12 12 Tari Bambu, dinamakan Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling
berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang juga popular di daerah
Indonesia. 13 Jigsaw, diterapkan dengan menggabungkan aktivitas membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara. 14 Bercerita Berpasangan Paired Story Telling, dikembangkan sebagai
pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan materi pelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir
dan berimajinasi.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
a. Pengertian model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray
Proses pembelajaran bagi peserta didik tidak selamanya berlangsung normal dan sesuai dengan apa yang diharapkan guru. Kadang kala muncul suatu
problematika, kadang juga berlangsung dengan menyenangkan, dan kadang peserta didik seringkali merasa bosan dengan metode yang digunakan guru.
Dalam hal ini, pemilihan model pembelajaran yang diterapkan di kelas memiliki andil yang cukup besar saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Terlebih
apabila guru ingin menciptakan suasana pembelajaran yang aktif harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat, seperti misalnya adalah model
pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray. Sebagaimana dengan namanya yaitu Two Stay Two Stray, model pembelajaran tersebut apabila diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia berarti Dua Tinggal Dua Tamu atau seringkali disingkat dengan sebutan model pembelajaran TS-TS. Two Stay Two Stray
dirasa dapat membantu guru dalam mengaktifkan kegiatan belajar siswa karena
13 konsepnya yang menuntut semua siswa dapat terlibat aktif baik dari segi
kelompok ataupun pribadi. Pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan model pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan 1990. Menurut Huda 2015 metode TS-TS merupakan sistem pembelajaran kelompok yang
mempunyai tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, mempunyai sikap bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling
mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Selain itu, metode ini juga dapat pula digunakan untuk melatih siswa dalam bersosialisasi dengan baik.
Penerapan metode TS-TS dapat digunakan dalam semua semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan kelas.
Pendapat lain juga diutarakan oleh Isjoni 2010:113, bahwa metode Dua Tinggal Dua Tamu dapat memberi kesempatan siswa untuk membagikan hasil
informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar yang seharusnya bisa saling bertukar informasi justru hanya diisi dengan
kegiatan – kegiatan individu, kecuali pada waktu – waktu yang memang
diharuskan bekerja secara mandiri ujian atau tes. Apabila dilihat dari pengertian di atas, model pembelajaran Two Stay Two
Stray memiliki sistem pembagian kelompok yang jelas jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain, seperti misalnya Jigsaw, Group Investigation,
Numbered Heads Together, dan model lainnya. Hal tersebut dikarenakan pembagian kelompok pada pembelajaran model Two Stay Two Stray tidak
bergantung dengan topik materi yang akan dibahas. Spesifikasi jumlah anggota untuk masing
– masing kelompok yang terdiri dari empat orang dengan sistem
14 dua tinggal dan dua bertamu akan membuat semua anggota kelompok berperan
aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Two