38 kegiatan pembelajaran lainnya. Setiap anggota memiliki tugas masing
– masing yang harus dikuasi, baik itu anggota yang bertugas menjadi tamu tamu ataupun
yang bertugas melayani tamu. Siswa yang bertamu bertugas untuk mencari informasi baru ke kelompok lain yang nantinya disampaikan dalam kelompok
asal mereka, sedangkan anggota yang tinggal bertugas untuk melayani tamu yang berkunjung dengan menyampaikan penjelasan hasil diskusi yang
sebelumnya sudah dilakukan. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat membuat siswa aktif dalam beberapa kegiatan belajar
seperti, berani dalam menyampaikan pendapat, mengasah kemampuan berpikir dan berbicara, serta kegiatan belajar lainnya. Adanya peningkatan keaktifan
belajar siswa tersebut nantinya dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Beberapa penelitian relevan yang telah diuraikan sebelumnya, terbukti
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Maka, keaktifan dan hasil belajar
siswa kelas X TKJ A SMK Negeri 2 Klaten dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
Gambar 2. Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori, dan kerangka pikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
39 1.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan keaktifan belajar pada mata pelajaran Sistem Komputer
siswa kelas X TKJ A SMK Negeri 2 Klaten. 2.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar Sistem Komputer siswa kelas X TKJ A SMK
Negeri 2 Klaten.
40
BAB III METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN A.
Jenis dan Desan Penelitian
Penelitian “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Sistem Komputer
Siswa Kelas X TKJ A SMK Negeri 2 Klaten” ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas adalah
pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelas dengan menggunakan beberapa langkah, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan agar kinerja yang dimiliki guru dapat diperbaiki dan berdampak pada peningkatan hasil
belajar siswa. Penelitian ini dilakukan secara partisipatif dan kolaboratif. Partisipatif
berarti peneliti terlibat secara langsung dalam semua tahapan penelitian yang meliputi penentuan topik, perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan,
analisis, dan laporan penelitian. Sedangkan sifat kolaboratif yang dimaksud yaitu, penelitian ini melibatkan guru dan teman sejawat untuk membantu serta
mendukung proses pelaksanaan penelitian. Guru bertugas sebagai kolaborator dalam melaksanakan proses pembelajaran, sedangkan teman sejawat bertugas
ketika melakukan pengamatan agar kegiatan observasi lebih mudah, teliti, dan objektif.
Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain Kemmis Taggart yang terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklus terdapat empat
tahapan, yaitu tahap perencanaan palnning, tahap tindakan action, tahap pengamatan observing, dan tahap refleksi reflecting. Pada model ini tahap