16
b. Media non-elektronik: buku, handout, modul, diktat, media grafis dan alat peraga.
2. Media dilihat dari aspek panca indera, yaitu: a. Media audio dengar,
b. Media visual melihat termasuk media grafis, c. Media audio-visual dengar-melihat.
3. Media pembelajaran dari aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu: a. Alat perangkat keras hardware sebagai sarana penyampai pesan, dan
b. Perangkat lunak software sebagai pesan atau informasi. Anderson 1976:23 mengelompokan media menjadi sepuluh golongan
sebagai berikut:
Tabel 1 Pengelompokan Media. Anderson, 1976: 23
No. Golongan Media
Contoh dalam Pembelajaran
1. Audio
Kaset audio, siaran radio, CID, telepon 2.
Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. Audio cetak
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis 4.
Proyeksi visual diam Overhead transparansi OHT, film bingkai
slide 5.
Proyeksi audio visual diam Film bingkai slide bersuara
6. Visual gerak
Film bisu 7.
Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televisi
8. Obyek fisik
Benda nyata, model, specimen 9.
Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran
10. komputer
CAI pembelajaran berbantuan komputer dan CBI pembelajaran berbasis komputer
Dari beberapa uraian mengenai beberapa jenis media pembelajaran yang dikemukakan para ahli, pengembangan media pembelajaran yang akan
diteliti saat ini termasuk dalam kategori media proyeksi audio visual diam karena pada pengembangan media tersebut terdapat slide berisi gambar
serta suara yang dibuat menggunakan program komputer yaitu software aurora 3d presentation.
17
5. Multimedia Pembelajaran Interaktif
Menurut Richard E. Mayer 2009:93 definisi multimedia adalah sebagai alat presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus
gambar-gambar. Yang dimaksud dengan kata-kata adalah materinya disajikan dalam bentuk verbal form atau bentuk verbal, misalnya
menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau terucapkan. Sedangkan yang dimaksud gambar-gambar adalah materinya disajikan dalam pictorial form.
Hal ini bisa dalam bentuk menggunakan grafik statis termasuk : ilustrasi, grafik, foto dan peta atau menggunakan grafik dinamis termasuk : animasi
dan video. Selain itu multimedia menurut Agus Suheri 2006: 34 terbagi menjadi
dua kategori, yaitu: multimedia linear dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol
apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial berurutan, contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah
suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game dan lain-lain.
Interaktif menurut Winarno 2009:8 adalah kemampuan user untuk mengontrol atau menentukan urutan materi pembelajaran yang sesuai
dengan keinginan atau kebutuhan user. Rob Philips dalam Sunaryo Soenarto 2005:120 interaktif yaitu sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik
untuk mengendalikan lingkungan belajar. Dalam konteks ini, lingkungan belajar yang dimaksud adalah belajar dengan menggunakan komputer.
18
Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan terletak pada sistem hardware, tetapi lebih mengacu pada karakteristik belajar peserta
didik dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor komputer. Dari berbagai pengertian para ahli mengenai multimedia dan interaktif
dapat diambil kesimpulan bahwa multimedia pembelajaran interaktif merupakan alat presentasi materi dengan menggunakan kata-kata, misalnya
menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau terucapkan sekaligus gambar-gambar yang disajikan dalam pictorial form. Hal ini bisa dalam bentuk
menggunakan grafik statis termasuk : ilustrasi, grafik, foto dan peta atau menggunakan grafik dinamis termasuk : animasi dan video yang berjalan
berurutan sekuel atau dioperasikan sesuai kehendak pengguna sehingga peserta didik dapat merespon materi yang ditampilkan layar monitor
komputer.
6. Evaluasi Pembelajaran
Menurut Wiersma dan Jurs evaluasi merupakan suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi
pengambilan keputusan tentang nilai Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur
dan menilai. Kedua pendapat diatas secara implisit menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas dari pada pengukuran dan testing.
Dalam sebuah tulisan tentang Penilaian Hasil Belajar, Sudrajad 2008 mengemukakan banyak orang mencampuradukkan pengertian antara
evaluasi, pengukuran measurement, tes dan penilaian assesment, padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah