14 dua tinggal dan dua bertamu akan membuat semua anggota kelompok berperan
aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray
Pelaksanaan suatu model pembelajaran apabila dijalankan dengan teknik yang baik dan tepat sasaran maka dapat memberikan dampak positif terhadap
peserta didik. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa model pembelajaran yang dipilih oleh guru terdapat sisi kekurangannya, karena setiap
kelebihan pasti ada kekurangan yang akan dapat diatasi. Penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray disampaikan oleh Nuranto 2014:20 sebagai berikut :
1 pelaksanaan Two Stay Two Stray dapat diterapkan untuk semua kelas,
2 kegiatan belajar siswa menjadi lebih bermakna,
3 berorientasi pada aspek keaktifan belajar siswa,
4 mendorong peningkatan motivasi belajar siswa.
Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray sebagai berikut :
1 Pelaksanaan Two Stay Two Stray membutuhkan waktu lama
2 Siswa cenderung tidak mau belajar kelompok
Agar dapat mengatasi kekurangan dalam model pembelajaran Two Stay Two Stray, maka sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru dapat terlebih dahulu
mempersiapkan dan membentuk kelompok – kelompok belajar yang bersifat
heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin maupun kemampuan akademis yang dimiliki siswa. Menurut Kusumastuti 2012:51, berdasarkan sisi jenis kelamin, di
15 dalam satu kelompok harus terdapat siswa laki
– laki dan perempuan. Sedangkan jika dilihat dari sisi kemampuan akademis, dalam kelompok tersebut
setidaknya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang berkemampuan akademis sedang, dan satu yang lainnya dari kemampuan
akademis kurang. Pembentukan kelompok yang sedemikian heterogen dapat memberikan peluang bagi siswa untuk saling mengajarkan materi diskusi dan
dapat saling mendukung satu sama lain.
c. Langkah
– langkah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Pencapaian hasil pembelajaran yang sebelumnya sudah direncanakan oleh guru tentunya tidak dapat diperoleh maksimal apabila guru sendiri tidak
mempersiapkan proses pelaksanaannya dengan baik. Model pembelajaran yang sebenarnya mudah dalam penerapan seringkali dianggap dan dipandang rumit
guru saat implementasi di kelas. Hal tersebut dikarenakan kurangnya persiapan dan pendalaman guru terhadap langkah
– langkah model pembelajaran yang akan digunakan. Sama seperti model pembelajaran yang lain, tipe Two Stay
Two Stray memiliki tahapan – tahapan tersendiri yang dapat dijadikan acuan bagi
pendidik dalam merancang kegiatan pembelajaran. Menurut Warsono Hariyanto 2013:235, langkah
– langkah pembelajaran model Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut :
1 membagi kelompok dengan anggota masing
– masing 4 orang, 2
guru mengajukan pertanyaan atau suatu topik tiap kelompok untuk nantinya dibahas,
16 3
siswa pertama kali bekerja dalam kelompoknya masing – masing. Setelah
selesai, dua orang siswa dari setiap kelompok bertamu ke kelompok lain di dekatnya,
4 dua orang anggota yang tinggal dalam setiap kelompok bertugas
menjelaskan hasil kerja kepada dua orang tamunya. Siswa yang bertamu kembali ke kelompok semula dan menyampaikan informasi yang didapat,
5 anggota kelompok kembali mencocokan hasil pemikiran kelompok semula
dengan hasil bertamu. Adapun alur perpindahan diskusi dengan model Two Stay Two Stray
secara lebih rinci disajikan pada gambar berikut Gambar 1.
Gambar 1. Alur Perpindahan Kelompok Pembelajaran Two Stay Two Stray
Gambar 1 adalah skema tentang alur perpindahan anggota kelompok pembelajaran model Two Stay Two Stray yang telah disesuaikan dengan jumlah
siswa yang akan diteliti. Pada gambar tersebut jumlah keseluruhan siswa dalam satu kelas sebanyak 35 anak. Guru membagi kelompok dengan masing
– masing anggotanya terdiri dari 4 anak, akan tetapi karena jumlah siswa 35 anak maka
terdapat satu kelompok yang hanya terdiri dari 3 anggota. Pada skema tersebut
17 terdapat ilustrasi warna yang menggambarkan siapa saja anggota yang tinggal
dan siapa saja anggota yang bertamu. Anggota dengan warna putih adalah anggota tamu yang mempunyai tugas untuk mencari infomrasi ke kelompok lain
kemudian menyampaikan kembali apa yang didapatkan ke kelompok asal, sedangkan anggota berwarna biru adalah anggota tinggal yang memiliki tugas
untuk menyampaikan penjelasan materi kelompok sendiri kepada kelompok lain yang datang bertamu. Pada awal pembelajaran, guru memberikan topik berbeda
– beda untuk setiap kelompok. Topik tersebut selanjutnya didiskusikan dalam kelompok masing
– masing. Setelah selesai, barulah terjadi perpindahan antara anggota yang tinggal dan bertamu. Adapun perpindahan dilakukan secara terurut
mulai dari kelompok 1 bertamu ke kelompok 2, kelompok 2 bertamu ke kelompok 3 dan begitu pula dengan sistem penerimaan tamunya. Kelompok 2 menerima
tamu dari kelompok 1, kelompok 3 menerima tamu dari kelompok 2 dan seterusnya sampai pada perpindahan terakhir dimana kelompok 1 menerima
tamu dari kelompok 9. Pada kelompok 1 terdapat dua anggota yang bertugas sebagai tamu, yaitu B1 dan D1. Anggota tamu dari kelompok 1 berkeunjung ke
kelompok 2. Sedangkan dua anggota lain yang tetap tinggal dalam kelompok adalah A1 dan C1. Kedua anggota tinggal kelompok 1 menerima kunjungan dari
kelompok 9. Begitu seterusnya hingga sampai ke kelompok 9 seperti alur pada gambar di atas. Dalam hal ini, sistem Two Stay Two Stray akan mendorong
siswa untuk saling membelajarkan dan saling mendukung satu sama lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, Riyanto 2010:277 mengungkapkan bahwa
sistem Dua Tinggal Dua Tamu mempunyai beberapa ciri khusus dalam pelaksanaannya, yaitu 1 dalam satu kelompok terdapat empat anggota; 2
diberikan tugas untuk bahan diskusi; 3 setelah selesai, dua siswa bertamu ke
18 kelompok lain; 4 dua siswa yang tinggal bertugas menginformasikan hasil
diskusi kepada tamu yang hadir di kelompoknya; 5 tamu kembali ke kelompok dan melaporkan hasil temuan dari kelompok lain.
d. Tahapan Pembelajaran Melalui Model Kooperatif Tipe Two Stay Two