakteristik perkembangan kognitif anak. Dimana anak belajar melalui media ajar yang disajikan secara audio visual sehingga lebih memberikan
gambaran langsung yang lebih dalam dan menyentuh perasaan anak.
34
Videotherapy digunakan dengan harapan lebih efektif mempengaruhi
kesadaran anti-bullying siswa, sehingga efeknya diharapkan siswa semakin besar memiliki kesadaran anti bullying. Penelitian ini dilakukan dengan
melakukan eksperimen pada suatu kelompok. Kelompok eksperimen akan diberikan pretest dan posttest yang kemudian hasilnya akan dibandingkan.
Guna memperoleh gambaran yang lebih singkat mengenai konsep kerangka pikir dalam penelitian ini, maka dapat disajikan melalui bgan
berikut ini.
Gambar 2: Peta Konsep Kerangka Pikir Penelitian. Masalah : kurangnya kesadaran
antibullying yang ditunjukkan dengan
merebaknya aksi bullying fisik dan non fisik
Videotherapy Bibliotherapy